Iran Bantah Klaim AS Soal Pertemuan Langsung yang Membahas Nuklir di Austria

Pada Mei 2018, mantan Presiden AS Donald Trump menarik Washington keluar dari kesepakatan nuklir Iran, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 21 Des 2021, 14:01 WIB
Diterbitkan 21 Des 2021, 14:01 WIB
Bendera Iran di luar gedung yang menampung reaktor fasilitas nuklir Bushehr di kota pelabuhan selatan Iran Bushehr pada tahun 2007 AFP / BEHROUZ MEHRI
Bendera Iran di luar gedung yang menampung reaktor fasilitas nuklir Bushehr di kota pelabuhan selatan Iran Bushehr pada tahun 2007 AFP / BEHROUZ MEHRI

Liputan6.com, Wina - Kementerian luar negeri Iran pada Senin (20/12) membantah klaim Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan bahwa ada pembicaraan langsung antara kedua negara selama beberapa bulan terakhir.

"Sejak awal negosiasi tentang kesepakatan nuklir 2015 di Wina, Iran tidak mengadakan pembicaraan langsung dengan Amerika Serikat," kata Saeed Khatibzadeh, juru bicara kementerian, dalam sebuah pidato pada konferensi pers mingguan.

Pada Jumat (17/12), Sullivan mengatakan kepada wartawan di Washington bahwa Amerika Serikat telah "berkomunikasi baik melalui Eropa dan langsung ke Iran."

"Iran telah menerima beberapa pesan tentang masalah negosiasi dalam bentuk tertulis dan tidak tertulis melalui mediator UE sejak dimulainya pembicaraan di Wina, yang jawabannya diberikan di tempat," kata Khatibzadeh, demikian dikutip dari laman Xinhua, Selasa (21/12/2021).

Pada Mei 2018, mantan Presiden AS Donald Trump menarik Washington keluar dari kesepakatan nuklir Iran, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan, dan menerapkan kembali sanksi sepihak terhadap Teheran dalam upaya untuk menuntaskan kesepakatan baru.

Sejak awal April tahun ini, perwakilan dari China, Prancis, Jerman, Rusia, Inggris dan Iran telah mengadakan tujuh putaran negosiasi di ibukota Austria.

Amerika Serikat terlibat secara tidak langsung, yang bertujuan untuk membawa AS kembali ke JCPOA dan mempersiapkan diri untuk implementasi penuhnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Negosiasi Intens

Presiden Iran Hassan Rouhani sedang meninjau program pengembangan nuklir negaranya (AFP Photo)
Presiden Iran Hassan Rouhani sedang meninjau program pengembangan nuklir negaranya (AFP Photo)

Pembicaraan telah masuk putaran ketujuh, terakhir dimulai pada 29 November dan berakhir pada Jumat (17/12).

"Hari ini, Kami memiliki dua teks baru yang disepakati, yang merupakan hasil negosiasi intens selama beberapa hari terakhir di ibukota Austria," kata Khatibzadeh.

"Teks baru telah memasukkan pandangan Iran dibandingkan dengan perjanjian sebelumnya. Kami sekarang memiliki teks yang menurutnya dapat melanjutkan pembicaraan di masa depan," tambahnya.

Mengenai pendekatan AS terhadap pembicaraan dan niatnya, juru bicara Iran mengatakan Washington telah menawarkan "tidak ada proposal atau teks nyata" kepada pihak lain, menempatkan "tanda tanya besar pada niat Amerika Serikat."

infografis Negara dengan Senjata Nuklir Terbesar

infografis Negara dengan Senjata Nuklir Terbesar
Negara dengan senjata nuklir terbesar
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya