Liputan6.com, Riyadh - Kementerian Kesehatan Arab Saudi berjanji tidak akan menerapkan lockdown ketat meski ada varian Omicron. Situasi pandemi COVID-19 disebut sudah berbeda saat ini.
Dilaporkan Saudi Gazette, Selasa (4/1/2022), jubir kemenkes Dr. Muhammad Al-Abdel Ali menjelaskan bahwa Arab Saudi telah mencatat kemajuan dalam melawan pandemi, terutama karena kesadaran masyarakat dan vaksin. Lockdown pun tidak menjadi opsi utama.
Advertisement
Baca Juga
Ia juga mencatat bahwa varian Omnicron memicu lonjakan mendadak di Arab Saudi. Akan tetapi, mayoritas infeksi terpantau dari pasien yang tidak disuntik vaksin COVID-19 dan belum menyelesaikan dosisnya.
Hal yang sedang dikhawatirkan Arab Saudi adalah kasus yang butuh perawatan rumah sakit.
"Ketakutan dan kekhawatiran terbesar saat ini adalah mereka yang gejala-gejalanya memerlukan masuk ke ICU dan tingkat kematian," ujar Dr. Al-Abdel Ali.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kasus COVID-19 di Arab Saudi
Berdasarkan data Kemenkes Arab Saudi, Selasa (4/1/2021), ada total 559 ribu kasus COVID-19 di Arab Saudi. Sebanyak 8.217 adalah kasus aktif.
Berikut lima daerah dengan kasus aktif COVID-19 tertinggi:
1. Ar Riyad: 1.818 kasus
2. Jeddah: 1.532
3. Makkah al Mukarramah: 1.486
4. Al Madinah al Munawwarah: 353
5. Al Hufuf: 291
Advertisement