Pak Tua hingga Angklung Meriahkan Roadshow Budaya dan Festival Imlek di Canberra

Acara festival ini dihadiri oleh masyarakat Canberra dan para pengunjung Café serta pusat perbelanjaan di wilayah Dickson, Canberra.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jan 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2022, 10:00 WIB
(kredit: KBRI Canberra)
(kredit: KBRI Canberra)

Liputan6.com, Canberra - Bertepatan dengan perayaan Festival Imlek di Canberra yang berlangsung tanggal 27 Januari-12 Februari 2022, Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya (Pensosbud) bersama Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra menggelar Roadshow Budaya. Kegiatan yang berlangsung di Woolley St Area wilayah Dickson, Canberra ini menampilkan tari topeng tua atau yang populer dengan sebutan tari pak tua.

Sebagaimana diketahui, tari topeng merupakan bagian dari tari tradisional Bali yang melegenda. Selama ini tari topeng di Bali memiliki dua fungsi, yaitu sebagai pertunjukan hiburan dan sebagai pelengkap dari upacara keagamaan. Tari topeng tua dapat digunakan untuk kedua fungsi tersebut. Di Bali sendiri tari pak tua sebagai pelengkap upacara keagamaan disebut tari werda lumaku.

Saat pertunjukan, sang penari berjalan mendekati penonton dan menari dengan gerakan yang lambat. Sesekali, sang penari menarik napas putus-putus seperti terengah-engah dan membuat gerakan membersihkan keringat dari topengnya dengan gaya yang lucu.

Lalu sang penari duduk sambil menatap kosong kelangit seakan-akan menggambarkan seorang lelaki tua yang sedang terkenang akan masa lalunya ketika masih muda.

Acara festival ini dihadiri oleh masyarakat Canberra dan para pengunjung Café serta pusat perbelanjaan di wilayah Dickson, Canberra, demikian seperti dikutip dari rilis yang dimuat Liputan6.com, Minggu (30/1/2022).

Mereka terlihat senang dan sangat menikmati tari pak tua yang lucu. Orang tua dan anak-anak bergembira dengan aktor pak tua yang diperankan oleh I Gede Ekariadia yang merupakan staf lokal bidang pendidikan dan kebudayaan di KBRI Canberra. Anak-anak, remaja dan orang tua pun tidak lupa berfoto bersama pak tua yang terihat khas dan ikonik.

Partisipasi KBRI dalam Acara Kebudayaan di Canberra

(kredit: KBRI Canberra)
(kredit: KBRI Canberra)

Menurut Kordinator Fungsi Pensosbud, Ghofar Ismail, acara ini merupakan bagian dari partisipasi KBRI dalam acara-acara kebudayaan di Canberra. “Setiap tahun baru imlek ada festival budaya di Canberra yang mengundang perwakilan dari berbagai negara yang ada di Canberra, jadi sangat penting untuk mengenalkan budaya Indonesia pada masyarakat Australia, khususnya di Canberra pada momen ini”, Ujar Ghofar.

Sementara Atdikbud KBRI Canberra, Mukhamad Najib, menjelaskan bahwa tujuan Roadshow Budaya di Canberra ini adalah untuk mengenalkan budaya Indonesia ditengah-tengah masyarakat yang multikultural.

“Kita memahami masyarakat Canberra ini bukan hanya terdiri dari warga Australia, tapi juga masyarakat dari berbagai belahan dunia, karena disini ibu kota negara dimana para diplomat dari berbagai negara berkumpul disini. Oleh karena itu sangat tepat jika kita mengenalkan budaya Indonesia disini, karena tidak hanya dinikmati oleh warga Australia, tapi juga masyarakat dunia”, jelas Najib.

Selain tari pak tua, roadshow budaya juga menampilkan workshop angklung yang dipimpin langsung oleh Rubby M. Al Burhan yang merupakan staf lokal KBRI Canberra. Instruktur yang merupakan orang sunda asli dan lulusan UPI Bandung ini mengajak penonton untuk bermain bersama. Para penonton yang berminat diberikan angklung dan bersama-sama mengikuti arahan instruktur.

Mereka sangat senang karena ternyata bermain angklung tidak sesulit yang mereka bayangkan sebelumnya. Warga Canberra bernama Lavanna Neal yang ikut bermain angkung mengaku kaget, karena dia baru tahu kalau memainkan angklung itu mudah.

Sementara Dickson Place Manager, Yana Young, mengungkapkan kegembiraannya bisa ikut merasakan bermain angklung bersama.

Melihat penerimaan dan antusiasme masyarakat Canberra, KBRI berencana untuk lebih sering lagi melakukan Roadshow budaya untuk mengenalkan kekayaan Indonesia.

"Kita memiliki ragam kekayaan budaya yang perlu dikenalkan pada dunia, saya pikir Roadshow budaya ini cukup efektif, karena kita mendatangi peserta dan bukan sebaliknya. Dengan melihat penerimaan yang ada saya tentu kegiatan ini harus dilanjutkan kedepan," tutup Najib.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya