Presiden Brasil Jair Bolsonaro Mengolok-olok Ukraina

Jair Bolsonaro menolak untuk mengutuk invasi Rusia dan pada Minggu kemarin ia mengatakan Brasil akan tetap "netral" dalam konflik.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 28 Feb 2022, 16:05 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2022, 16:05 WIB
Jair Bolsonaro, politikus Brasil yang dinilai memiliki sikap rasis seperti Presiden Donald Trump (AFP)
Jair Bolsonaro, politikus Brasil yang dinilai memiliki sikap rasis seperti Presiden Donald Trump (AFP)

Liputan6.com, Rio de Janeiro - Dalam konferensi pers pada Minggu (27/2), Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengejek Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Dikutip dari laman BBC, Senin (28/2/2022) ia mengatakan orang-orang di Ukraina telah menempatkan harapan mereka di tangan seorang komedian.

Jair Bolsonaro menolak untuk mengutuk invasi Rusia dan pada Minggu kemarin ia mengatakan Brasil akan tetap "netral" dalam konflik.

Ia juga menambahkan bahwa Brasil dan Rusia adalah "negara yang praktis bersaudara".

"Kami tidak akan memihak, kami akan terus bersikap netral, dan membantu dengan apa pun yang memungkinkan," kata Bolsonaro.

"Sebagian besar penduduk Ukraina berbicara bahasa Rusia."

Dia mengklaim juga mengadakan diskusi dua jam dengan Putin pada Minggu (28/2), tetapi kementerian luar negeri negara itu kemudian mengklarifikasi bahwa dia merujuk pada rencana kunjungannya ke Moskow awal bulan ini.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

China Minta Dunia Tak Terlalu Berat Menghukum Rusia

Para pengunjuk rasa di seluruh dunia berkumpul untuk mendukung Ukraina
Orang-orang memprotes Rusia setelah pasukan militer melancarkan serangan ke Ukraina, di Berlin, Jerman, Kamis (24/2/2022). Demonstran turun ke jalan di London, Tokyo, Paris dan banyak kota lain untuk memprotes invasi Rusia ke Ukraina. (AP Photo/Markus Schreiber)

Duta Besar China untuk PBB menyatakan keprihatinannya kepada Dewan Keamanan hari Jumat (25/2), sementara pasukan Rusia menyerbu Ukraina.

Namun, China juga memperingatkan negara-negara anggota lainnya agar jangan bertindak terlalu jauh dalam menghukum Rusia, sehingga justru semakin meningkatkan krisis, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Minggu (27/2/2022).

“Semua tindakan harus benar-benar kondusif untuk meredakan krisis, daripada menambahkan bahan bakar ke dalam kobaran api," kata Duta Besar Zhang Jun

"Jika tidak ditangani dengan benar dan diperlakukan dengan lapang hati dalam memberi tekanan dan menjatuhkan sanksi, itu hanya menyebabkan lebih banyak korban, kerugian harta benda, serta memperumit permasalahan dan mengacaukan situasi."

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya