Dino Patti Djalal: Indonesia Harus Berani Bilang Invasi Rusia Salah

Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal meminta Indonesia tegas dalam isu Rusia-Ukraina.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 28 Feb 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2022, 17:00 WIB
Menlu Retno Marsudi mendampingi Presiden Jokowi untuk hadir dalam World Economic Forum (WEF) 2020 secara virtual dari   Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu, 25 November 2020.
Menlu Retno Marsudi mendampingi Presiden Jokowi untuk hadir dalam World Economic Forum (WEF) 2020 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu, 25 November 2020. (Dok: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal, meminta agar pemerintah Indonesia mengambil sikap tegas untuk menolak invasi Rusia terhadap Ukraina. Tindakan unilateral Rusia dianggap sudah jelas melanggar hukum internasional. 

Dino mengaku bahwa Indonesia memang punya hubungan yang baik dengan Rusia, dan ia memahami kecematan Presiden Vladimir Putin terkait NATO, akan tetapi agresi Rusia adalah hal yang salah. 

"Terlepas dari semua hal ini Indonesia harus berani mengatakan bahwa serangan militer Rusia ke Ukraina itu salah. Saya ulangi: salah. Salah karena serangan ini adalah bentuk suatu agresi sepihak," ujar Dino Patti Djalal dalam video Sekretariat FPCI, dikutip Senin (28/2/2022). 

Perbatasan antara Rusia dan Ukraina pun sudah jelas di mata hukum internasional, dan integritas wilayah Ukraina telah dilanggar.

Dino berkata bahwa Indonesia memang memiliki posisi luar negeri yang bebas dan aktif, akan tetapi Indonesia juga harus mengambil sikap yang jelas terhadap agresi militer Rusia yang bertentangan dengan Piagam PBB hingga Dasasila Bandung.

"Ini adalah suatu agresi militer suatu negara berdaulat terhadap wilayah dan kedaulatan negara lain. Ini melanggar hukum internasional, ini melanggar Piagam PBB, dan ini juga bertentangan dengan semangat Dasasila Bandung," jelas Dino.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Masalah Separatisme

Presiden Rusia Vladimir Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin. (AFP)

Presiden Rusia Vladimir Putin telah berkali-kali mengganggu integritas wilayah negara-negara bekas Soviet dengan cara mendukung separatisme. Ini ia lakukan di Georgia dan Ukraina. 

Sebelum invasi Ukraina, Putin mengakui kedaulatan dua daerah separatis Ukraina: Donetsk dan Luhansk. 

Dino Patti Djalal berkata isu-isu tersebut juga harus disorot Indonesia, pasalnya tindakan separatisme bisa mengganggu stabilitas suatu negara. 

"Kalau gelombang separatisme etnis kemudian terjadi juga di berbagai negara lain, maka dunia akan kacau balau, maka akan berkobar perang dan goncangan di mana-mana," ujar Dino.

Terkait protes ke Rusia, Dino juga mengingatkan ada protes besar di Indonesia untuk menolak serangan AS ke timur tengah, meski saat itu Indonesia juga punya hubungan yang baik dengan Amerika Serikat. 

"Hubungan Indonesia dengan Rusia yang baik jangan membuat Indonesia sungkan menyatakan apa yang benar, dan apa yang salah, apapun risikonya," ucap Dino Patti Djalal.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya