Kondisi Kelompok Disabilitas Kian Mengenaskan Usai Invasi Rusia ke Ukraina

Kondisi kelompok disabilitas menjadi memprihatinkan setelah adanya invasi Rusia ke Ukraina.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 04 Mar 2022, 08:02 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2022, 08:02 WIB
Rusia Bombardir Kota Terbesar Kedua di Ukraina
Pandangan umum menunjukkan balai kota Kharkiv yang rusak dan hancur akibat penembakan pasukan Rusia pada 1 Maret 2022. Alun-alun pusat kota terbesar kedua Ukraina, Kharkiv, ditembaki oleh pasukan Rusia -- menghantam gedung pemerintahan lokal -- kata gubernur Oleg Sinegubov. (Sergey BOBOK / AFP)

Liputan6.com, Kiev - Sejumlah orang dari sekitar satu juta korban yang telah melarikan diri dari perang Rusia yang menghancurkan di Ukraina termasuk di antara masyarakat yang paling rentan. Mereka tidak dapat memutuskan sendiri untuk melarikan diri dan membutuhkan bantuan hati-hati untuk melakukan perjalanan ke tempat yang aman.

Di Kota Zahony, Hungaria, Rabu (2 Maret), lebih dari 200 penyandang disabilitas Ukraina — penghuni dua panti jompo di ibu kota Ukraina, Kiev — terpaksa turun ke angin dingin di peron stasiun kereta api setelah melarikan diri dari kekerasan yang mencengkeram Ukraina. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (3/3/2022).

Para pengungsi, banyak dari mereka anak-anak, memiliki cacat mental dan fisik yang serius, dan dievakuasi dari fasilitas perawatan mereka setelah serangan Rusia di ibu kota meningkat.

“Tidak aman untuk tinggal di sana, ada roket, mereka menembaki Kiev,” kata Larissa Leonidovna, direktur panti asuhan Svyatoshinksy di Kiev. 

“Kami menghabiskan lebih dari satu jam di bawah tanah selama pengeboman.”

Serangan intensif Rusia di Ukraina telah memaksa 1 juta orang untuk pergi dalam apa yang diprediksi oleh seorang pejabat PBB bisa menjadi "krisis pengungsi terbesar di Eropa abad ini".

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Upaya Menyelamatkan Diri

Isi Pesan Terakhir Tentara Rusia Jelang Kematian yang Dibacakan Dubes Ukraina di Majelis Umum PBB
Foto mobil pengangkut personel tentara Rusia terbakar di Kharkiv, Ukraina, yang diambil pada 27 Februari 2022. (dok. Sergey BOBOK/ AFP)

Lebih dari separuh pengungsi — hampir 454.000 — telah pergi ke Polandia, sementara lebih dari 116.300 telah memasuki Hongaria dan lebih dari 79.300 telah menyeberang ke Moldova, menurut angka sebelumnya. 67.000 lainnya telah melarikan diri ke Slovakia, dan sekitar 69.000 telah pergi ke negara-negara Eropa lainnya.

Sementara banyak dari mereka yang melarikan diri adalah orang dewasa yang berbadan sehat, memilih untuk berani melakukan perjalanan panjang dan terkadang berbahaya untuk membawa diri mereka dan keluarga mereka ke tempat yang aman, yang lain bergantung pada belas kasihan pengasuh mereka untuk menyelamatkan mereka dari bahaya.

"Anak-anak ini membutuhkan banyak perhatian, mereka memiliki penyakit dan membutuhkan perawatan khusus," kata Leonidovna, direktur panti asuhan Kiev.

Pindah dari kereta dalam kelompok 30 orang, anak-anak — juga dari panti asuhan Darnytskyy di Kiev — dikawal ke bus yang menunggu untuk membawa mereka ke Opole, Polandia, di mana mereka akan ditempatkan dan menerima perawatan lebih lanjut.

"Ada 216 orang seluruhnya, anak-anak beserta pendamping mereka," kata Viktoria Mikolayivna, wakil direktur rumah Darnytskyy.

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina:

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya