Liputan6.com, Moskow - Hampir 4.000 orang telah ditahan pada protes anti-perang di seluruh Rusia pada hari Minggu, menurut laporna kelompok hak asasi dan pihak berwenang Rusia.
Dilansir BBC, Senin (7/1/2022), sekitar 1.700 orang ditahan di Moskow saja, lapor kantor berita RIA, mengutip kementerian dalam negeri.
Baca Juga
Kelompok hak asasi OVD-Info mengatakan penahanan terjadi di 53 kota.
Advertisement
Meskipun protes semakin dibatasi dalam beberapa tahun terakhir, banyak demonstrasi telah terjadi di seluruh Rusia sejak invasi. Dalam 11 hari terakhir, lebih dari 10.000 orang telah ditahan dalam protes, kata OVD-Info.
"Sekrup sedang dikencangkan sepenuhnya - pada dasarnya kita menyaksikan sensor militer," Maria Kuznetsova, juru bicara OVD-Info, mengatakan kepada kantor berita Reuters dari Tbilisi di Georgia.
"Kami melihat protes yang cukup besar hari ini - bahkan di kota-kota Siberia, di mana kami jarang melihat jumlah penangkapan seperti itu."
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Menentang Invasi
Awal pekan ini, kritikus pemerintah Alexei Navalny - yang dipenjara atas tuduhan penipuan - menyerukan demonstrasi harian menentang invasi, dengan mengatakan Rusia seharusnya tidak menjadi "negara pengecut yang ketakutan".
Namun, sejumlah undang-undang baru telah mempersulit protes di Rusia dalam beberapa tahun terakhir, kata kelompok hak asasi manusia.
"Meskipun undang-undang Rusia secara eksplisit menghindari penggunaan istilah seperti 'izin' atau 'larangan'... secara efektif mengharuskan penyelenggara untuk meminta otorisasi untuk majelis mereka," kata Amnesty International.
Menurut kelompok hak asasi manusia Rusia OVD-Info - yang didirikan pada 2011 - lebih dari 2.500 orang ditahan di seluruh Rusia pada hari Minggu.
Advertisement