Dubes Ukraina: Umat Muslim Ikut Lawan Invasi Presiden Rusia Vladimir Putin

Dubes Ukraina di Indonesia berkata umat Muslim di negaranya ikut berjuang melawan invasi Presiden Rusia Vladimir Putin.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 08 Mar 2022, 16:27 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2022, 16:00 WIB
Aksi Solidaritas untuk Rakyat Ukraina di Depan Kedubes Rusia
Masyarakat dari "Solidaritas untuk Rakyat Ukraina" melakukan unjuk rasa di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Rusia, Jakarta, Jumat (4/3/2022). Mereka menyerukan kepada Dubes Rusia di Indonesia untuk bersuara menghentikan serangan yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Ukraina Vasyl Hamianin masih terus meminta dukungan dari Indonesia. Invasi Rusia disebut juga merugikan umat Muslim yang berada di Ukraina. 

Presiden Rusia Vladimir Putin disebut Ukraina sebagai seorang "pembunuh". 

"Saya sangat berharap kita memahami bahwa saudara-saudari Muslim, mungkin saat ini juga, sedang mati terbunuh oleh karena serangan Rusia? Dan bahwa para pejuang Muslim Ukraina dengan berani bergabung dengan barisan Tentara Ukraina untuk membela Ukraina," ujar Dubes Vasyl Hamianin dalam pernyataannya di Facebook, dikutip Selasa (8/3/2022). 

Dubes Vasyl Hamiani berkata negaranya sedang mengumpulkan ribuan bukti dokumentasi agar bisa dijadikan barang bukti di Mahkaman Internasional di Den Haag, Belanda.

Ia pun mengajak agar Indonesia bisa angkat suara terhadap agresi Rusia. Dubes Hamiani berkata negara-negara yang netral kelak akan malu ketika perang berakhir. 

"Apakah Indonesia siap merasa malu? Apakah Indonesia siap kedudukannya sebagai pemimpin global dan regional tercoreng hanya demi sentimen terhadap Uni Soviet dan persahabatan di masa lalu? Apakah Indonesia siap?" tanya Dubes Ukraina. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Rusia Rilis Daftar Negara Tak Bersahabat

Pasukan Pertahanan Ukraina menikah di pos pemeriksaan Kiev di tengah perang
Anggota Pasukan Pertahanan Teritorial Ukraina memegang bunga selama upacara pernikahan untuk Lesia Ivashchenko dan Valerii Fylymonov di pos pemeriksaan di Kiev, 6 Maret 2022. Kedunya menikah dengan upacara seadanya yang dilakukan korps mereka di tengah invasi Rusia. (AP/Efrem Lukatsky)

Daftar negara asing yang dianggap Rusia telah melakukan "tindakan tidak bersahabat" terhadap "Rusia, perusahaan dan warga Rusia" diterbitkan di situs web pemerintah Rusia pada Senin (7/3).

Dilansir dari laman Jerusalem Post, Selasa (8/3/2022), negara, organisasi internasional, dan wilayah yang dianggap "tidak bersahabat" meliputi: Australia, Albania, Andorra, Inggris Raya, termasuk Jersey, Anguilla, Kepulauan Virgin Britania Raya, Gibraltar, negara anggota Uni Eropa, Islandia, Kanada, Liechtenstein, Mikronesia, Monaco, Selandia Baru, Norwegia, Republik Korea, San Marino, Makedonia Utara, Singapura, AS, Taiwan, Ukraina, Montenegro, Swiss, Jepang.

Rusia mencantumkan Taiwan sebagai bagian dari China.

Hal tersebut berarti bahwa warga negara dan perusahaan Rusia harus mengajukan izin khusus untuk berurusan dengan entitas asing yang "tidak bersahabat".

Dalam daftar tersebut tak ada Indonesia.


Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer

Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya