Rantai Pasokan Makanan di Ukraina Lumpuh, Stok Habis di Kota Mariupol

Seorang pejabat Program Pangan Dunia (WFP) pada Jumat mengatakan bahwa rantai pasokan makanan di Ukraina lumpuh.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Mar 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2022, 11:00 WIB
Potret Perjuangan Pemadam Kebakaran Ukraina
Petugas pemadam kebakaran dan tentara Ukraina mencari warga untuk dievakuasi di sebuah gedung apartemen setelah terkena tembakan artileri di Kyiv, Ukraina (14/3/2022). (AP Photo/Vadim Ghirda)

Liputan6.com, Kiev - Seorang pejabat Program Pangan Dunia (WFP) pada Jumat mengatakan bahwa rantai pasokan makanan di Ukraina lumpuh karena sebagian infrastruktur hancur dan banyak toko kelontong serta gudang kosong.

"Persediaan makanan negara tersebut berantakan. Arus masuk barang melambat karena situasi yang tidak aman dan keengganan para sopir," kata Koordinator Darurat WFP untuk krisis Ukraina Jakob Kern saat konferensi pers di Jenewa melalui tautan video dari Polandia.

Ia juga menyampaikan keprihatinan seputar situasi di "kota-kota yang dikepung" seperti Mariupol, di mana persediaan makanan dan air habis dan konvoi WFP tidak mendapat akses masuk ke kota tersebut, Reuters mewartakan sebagaimana dikutip dari Antara, Sabtu (19/3/2022).

WFP membeli hampir separuh pasokan gandum mereka dari Ukraina. Kern mengatakan krisis di sana sejak invasi Rusia 24 Februari membuat harga pangan melambung.

"Dengan harga pangan global mencapai tingkat tertinggi sepanjang masa, WFP juga prihatin dengan dampak krisis Ukraina terhadap ketahanan pangan dunia, apalagi di tempat-tempat yang rawan kelaparan," katanya, seraya memperingatkan "kelaparan serupa" di tempat lain.

Dana Tambahan WFP

Korban Perang Ukraina Terlihat dalam Gambar dan Air Mata
Kendaraan yang rusak duduk di antara puing-puing dan di pusat kota Kharkiv di Ukraina, Rabu, 16 Maret 2022. Invasi Rusia ke Ukraina memasuki hari ke-21. Berbagai upaya negosiasi menuju kompromi telah dilakukan demi menuju perdamaian di antara kedua belah pihak. (AP Photo/Pavel Dorogoy)

WFP mengeluarkan dana tambahan 71 juta dolar AS (sekitar Rp1 triliun) per bulan untuk pangan tahun ini akibat inflasi dan krisis Ukraina, katanya. Dia menambahkan bahwa jumlah itu akan mencakup persediaan makanan untuk 4 juta orang.

"Kami mengganti pemasok sekarang namun itu berdampak pada harga," katanya.

"Semakin jauh Anda membeli, semakin mahal harganya."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya