22 Maret 1945: Sejarah Cikal Bakal Liga Arab Terbentuk

Hari ini pada tahun 1945, tercatat sejarah sebagai momen pertemuan perwakilan negara Arab. Cikal bakal terbentuknya Liga Arab.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 22 Mar 2022, 06:00 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2022, 06:00 WIB
Bendera Liga Arab (Wikimedia / Creative Commons)
Bendera Liga Arab (Wikimedia / Creative Commons)

Liputan6.com, Kairo - Hari ini pada tahun 1945, tercatat sejarah sebagai momen pertemuan perwakilan dari Mesir, Suriah, Lebanon, Transyordania (Yordania dan Palestina), Arab Saudi, Irak, dan Yaman di Kairo untuk mendirikan Liga Arab. Sebuah organisasi regional negara-negara Arab.

Dibentuk untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan, menyelesaikan perselisihan antara anggotanya, dan mengkoordinasikan tujuan politik.

Mengutip History.com, anggota Liga Arab kemudian membentuk dewan, dengan masing-masing negara menerima satu suara. 15 negara Arab lainnya akhirnya bergabung dengan organisasi tersebut, yang mendirikan pasar bersama pada tahun 1965.

Situs Famous Daily menyebut, Uni Soviet memiliki Blok Timur. Sementara Barat saat itu akan segera memiliki NATO. Dan apa yang dimiliki negara-negara Timur Tengah, yang tiba-tiba menjadi pusat perhatian dunia untuk dua pertiga minyak dunia di bawah pasir mereka?

Jawabannya, mereka membentuk Liga Arab.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Didukung Inggris

Ilustrasi Bendera Inggris
Ilustrasi (iStock)

Menurut situs Famous Daily, awalnya Liga Arab itu adalah ciptaan Inggris, yang menguasai sebagian besar bagian dunia sampai awal Perang Dunia II: sebagai imbalan atas bantuan pan-Arab selama perang, Inggris berjanji untuk mensponsori persatuan negara-negara Arab.

Lalu pada 22 Maret 1945, Inggris menepati janjinya: perwakilan resmi dari Mesir, Irak, Lebanon, Yaman Utara, Arab Saudi, Transyordania (Yordania dan Palestina) menandatangani pakta pembentukan Liga Arab. Tujuan yang mereka nyatakan adalah untuk "mempererat hubungan antara negara-negara anggota dan mengoordinasikan kolaborasi di antara mereka, [dan] untuk menjaga kemerdekaan dan kedaulatan mereka."

Organisasi tersebut tumbuh menjadi kekuatannya sendiri pada tahun pascaperang, hingga statusnya sekarang sebagai penengah konflik politik di wilayah tersebut.

Liga Arab juga sempat mengirim pasukan pemantau ke Suriah untuk mengakhiri pertumpahan darah antara pasukan pemerintah dan warga sipil, tetapi ketika kekerasan gagal berhenti atau bahkan tenang, Liga Arab menarik pemantaunya, menyebabkan Suriah kehilangan bagian penting dari legitimasi internasionalnya. 

Infografis Jangan Remehkan Cara Pakai Masker

Infografis Jangan Remehkan Cara Pakai Masker
Infografis Jangan Remehkan Cara Pakai Masker (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya