Liputan6.com, Yerusalem - Yordania pada Minggu (17/4) menyatakan bahwa Israel memikul tanggung jawab penuh atas "dampak serius" dari ketegangan yang meningkat di kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem.
Hal ini disampaikan dalam sebuah pernyataan oleh kementerian luar negeri, demikian dikutip dari laman Xinhua, Senin (18/4/2022).
Langkah berkelanjutan Israel untuk mengubah status quo sejarah dan hukum Masjid Al Aqsa merupakan pelanggaran berbahaya terhadap hukum internasional.
Advertisement
Baca Juga
Disebutan ada aktivitas merusak semua upaya untuk mempertahankan gencatan senjata guna melangsungkan perdamaian dan keamanan regional, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Haitham Abu Al-Foul.
Mengutuk Israel karena menyerang Masjid Al Aqsa dan mengusir jamaah dari masjid, Al-Foul mendesak masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawabnya dan mengambil tindakan segera untuk menekan Israel menghentikan praktik semacam itu.
Kompleks Masjid Al Aqsa adalah situs suci bagi umat Islam dan Yahudi. Masjid tersebut saat ini berada di bawah pengawasan keluarga kerajaan Yordania.
Raja Abdullah II dari Yordania meminta Israel untk menghentikan tindakan provokatif yang bisa menambah ketegangan yang terjadi. Usai bentrokan pada Jumat pekan lalu, kerusuhan antara pihak Palestina dan Israel kembali bentrok pada hari Minggu kemarin.
Dilaporkan Arab News, ada hampir 20 orang yang terluka pada insiden Minggu di sejumlah area di dekat Masjid Al-Aqsa. Bulan Sabit Merah Palestina berkata setidaknya ada lima orang yang harus dibawa ke rumah sakit.
Total terluka pada insiden di Masjid Al-Aqsa pada Jumat lalu juga naik menjadi lebih dari 170 orang. Insiden itu terjadi ketika warga Muslim sedang puasa Ramadhan dan warga Yahudi melakukan festival Passover.
Pejabat-pejabat Palestina menuduh Israel mencoba membagi-bagi lokasi suci yang sensitif.
Diprediksi situasi masih tegang pekan ini karena grup Yahudi ekstrimis terus meneriakan slogan "Passover ini di Masjid Al-Aqsa". Pihak Palestina menyebut bentrokan pada Minggu pagi kemarin terjadi karena sekitar 228 Yahudi ekstrimis menerobos halaman Masjid Al-Aqsa. Sejumlah orang terluka dan ditahan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
MUI Kutuk Penyerangan Aparat Israel ke Masjid Al Aqsa
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk keras tindakan kekerasan dan penyerangan yang dilakukan oleh aparat Israel terhadap jemaah muslim yang melaksanakan ibadah di Masjid Al Aqsa pada Jumat, 15 April 2022 kemarin.
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim menyatakan, penyerangan terhadap umat muslim Palestina di Masjid Al Aqsa saat sedang beribadah itu menunjukkan bahwa Israel memang dikuasai para penjahat kemanusiaan.
“Tindakan ini semakin meyakinkan kita semua bahwa negara ini memang dipimpin oleh para penjahat kemanusiaan dan tidak beradab. Hanya penjahat lah yang melakukan tindakan-tindakan seperti itu karena mereka memang tidak memiliki akal sehat dan nurani,” ujar Sudarnoto melalui pernyataan tertulis di Jakarta, Sabtu (16/4).
Seperti yang dilakukan pada penghujung Ramadhan tahun lalu, Sudarnoto mengatakan, aparat Zionis Israel telah menista dan menghina Masjid Al Aqsa yang seharusnya dilindungi.
“Aparat Zionis Israel merusak suasana keagamaan, melakukan tindakan kekerasan kepada umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah dan sekaligus merusak, menginjak-injak dan menghancurkan kemanusiaan,” kata Sudarnoto.
Guru besar sejarah kebudayaan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengatakan, semua tindakan kejahatan yang dilakukan Israel tidak bisa diterima oleh akal sehat dan nurani. Tindakan tersebut bertentangan dengan ajaran agama apa pun dan melanggar hukum, termasuk hukum internasional.
“Umat Islam Indonesia khususnya mengutuk tindakan brutal aparat Israel ini,” kata Sudarnoto, seperti dikutip dari Antara.
Advertisement
AS Minta Palestina dan Israel Jangan Provokatif
Sebelumnya dilaporkan, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat meminta agar tidak ada provokasi usai terjadinya bentrokan antara polisi Israel dan warga Palestina di Masjid Al-Aqsa, Jumat (15/4). Kabar sejauh ini, warga Palestina disebut melakukan aksi pelemparan, sehingga polisi bergerak ke arah masjid. Lebih dari 150 orang Palestina terluka akibat bentrokan ini dan ratusan lainnya ditahan.
Juru bicara Kemlu AS, Ned Price, berkata perlunya semua pihak untuk menahan diri, serta menghindari retorika provokatif.
"Amerika Serikat sangatlah khawatir kepada kekerasan di Yerusalem hari ini di Haram al-Sharif/Temple Mount. Kami meminta semua pihak untuk menahan diri, menghindari aksi dan retorika provokatif, dan menjaga status quo bersejarah di Haram al-Sharif/Temple Mount," ujar Ned Price, dilansir situs state.gov, Sabtu (16/4).
"Kami mendorong para pejabat Palestina dan Israel untuk bekerja secara kooperatif untuk meredakan ketegangan dan memastikan keamanan semua pihak," lanjut Ned Price.
Pihak Kemlu AS juga mengaku memantau situasi ini dengan lekat, serta berkomunikasi dengan pejabat Israel dan Palestina untuk meredakan ketegangan yang terjadi.
DW.com menyebut bahwa ada sekitar 400 warga Palestina yang ditahan. Pihak Israel polisi mengaku terpaksa masuk ke area masjid untuk mencari batu-batuan yang dipakai sebagai senjata. Warga Palestina juga menggunakan kembang api, sementara polisi Israel memakai gas air mata dan granat kejut.
Sejumlah polisi Israel dilaporkan terluka karena lemparan batu yang terjadi. Namun, pihak polisi Israel mengaku tidak masuk ke dalam masjid.
Reaksi Pemerintah Indonesia
Pemerintah Indonesia mengecam keras aksi kekerasan bersenjata aparat keamanan Israel terhadap warga Palestina di kompleks Masjid Al Aqsa pada 15 April 2022 yang memakan korban jiwa dan luka-luka.
Hal itu disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri RI dalam akun Twitter resmi pada 16 April 2022.
"Tindakan kekerasan terhadap warga sipil tersebut tidak dapat dibenarkan dan harus segera dihentikan, apalagi dilakukan di tempat ibadah Masjid Al Aqsa di bulan suci Ramadan," jelas @Kemlu_RI, dikutip pada Sabtu (16/4/2022).
Sedikitnya 152 warga Palestina terluka dalam peristiwa bentrokan dengan polisi Israel di kompleks masjid Al Aqsa Yerusalem, kata organisasi Bulan Sabit Merah Palestina. Hal itu terjadi pada pekan kedua bulan suci Ramadan.
Pasukan keamanan Israel telah bersiaga tingkat tinggi setelah terjadinya serangkaian serangan jalanan yang dilakukan warga Arab di seluruh negeri selama dua minggu terakhir. Konfrontasi di situs suci Yerusalem membawa risiko memicu kembali ke konflik yang lebih luas antara Israel dan Palestina.
Dalam sebuah pernyataan, polisi Israel mengatakan setelah melaksanakan salat subuh, ratusan warga Palestina melemparkan petasan dan batu ke arah pasukan mereka dan ke arah tempat berdoa umat Yahudi di Tembok Barat di Kota Tua Yerusalem.
Polisi memasuki kompleks Al Aqsa untuk "membubarkan dan mendorong kembali (kerumunan dan) memungkinkan jamaah lainnya meninggalkan tempat itu dengan aman", katanya, menambahkan bahwa tiga petugas terluka dalam bentrokan tersebut.
Video Reuters menunjukkan petugas, beberapa dengan perlengkapan anti huru hara, mengejar sejumlah kecil orang setelah sebagian besar massa telah pergi, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia.
Advertisement