Liputan6.com, Jakarta - Bill Blair, Presiden dari the Queen’s Privy Council dan Menteri Tanggap Darurat Kanada mengikuti konferensi pengurangan risiko bencana atau Global Platform for Disaster Risk Reduction ke-7 (GP2022).
Seiring pentingnya peristiwa terkait tanggap darurat sejak Global Platform terakhir di tahun 2019, diskusi fokus padapembelajaran penanganan COVID-19 serta langkah ke depannya dalam mempersiapkan dan beradaptasi dengan meningkatnya bencana alam dan cuaca ekstrim sebagai akibat dariperubahan iklim.
Advertisement
Baca Juga
Kanada secara resmi mengusung Kerangka Kerja Sendai melalui the Emergency Management Strategy for Canada: Towards a Resilient 2030 yang akan membantu peningkatan pemahaman terkait risiko bencana, memperkuat kerangka kerja tanggap darurat serta membangun bukti untuk investasi yang ditargetkan dalam pengurangan risiko bencana (PRB).
Pada Global Platform, Kanada menekankan pendekatan saling terhubung dalam rangka adaptasi perubahan iklim di Kanada, termasuk pembaruan tentang pengembangan National Adaptation Strategy pertama kami dan National Risk Profile yang akan meningkatkan kesiapan untuk risiko bencana serta memberikan informasi mengenai perencanaan bersama dengan mitra dari Canadian emergency management.
Berangkat dari tema Moving from Risk to Resilience, Kanada turut menyoroti investasi utama yang akan meningkatkan usaha tanggap darurat, termasuk melalui Program Tenaga Kerja Kemanusiaan yang akan membantu peningkatan kapasitas kami untuk menanggapi permintaan bantuan federal dari provinsi dan wilayah.
Inti dari pekerjaan ini adalah kemitraan dengan semua sektor, baik di Kanada maupun di seluruh dunia.
"Kami terus mengejar pendekatan kolaboratif dan whole-of-society untuk PRB ini. Menteri Bill Blair mengangkat beberapa cara inovatif Kanada berkolaborasi dengan mitra di seluruh negeri, termasuk melalui British Columbia-Canada Joint Committee to Address Extreme Weather and Climate Resilience setelah banjir bandang di British Columbia pada bulan November tahun lalu," demikian dituliskan dalam rilis yang diterima Liputan6.com dari Kedubes Kanada, Kamis (2/6/2022).
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perayaan Hubungan Bilateral RI-Kanada
Menteri Blair berpartisipasi dalam dua Ministerial Roundtables serta sesi pleno dan dialog tingkattinggi. Ia bergabung dengan Wakil Direktur Tanggap Darurat Yayasan Bill & Melinda Gates, Valerie Nkamgang Bemo; Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO, Dr. Mike Ryan; Sekretaris Jenderal, Federasi Palang Merah Internasional, Jagar Chapagain; Wakil Menteri TataKelola Koperasi dan Urusan Tradisional Afrika Selatan, Thembisile Nkadimeng; dan perwakilan dari Asosiasi Perempuan Disabilitas Indigenous Nasional dan Himalaya dan National (NIDWAN), Pratima Gurung, sebagai panelis dalam sesi bertajuk: Learning from COVID-19: Social andEconomic Recovery for All.
Ia juga bertemu dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Mayor Jenderal Suharyanto, dan keduanya bertukar pikiran tentang prioritas terkait PRB dan manajemen kedaruratan.
Tahun ini merupakan tahun bersejarah bagi kedua negara, seiring perayaan 70 hubungan bilateral Kanada dan Indonesia.
"Kami berharap dapat melanjutkan hubungan kuat kami di bawah Canada-Indonesia Plan of Action yang baru ditandatangani."
"Rencana kerja tersebut termasuk menjajaki peluang untuk berkolaborasi dalam bidang bantuan kemanusiaan dan tanggap bencana."
Advertisement
Peran ASEAN-Kanada
Sejalan dengan pemahaman bahwa Asia Tenggara merupakan wilayah yang secara signifikan terkena dampak bencana alam, Menteri Blair berbicara dengan Sekretaris Jenderal Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Y.M. Dato Lim Jock Hoi dan Direktur Eksekutif PusatKoordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan (AHA Centre), Lee Yam Ming, untuk membahas prioritas manajemen kedaruratan di kawasan dan bagaimana dukungan Kanada senilai 2 jutadolar Kanada dapat lebih memperkuat kapasitas AHA Centre dalam tanggap darurat.
Kanada berkomitmen pada ASEAN serta kemampuannya untuk mempromosikan stabilitas dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik yang ditandai dengan 45 tahun kemitraan pada tahun ini
Pengurangan risiko bencana dan bagian integral dari manajemen kedaruratan adalah komponen inti dari diskusi dengan Presiden Majelis Umum PBB, Abdullah Shahid.
Pertemuan dengan Utusan Khusus PBB dari Sekretaris Jenderal untuk Pengurangan Risiko Bencana, Mami Mizutori,merupakan kesempatan untuk mengambil pelajaran dari keberhasilan dialog minggu ini dan menegaskan kembali komitmen Kanada dalam mengambil bagian dari ketahanan global.
Percakapan tentang pentingnya kesetaraan gender dan kepemimpinan perempuan dalam perencanaan PRB dan manajemen kedaruratan dipusatkan secara menonjol dalam diskusi dengan Direktur Regional Wanita PBB untuk Asia dan Pasifik, Sarah Knibbs.
Upaya Pengurangan Risiko Bencana
Sementara itu pertemuan dengan Kepala Delegasi Afrika Selatan, Wakil Menteri Tata Kelola Koperasi dan Urusan Tradisional, Thembisile Nkadimeng, adalah kesempatan untuk membahas prioritas bersama tentang pengurangan risiko bencana dan manajemen kedaruratan untuk kedua negara.
Menteri Blair juga bertemu dengan Kepala Delegasi dari Australia, Bangladesh, Jepang, Prancis,Afrika Selatan, Inggris, dan Amerika Serikat di sela-sela konferensi. Percakapan ini berfokus pada prioritas bersama untuk pengurangan risiko bencana dan peluang untuk kolaborasi.
Seiring berakhirnya Global Platform tahun ini, momentum dari upaya global untuk menggeser risiko menjadi ketahanan bencana sudah menuju ke arah yang nyata dengan perwujudan komitmen di bawah Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana yang berada di titik tengah.
Pertemuan tersebut juga merupakan kesempatan penting untuk pencatatan kemajuan hingga saat ini dan mulai merencanakan masa depan PRB. Pemerintah Kanada berharap untuk terlibat sepenuhnya dalam tinjauan jangka menengah mendatang dari Kerangka Kerja Sendai
Advertisement