Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 80 pelajar dari seluruh Indonesia berhasil menyelesaikan program beasiswa pertukaran pelajar dari YES Program dari Kedutaan Besar Amerika Serikat. Program AS memilih para pelajar yang dinilai memiliki kemampuan kepemimpinan, akademik, dan komunikasi yang baik.
YES Program ini berhasil menjangkau anak-anak di berbagai luar Pulau Jawa, termasuk di Jayapura, Kupang, Manado, Ternate, Palangkaraya, hingga Tanjung Selor di Kalimantan Utara.
Advertisement
Baca Juga
"Program ini sangat berarti karena koneksi yang kalian buat dengan Amerika, warga Amerika, dan institusi Amerika, memberikan fondasi untuk kemitraan strategis antara AS dan Indonesia," ujar Duta Besar AS untuk Indonesia, Sung Y. Kim (Kim Sung-yong) pada acara penyambutan di Jakarta Pusat, Jumat (10/6/2022).
Para pelajar itu berada di AS selama 10 bulan. Mereka benar-benar baru tiba di Indonesia ketika menghadiri acara penyambutan oleh Kedutaan Besar AS dan masih membawa koper. Meski begitu, mereka masih antusias saat menampilkan pertunjukkan medley lagu daerah serta tarian.
"Mereka adalah rock star," ujar Mary Trechock, Assistant Cultural Attache Officer di Kedubes AS.
Trechock mengungkap ada 9.000 pendaftar YES Program pada periode 2021/2022. Pihak Kedubes AS bersama mitranya memeriksa syarat-syarat dokumen dahulu sebelum lanjut melakukan wawancara.
Diharapkan para alumni YES Program ini bisa menjadi pemimpin-pemimpin masa depan, sebab itulah kualitas yang dicari oleh Kedubes AS.
"Kami mencari pemimpin-pemimpin masa depan dari Indonesia. Ini adalah program yang sangat luar biasa, dan kami ingin memastikan kami mendapatkan murid-murid yang paling luar biasa untuk bergabung. Jadi kita mencari murid yang memiliki kualitas kepemimpinan yang sangat independen yang kami pikir bisa mengakomodasi atau beradaptasi pada kehidupan di Amerika Serikat," jelas Trechock.
"Kami juga mencari murid-murid yang pintar, yang punya nilai bagus, kami pikir mereka akan berhasil dengan baik secara akademis di Amerika Serikat, dan juga punya kemampuan Bahasa Inggris untuk berpartisipasi pada kehidupan SMA negeri di Amerika Serikat," pungkas Trechock.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Acara Reorientasi
Acara penyambutan ini mendahului program reorientasi para pelajar yang berlangsung pada tanggal 10-12 Juni 2022. Reorientasi itu bertujuan untuk memberikan persiapan dan pembekalan siswa sebelum kembali ke lingkungan masing-masing.
Para peserta program ini adalah remaja-remaja usia SMA. Ada 40 negara yang ikut program ini, termasuk Indonesia.
Para pelajar tinggal bersama host family di Amerika Serikat. Selain belajar, mereka melakukan kegiatan sosial bersama komunitas di lingkungan rumah, sekolah, hingga tempat ibadah.
Kedubes AS berharap peserta program YES dari Indonesia dapat meningkatkan persahabatan dan pengertian antara AS dan Indonesia.
Program ini telah berjalan di Indonesia sejak tahun 2003 dan sudah ada sekitar 1.500 pelajar sekolah umum, pelajar, maupun pesantren dari seluruh Indonesia yang mengikuti program ini.
Kedubes AS juga berusaha agar program ini inklusif dan membuka kesempatan bagi pelajar yang memiliki keterbatasan fisik (tunanetra, tunarungu, tunawicara, dan tunadaksa.
Selain menerima pelajar Indonesia ke AS, program ini juga berlangsung sebaliknya. Para pelajar dari AS juga bisa untuk datang ke Indonesia dan mengikuti kegiatan-kegiatan masyarakat setempat.
Advertisement
Beasiswa Dalam Negeri
Di dalam negeri, pemerintah juga sedang gencar melakukan sosialisasi program Beasiswa Indonesia Maju (BIM).
“Terobosan beasiswa pendidikan Indonesia dilakukan Kemendikbudristek bersama LPDP untuk mendobrak batasan-batasan dalam program beasiswa yang ada sebelumnya," ungkap Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, dalam sambutan peluncuran BIM secara virtual seperti dikutip dari laman indonesia.go.id, Senin (30/5/2022).
Bagi yang belum tahu, BIM merupakan bagian dari manajemen talenta nasional untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing. Program BIM terdiri dari beasiswa bergelar (degree) dan nongelar (nondegree).
Untuk mengetahuinya, berikut penjelasan lebih lanjut terkait program BIM.
1. Program BIM Non Gelar
Program pertama adalah BIM Program Persiapan S1 Luar Negeri yang diselenggarakan oleh Puspresnas. Program ini merupakan program beasiswa yang diberikan guna mempersiapkan peserta didik berprestasi pada jenjang pendidikan menengah dan pendidikan khusus untuk memperoleh kesempatan pendidikan S1 di luar negeri.
Di tahun 2022, BIM Program Persiapan S1 Luar Negeri Angkatan 2 diberikan kepada peserta didik kelas XI pada jenjang SMA/SMK/MA/sederajat yang berprestasi di ajang olimpiade/lomba/kompetisi/festival di beberapa bidang, yaitu sains, riset, teknologi dan inovasi, bidang seni, literasi, dan bahasa, bidang olahraga dan kesehatan jasmani, serta bidang vokasi dan kewirausahaan tingkat nasional maupun internasional.
Adapun biaya yang akan didapatkan pada program beasiswa nongelar ini antara lain:
a. Biaya kursus persiapan tes TOEFL/IELTS/Bahasa asing lainnya,
b. Biaya tes TOEFL/IELTS/bahasa asing lainnya,
c. Biaya kursus persiapan tes SAT/ACT,
d. Biaya tes SAT/ACT,
e. Biaya penerjemah dokumen,
f. Biaya konselor pendidikan,
g. Biaya pendaftaran ke perguruan tinggi luar negeri tujuan, dan
h. Biaya program pengayaan talenta nonakademi.
Pendaftaran sudah dibuka sejak 11 Mei 2022 dan akan ditutup pada 31 Mei 2022. Selanjutnya pada 1 s.d. 17 Juni 2022 akan dilakukan seleksi administrasi.
Untuk lebih jelasnya, calon pelamar dapat mengakses laman http://pusatprestasinasional.kemdikbud.go.id/beasiswa-indonesia-maju/.
Program BIM Jenjang S1 dan S2
Selanjutnya adalah BIM bergelar jenjang S1 dan S2, dalam dan luar negeri yang dilaksanakan oleh Puslapdik. Beasiswa ini merupakan bagian dari beasiswa pendidikan Indonesia yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek dalam bentuk bantuan biaya pendidikan bagi peserta didik atau lulusan berprestasi, baik dari ajang yang diselenggarakan oleh Puspresnas maupun dari ajang atau nonajang talenta yang dikurasi oleh Puspresnas.
Seperti dilansir dari laman Puslapdik, ada empat jenis kurasi talenta, di antaranya:
1. Kurasi ajang kompetisi talenta 1.0, yakni kurasi terhadap penyelenggara ajang talenta.
2. Kurasi ajang kompetisi talenta 2.0, yakni terhadap siswa yang berprestasi melalui ajang kompetisi talenta.
3. Kurasi ajang nonkompetisi talenta 3.0, yakni terhadap siswa yang berprestasi melalui ajang nonkompetisi talenta, seperti keikutsertaan dalam festival, pameran, dan sebagainya.
4. Kurasi nonajang talenta 4.0, yakni bagi pencetak rekor MURI, Youtubers berprestasi, dan pegiat lingkungan hidup yang mendapat penghargaan.
Untuk jenjang S2, pendaftar merupakan lulusan S1 yang berprestasi dalam empat pengembangan talenta, yaitu sains, riset, teknologi dan inovasi, bidang seni, literasi, dan bahasa, bidang olahraga dan kesehatan jasmani, serta bidang vokasi dan kewirausahaan tingkat nasional maupun internasional.
Nantinya penerima program beasiswa S1 akan mendapatkan dua komponen bantuan buatan berupa:
1. Dana Pendidikan
a. Dana SPP (tuition fee)
b. Dana Pendaftaran
c. Dana Tunjangan Buku
d. Dana Bantuan Skripsi
2. Biaya Pendukung
a. Dana Kedatangan (luar negeri)
b. Dana Hidup Bulanan
c. Dana Keadaan Darurat
Sementara itu, penerima program beasiswa S2 akan menerima dua komponen bantuan biaya berupa:
1. Dana Pendidikan
a. Dana SPP (tuition fee)
b. Dana Pendaftaran
c. Dana Tunjangan Buku
d. Dana Bantuan Thesis
2. Biaya Pendukung
a. Dana Transportasi
b. Dana Aplikasi Visa (luar negeri)
c. Dana Asuransi Kesehatan
d. Dana Kedatangan (luar negeri)
e. Dana Hidup Bulanan
f. Dana Keadaan Darurat
Sebagai informasi, pendaftaran program BIM dibuka serentak sejak 11 Mei 2022 dan ditutup pada 30 Juni 2022 untuk program S1/S2 Luar Negeri dan 31 Juli 2022 untuk program S1/S2 Dalam Negeri.
Terkait informasi lebih lanjut mengenai program ini, Anda dapat mengunjungi situs https://beasiswa.kemdikbud.go.id/informasi/.
Advertisement