Liputan6.com, D.C - Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat pada Sabtu (18/6) merekomendasikan penggunaan vaksin bagi anak usia di atas enam bulan dan CDC mengizinkan vaksin itu diberikan mulai pekan depan.
Izin itu dikeluarkan CDC setelah panel penasihat lembaga tersebut pada Sabtu melakukan pemungutan suara soal pemberian rekomendasi terkait penyuntikan vaksin COVID-19 bagi anak-anak kalangan usia tersebut.
Baca Juga
"Kita tahu jutaan orang dan perawat sangat menginginkan anak-anak mereka divaksin, dan dengan keputusan hari ini, itu bisa dilakukan," kata Direktur CDC Rochelle Walensky melalui sebuah pernyataan.
Advertisement
Badan pengawas dan obat-obatan AS (FDA) pada Jumat (17/6) mengeluarkan izin penggunaan vaksin buatan Moderna Inc pada anak-anak usia 6 bulan hingga 5 tahun. Izin juga diberikan untuk vaksin buatan Pfizer-BioNTech pada anak usia 6 bulan hingga empat tahun.
Vaksin Pfizer sudah terlebih dahulu diizinkan penggunaannya untuk anak di atas 5 tahun.
"Infeksi ini membunuh anak-anak dan kita punya peluang untuk mencegahnya," kata Beth Bell, salah satu dokter pada panel penasihat itu, pascapemungutan suara.
Pemerintahan Presiden Joe Biden berencana untuk meluncurkan vaksin bagi kelompok anak usia balita pekan depan.
"Pekan mendatang, para orang tua sudah mulai bisa menjadwalkan pendaftaran di lokasi-lokasi seperti klinik dokter anak, rumah sakit anak, dan apotek," kata Biden dalam pernyataan pada Sabtu sebagaimana diwartakan Reuters, dikutip dari Antara, Minggu (19/6/2022).
Sementara banyak orang tua di Amerika Serikat sangat menginginkan anak mereka divaksin, belum ada kejelasan soal seberapa banyak peminat vaksin.
Vaksin Pfizer-BioNTech sudah mengantongi izin penggunaan pada anak usia 5-11 tahun pada Oktober tahun lalu, namun hanya sekitar 29 persen anak dari kelompok usia tersebut yang sejauh ini sudah mendapatkan vaksinasi penuh, menurut data pemerintah federal.
Para pejabat kesehatan telah menekankan vaksinasi pada anak-anak menjelang tahun ajaran baru. Mereka berharap vaksinasi pada kelompok usia tersebut bisa membantu mencegah tingkat perawatan di rumah sakit serta kematian akibat COVID-19 naik lagi.
19 Juni 2022: Kasus COVID-19 Fluktuatif, Vaksin Dosis 5 Jadi Solusi?
Kasus COVID-19 di dunia masih fluktuatif, meski kasus kematian mingguan masih menunjukkan tren stabil dan tak separah seperti dua tahun sebelumnya. Namun, kehadiran sub-varian Omicron, yakni BA.4 dan BA.5 membawa risiko baru kenaikan kasus.
Berdasarkan data Johns Hopkins University, Minggu (19/6/2022), ada total 538 juta kasus COVID-19 yang tercatat selama pandemi. Dalam 28 hari, ada 13,8 juta kasus baru, serta 40 ribu kematian.
Berikut 10 negara dan kawasan dengan kasus tertinggi COVID-19 dalam 28 hari terakhir:
1. Amerika Serikat: 2,9 juta kasus baru
2. Taiwan: 2 juta kasus
3. Jerman: 1,1 juta kasus
4. Australia: 852 ribu kasus
5. Brasil: 849 ribu kasus
6. Prancis: 715 ribu kasus
7. Italia: 615 ribu kasus
8. Portugal: 583 ribu kasus
9. Jepang: 541 ribu kasus
10. Spanyol: 328 ribu kasus
Korea Selatan ada di peringkat 11 dengan 318 ribu kasus. Menurut data Kementerian Kesehatan Korsel, kasus harian sedang menurun di bawah 10 ribu.
Advertisement
Vaksin Dosis 5
Terkait suntikan empat dosis, CDC di Amerika Serikat telah memberikan rekomendasi tersebut bagi anak-anak usia 5-11 tahun yang memiliki masalah imun. Bahkan, remaja dan orang dewasa disarankan mendapatkan lima dosis.
"Orang-orang berusia 12 tahun dan lebih tua yang mengalami immunocompromised secara moderat atau parah mesti mendapat total 5 dosis vaksin COVID-19 mRNA sesuai perkembangan terkini. Lima dosis itu termasuk 3 dosis Pfizer-BioNTech atau vaksin COVID-19 Moderna, ditambah 2 bookster Pfizer-BioNTech atau vaksin COVID-19 Moderna," tulis CDC dalam situsnya.
Orang-orang yang terkena masalah imun yang lemah contohnya yakni pasien pengidap kanker, orang yang mendapatkan transplansi organ (sehingga meminum obat untuk menekan sistem imun), mendapatkan terapi kanker CAR T-cell atau transplansi stem cell selama 2 tahun terakhir, pengidap defisiensi imun seperti DiGeorge Syndrome atau Wiskott-Aldrich Syndrome.
Pengidap HIV jangka panjang juga masuk kategori ini, serta orang yang meminum obat dengan dosis tinggi corticosteroid atau obat-obatan lain yang dapat menekan respons imun. CDC juga menyarankan orang-orang dalam kategori-kategori tersebut berkonsultasi dengan dokter terkait vaksinasi COVID-19.