Liputan6.com, Jakarta - Pada 6 Juli 1946, George Walker Bush, putra calon Presiden George Herbert Walker Bush lahir di New Haven, Connecticut.
Ketika dia berusia dua tahun, orang tua Bush pindah ke Texas yang bekerja di industri minyak.Â
Bush dijuluki "Dubya" untuk nama tengahnya, yang dimulai dengan huruf "W," dan sebagai cara untuk membedakannya dari ayahnya, yang juga bernama George.Â
Advertisement
Dia lulus dari Universitas Yale pada tahun 1968, dan kemudian bertugas di Texas Air National Guard sebagai pilot pesawat tempur F-102.Â
Pada tahun 1975, Bush memperoleh gelar MBA dari Universitas Harvard dan mengikuti ayahnya ke dalam bisnis minyak yang menguntungkan.Â
Dia bekerja pada kampanye presiden senior Bush yang sukses tahun 1988 (dan juga yang bernasib buruk pada tahun 1992), menjadi pemilik bagian dari tim bisbol Texas Rangers pada tahun 1989 dan menjadi gubernur Texas pada tahun 1994, posisi yang dipegangnya selama enam tahun berturut-turut.Â
George W. Bush mencalonkan diri sebagai presiden sebagai seorang Republikan "konservatif" pada tahun 1999.
Bush kalah dalam pemilihan umum tetapi secara tipis mengalahkan Wakil Presiden Demokrat Al Gore dalam pemilihan yang bergantung pada penghitungan suara yang ketat di beberapa kabupaten Florida.
Gore mengajukan gugatan menentang hasil, tetapi sebulan kemudian Mahkamah Agung, dalam keputusan kontroversial, menyatakan Bush sebagai pemenang, menjadikannya presiden ke-43 Amerika Serikat.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Agenda Politik
Bush menghidupkan kembali agenda politik konservatif yang serupa dengan yang diajukan oleh pemerintahan ayahnya dan Ronald Reagan, dan bahkan menunjuk penasihat kunci dari pemerintahan Bush Sr. dan Reagan ke kabinetnya.Â
Bush menunjuk sekretaris negara kulit hitam pertama, mantan jenderal Perang Teluk yang terkenal dan dihormati, Colin Powell.
Hanya sembilan bulan dalam pemerintahannya, Bush menghadapi tantangan tragis dan belum pernah terjadi sebelumnya untuk kepresidenannya dan keamanan nasional Amerika.Â
Pada 11 September 2001, teroris membajak jet komersial dan menerbangkannya ke World Trade Center di New York dan Pentagon di Washington D.C, menewaskan hampir 3.000 orang dalam serangan terburuk di tanah Amerika sejak Pearl Harbor pada tahun 1941.
Segera, Bush meluncurkan apa yang disebut  "perang melawan teror" di mana dia akan mencari upaya kerja sama internasional dalam membasmi jaringan teroris di Timur Tengah dan Asia Selatan, dimulai dengan markas al-Qaeda di Afghanistan.
Advertisement
Upaya Lawan Teror
Pada tahun 2003, Bush memperluas perang melawan teror untuk memasukkan invasi ke Irak, berdasarkan bukti yang salah bahwa pemimpin Irak, Saddam Hussein—yang telah berusaha untuk membunuh ayah Bush pada tahun 1992—secara diam-diam membuat senjata pemusnah massal yang melanggar kesepakatan PBB.Â
Pada bulan Desember 2003, Hussein ditangkap oleh pasukan AS dan dieksekusi tiga tahun kemudian.Â
Pada saat pelantikan kedua Bush pada tahun 2004, pasukan militer AS dan beberapa sekutu, termasuk Inggris, tetap berada di Irak dalam upaya untuk membantu membangun kembali negara itu dan mendirikan pemerintahan demokratis yang layak.Â
Pada tahun 2011, setelah Bush meninggalkan jabatannya, AS secara resmi menyatakan berakhirnya Perang Irak, meskipun pasukan tugas aktif masih tetap ada.Â
Bush meninggalkan jabatannya pada Januari 2009, yang kemudian digantikan oleh Barack Obama.