Liputan6.com, Tokyo - Selasa, 12 Juli 2022 menjadi hari terakhir rakyat Jepang mengucapkan selamat tinggal mereka kepada mantan Perdana Menteri Shinzo Abe. Pemakaman keluarga diadakan di sebuah kuil, beberapa hari setelah pembunuhannya yang mengejutkan bangsa.
Mengutip AP News, ratusan orang, beberapa dalam setelan jas formal berwarna gelap, memenuhi trotoar di luar Kuil Zojoji di pusat Kota Tokyo untuk mengucapkan selamat tinggal kepada mendiang Shinzo Abe, yang pandangan nasionalistisnya mendorong kebijakan konservatif partai yang memerintah.
Sejumlah pelayat mengambil foto dan beberapa lainnya berteriak "Abe san!" saat iring-iringan mobil jenazah Shinzo Abe yang ditumpangi istrinya, Akie Abe, pelan-pelan melaju di antara kerumunan yang memadati jalan.
Advertisement
Akie Abe duduk di kursi depan sebelah sopir, tak duduk di belakang seperti saat membawa pulang jenazah suaminya dari rumah sakit di Nara ke Tokyo. Ia mengenakan balutan pakaian serba hitam. Aura kesedihan terpancar dari wajahnya yang tertutup maske. Matanya pun terlihat sembab.
Hanya dia dan anggota keluarga dekat lainnya, bersama dengan Perdana Menteri Jepang saat ini, Fumio Kishida dan pemimpin senior partai, menghadiri pemakaman di kuil.
Menurut informasi, mobil jenazah tersebut meninggalkan kuil setelah upacara pemakamannya, melewati markas besar Partai Demokrat Liberal Abe, Kantor Perdana Menteri, dan gedung Parlemen, sebelum tiba di aula pemakaman Kirigaya Funeral Hall untuk dikremasi.
Mobil jenazah melewati kompleks Kantor Perdana Menteri, di mana staf kantor berdiri di luar untuk melihat jenazah Shinzo Abe.
PM Kishida dan anggota Kabinet menekankan tangan mereka di depan dada saat mereka berdoa dan membungkuk ke arah mobil jenazah sebelum menuju ke krematorium.
Upacara pemakaman Shinzo Abe yang privat ini dilakukan empat hari setelah pembunuhannya pada Jumat, 8 Juli lalu.
Menurut Kyodo News, sebelum pemakaman, Abe dianugerahi Collar of the Supreme Order of the Chrysanthemum, membuatnya menjadi perdana menteri keempat yang menerima penghargaan tertinggi negara.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Massa Berbaris di Kuil hingga Jalan yang Dilewati Mobil Jenazah Shinzo Abe
Kerumunan terlihat sejak Selasa pagi, berbaris di jalan-jalan di depan tempat upacara pemakaman Shinzo Abe di Kuil Zojoji Tokyo. Mereka kemudian melihat mobil jenazah hitam yang membawa jenazah Abe, dengan istrinya, Akie, di kursi penumpang, menuju pusat politik Jepang di Nagatacho— rumah markas besar Partai Demokrat Liberal, gedung parlemen dan Kantor Perdana Menteri—tempat Abe menghabiskan sebagian besar karirnya yang panjang dan penting.
Dengan latar belakang Menara Tokyo yang ikonik, banyak pelayat yang berkumpul membawa bunga, beberapa di antaranya menangis. Mereka berbaris sebelum pemakaman meletakkan bunga mereka di kuil. Lainnya menuju ke markas LDP, di mana situs peringatan sementara juga telah didirikan.
Para eksekutif dan anggota parlemen LDP membungkuk ketika mobil jenazah lewat di depan markas besar partai, di mana kehadiran media besar juga telah berkumpul.
Perdana Menteri Fumio Kishida dan pejabat pemerintah kemudian menundukkan kepala mereka saat kendaraan memasuki halaman Kantor Perdana Menteri.
Di antara pelayat yang berkumpul di luar Kuil Zojoji adalah Setsuko Kawasaki, 70, yang mengatakan dia merasa Abe adalah "sosok yang hangat dan suka menyenangkan orang lain," menambahkan bahwa dia berharap Abe memainkan peran utama dalam membantu Jepang pulih dari pandemi COVID-19 dan kesenjangan sosial yang semakin meningkat.
Menyaksikan kerumunan orang dari sudut lain di seberang kuil, seorang siswa sekolah menengah berusia 18 tahun, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan orang-orang seusianya akan mengingat mantan perdana menteri sebagai "Abe-Mario"--referensi ke Upacara penutupan Olimpiade Rio 2016, di mana Abe tampil dengan berpakaian seperti karakter Nintendo yang terkenal.
Advertisement
Pemakaman Hari Selasa Dihadiri Sejumlah Pejabat Asing
Sementara itu, para pejabat tinggi Jepang dan asing juga berkumpul pada hari Selasa untuk memberikan penghormatan mereka pada upacara pemakaman mantan Perdana Menteri Shinzo Abe.
Para pejabat internasional yang menghadiri upacara atau pemakaman termasuk Menteri Keuangan AS Janet Yellen, yang berada di Jepang untuk kunjungan yang dijadwalkan untuk bertemu dengan rekan Jepangnya, dan Wakil Presiden Taiwan William Lai, teman dekat keluarga Abe. Lai adalah pejabat Taiwan paling senior yang mengunjungi Jepang sejak pemutusan hubungan diplomatik kedua negara pada 1972.
Sebelumnya pada hari Senin, setelah melakukan kunjungan tak terjadwal ke Jepang, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken menyerahkan surat pribadi dari Presiden AS Joe Biden kepada Kishida untuk diberikan kepada keluarga Abe.
Blinken menggambarkan pembunuhan mengejutkan Jumat 8 Juli--yang terjadi di depan kerumunan besar penonton di persimpangan jalan di luar stasiun kereta api di Kota Nara--sebagai "tragedi yang mengerikan," menambahkan bahwa ia bergabung dengan rekan-rekan Jepangnya dalam mengekspresikan "rasa terkejut yang kita semua rasakan, orang Amerika juga rasakan.”
Pada hari-hari menjelang Selasa, sekitar 1.700 pesan resmi dari 259 negara dan wilayah telah dikirim ke Jepang.
Kishida, yang memimpin kemenangan meyakinkan LDP dalam pemilihan Majelis Tinggi hari Minggu setelah pembunuhan itu, menghadiri upacara pemakaman Buddha Senin malam bersama ribuan anggota parlemen, pemimpin bisnis dan tokoh masyarakat lainnya.
"Pikiran dan tindakan mantan perdana menteri tetap bersama kami. Sekarang tanggung jawab kami untuk melanjutkan warisannya, bekerja menuju revisi konstitusi dan resolusi penculikan oleh Korea Utara,” kata Kishida kepada wartawan pada konferensi pers Senin.
Dalam pesan emosional yang diposting Selasa di Twitter sebelum pemakaman, saudara laki-laki Abe, Menteri Pertahanan Nobuo Kishi, mengutuk pembunuhan itu sebagai serangan terhadap negara.
“Saya telah kehilangan seorang saudara. Tetapi pada saat yang sama, Jepang sendiri telah kehilangan pemimpin yang tak tergantikan,” bunyi pesan tersebut.
Sekilas Tragedi Penembakan Shinzo Abe
Abe, perdana menteri terlama di negara itu, tetap berpengaruh bahkan setelah mengundurkan diri dua tahun lalu karena alasan kesehatan. Dia ditembak pada Jumat 8 Juli 2022 dalam pidato kampanye jelang Majelis Pemilihan Tinggi di kota barat Nara.
Penembakan Abe telah mengguncang Jepang, salah satu negara teraman di dunia dengan beberapa undang-undang senjata yang paling ketat.
Tersangka, Tetsuya Yamagami, ditangkap di tempat dan ditahan di kantor kejaksaan setempat untuk penyelidikan lebih lanjut. Mereka dapat menahannya hingga tiga minggu sambil memutuskan apakah akan mengajukan tuntutan secara resmi.
Warga Nara berusia 41 tahun, Tetsuya Yamagami, diperkirakan menargetkan pejabat senior LDP karena dianggap memiliki hubungan dengan Family Federation for World Peace and Unification. Suatu organisasi keagamaan yang diduga diikuti oleh sang ibu yang kemudian bangkrut.
Tersangka dilaporkan mengatakan bahwa organisasi Kristen yang berasal dari Korea Selatan, dikenal luas sebagai Gereja Unifikasi, terkait dengan kesulitan keuangan yang dialami oleh ibunya. Pihak gereja mengonfirmasi melalui juru bicara pada hari Senin bahwa benar sang ibu adalah pengikut kelompok tersebut.
Yamagami diduga menggunakan senjata rakitan untuk membunuh Abe, menimbulkan pertanyaan tentang ketersediaan bahan yang mudah dan pengetahuan yang diperlukan untuk membuat senjata tersebut. Keamanan yang diberikan kepada Abe – yang diakui oleh Kepala Polisi Prefektur Nara Tomoaki Onizuka setelah kejadian tersebut tidak mencukupi – juga menjadi subyek pengawasan besar.
Setelah memberi penghormatan di Kuil Zojoji, pelayat Nari Kato, 42, mengatakan tindakan si pembunuh telah menyebabkan banyak orang terluka dan kesal, tetapi berdasarkan laporan, "dia tampaknya orang bermasalah dengan kehidupan yang tidak bahagia."
Pada hari Minggu 10 Juli, dua hari setelah kematian mengejutkan Abe, Partai Demokrat Liberal dan mitra koalisinya menang telak dalam pemilihan majelis tinggi, yang kurang kuat dari dua kamar parlemen.
Itu bisa memungkinkan Kishida untuk memerintah tanpa gangguan sampai pemilihan yang dijadwalkan pada tahun 2025. Namun kematian Abe juga membuka periode ketidakpastian bagi partainya. Para ahli mengatakan perebutan kekuasaan dalam faksi partai Abe sudah pasti dan dapat mempengaruhi cengkeraman kekuasaan Kishida.
Kishida telah menekankan pentingnya persatuan partai setelah kematian Abe.
Advertisement