Liputan6.com, Manila - Pihak berwenang Filipina pada Jumat (29 Juli) menerbangkan pasokan ke distrik-distrik yang terputus sejak gempa kuat melanda pulau utama Luzon minggu ini, ketika penduduk memohon makanan dan tempat tinggal sementara.
Dilansir laman Channel News Asia, Jumat (29/7/2022), militer mengatakan telah mengerahkan personel dan helikopter untuk mendistribusikan barang-barang bantuan ke tujuh kota terpencil di provinsi Abra.
Baca Juga
Quincy Kammeraad, Kiper Filipina yang Gawangnya Kebobolan 7 Kali oleh Timnas Indonesia 7 Tahun Lalu Kini Jadi Pahlawan di Piala AFF 2024
Harga Mentereng Kristensen, Pemain Filipina yang Pupuskan Asa Indonesia di Piala AFF 2024
Piala AFF 2024 Sedang Berlangsung, Tonton Live Streaming Pertandingan Timnas Indonesia VS Filipina di Sini
Sekitar 3.000 paket makanan diterbangkan ke masyarakat, Romel Lopez, juru bicara kementerian kesejahteraan sosial, mengatakan kepada stasiun radio DZMM.
Advertisement
Penduduk masih berkemah di taman dan ruang terbuka di beberapa daerah, dengan kegelisahan mereka akibat gempa bumi susulan sejak gempa berkekuatan 7,1 pada Rabu yang menewaskan enam orang dan melukai lebih dari 270 di bagian utara Luzon.
Di kota Bucloc di Abra, yang terputus hingga Kamis malam, penduduk khawatir akan lebih banyak tanah longsor akibat gempa susulan dan hujan, kata mantan walikota Gybel Cardenas kepada Reuters.
Gempa Filipina tersebut merusak hampir 1.600 rumah dan sekitar 100 buah infrastruktur, kata badan bencana negara, mencatat ada lebih dari 1.000 gempa susulan dengan kekuatan berkisar 1,5 hingga 5,4 yang tercatat sejauh ini.
“Masalah kami adalah kami belum menerima bantuan. Kami membutuhkan makanan, susu, air dan obat-obatan,” Gamalea Dimaampao, seorang warga di kota Bangued di Abra, mengatakan kepada radio DZMM.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Warga Berlindung
Keluarga, termasuk anak-anak, berlindung di bawah lembaran terpal yang sobek, membuat mereka terkena hujan, kata Dimaampao.
Di kota Lagangilang, juga di Abra, warga meminta tempat tinggal sementara dan makanan.
“Banyak keluarga mencoba masuk ke tenda darurat. Orang dewasa tidur sambil duduk sementara anak-anak menangis saat gempa susulan,” kata warga Leonora Baruela kepada DZMM.
Abra, daerah lembah dan pegunungan terjal yang menampung hampir 250.000 orang, telah menjadi penyebab sebagian besar tanah longsor dan jalan rusak yang dilaporkan sejak gempa.
Filipina rentan terhadap bencana alam dan terletak di "Cincin Api", sekelompok gunung berapi dan garis patahan di sekitar tepi Samudra Pasifik. Gempa bumi sering terjadi dan ada rata-rata 20 topan setiap tahun, beberapa memicu tanah longsor yang mematikan.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
WNI Terdampak dalam Kondisi Baik
KBRI Manila kemudian bergerak cepat mencari tahu kabar WNI terdampak gempa Filipina tersebut.
"Tadi kita hubungi WNI di sekitar gempa langsung. Hasil komunikasi KBRI dengan simpul WNI yang berada di area terdampak gempa, saat ini dalam kondisi baik," jelas KBRI Manila dalam pesan singkatnya kepada Liputan6.com.
"Komunikasi dengan mereka terus dilakukan apabila terdapat perkembangan terkait kondisi WNI."
Saat ini, jelas pihak KBRI Manila, terdapat sekitar 16 WNI yang terpantau berada di area dekat lokasi gempa di Filipina Utara.
Mengutip Associated Press (AP), gempa bumi kuat dengan magnitudo 7 itu dilaporkan memicu tanah longsor dan merusak bangunan.
Evakuasi
Di ibu kota, pasien rumah sakit dievakuasi dan orang-orang yang ketakutan bergegas keluar akibat gempa Filipina terbaru itu.
Gempa bermagnitudo 7 itu dilaporkan berpusat di daerah pegunungan di Provinsi Abra, kata Renato Solidum, kepala Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina, yang menggambarkan guncangan di pagi hari sebagai gempa besar.
"Tanah bergetar seperti saya berada di ayunan dan lampu tiba-tiba padam. Kami bergegas keluar dari kantor, dan saya mendengar teriakan dan beberapa rekan saya menangis," kata Michael Brillantes, petugas keamanan kota Abra, Lagangilang, dekat pusat gempa seperti dikutip dari Associated Press.
"Itu adalah gempa paling kuat yang pernah saya rasakan dan saya pikir tanah akan terbuka," kata Brillantes kepada The Associated Press melalui ponsel.
Di Provinsi Benguet, seorang pekerja terjepit hingga tewas setelah sebuah bangunan kecil yang sedang dibangun runtuh di kota pegunungan La Trinidad yang ditanami stroberi.
Advertisement