Liputan6.com, Jakarta - Setelah lebih dari dua abad berdiri sebagai istana kerajaan, Louvre dibuka sebagai museum umum di Paris oleh pemerintah revolusioner Prancis.
Saat ini, koleksi Louvre adalah salah satu yang terkaya di dunia, dengan karya seni dan artefak yang mewakili 11.000 tahun peradaban dan budaya manusia.
Dilansir dari laman History, Selasa (9/10/2022), istana Louvre dimulai oleh Raja Francis I pada tahun 1546 di situs benteng abad ke-12 yang dibangun oleh Raja Philip II. Francis adalah seorang kolektor seni yang hebat, dan Louvre akan dijadikan sebagai kediaman kerajaannya.
Advertisement
Pekerjaan, yang diawasi oleh arsitek Pierre Lescot, berlanjut setelah kematian Francis dan ke dalam pemerintahan raja Henry II dan Charles IX.
Hampir setiap raja Prancis berikutnya memperluas Louvre dan pekarangannya, dan penambahan besar dilakukan oleh Louis XIII dan Louis XIV pada abad ke-17. Kedua raja ini juga sangat memperluas kepemilikan seni mahkota, dan Louis XIV memperoleh koleksi seni Charles I dari Inggris setelah eksekusinya dalam Perang Saudara Inggris.
Pada 1682, Louis XIV memindahkan istananya ke Versailles, dan Louvre tidak lagi menjadi kediaman utama kerajaan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Wacana Dibuka untuk Umum
Dalam semangat Pencerahan, banyak orang di Prancis mulai menyerukan agar koleksi kerajaan dipamerkan di depan umum.
Denis Diderot, penulis dan filsuf Prancis, termasuk orang pertama yang mengusulkan museum seni nasional untuk umum.
Meskipun Raja Louis XV untuk sementara memajang sejumlah lukisan di Istana Luksemburg pada tahun 1750, tidak sampai pecahnya Revolusi Prancis pada tahun 1789 kemajuan nyata dibuat dalam pendirian museum permanen.
Pada 10 Agustus 1793, pemerintah revolusioner membuka Musée Central des Arts di Grande Galerie Louvre.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Koleksi Berkembang Pesat
Koleksi di Louvre berkembang pesat, dan tentara Prancis menyita barang-barang seni dan arkeologi dari wilayah dan negara-negara yang ditaklukkan dalam perang Revolusi dan Napoleon.
Banyak dari karya seni yang dijarah ini dikembalikan setelah kekalahan Napoleon pada tahun 1815, tetapi koleksi barang antik Mesir Louvre saat ini dan departemen lainnya berhutang banyak pada penaklukan Napoleon.
Dua sayap baru ditambahkan pada abad ke-19, dan kompleks multi-bangunan Louvre selesai dibangun pada tahun 1857, pada masa pemerintahan Napoleon III.
Renovasi Besar
Pada 1980-an dan 1990-an, Grand Louvre, nama resmi museum ini, mengalami renovasi besar-besaran. Fasilitas museum modern ditambahkan dan ribuan meter persegi ruang pameran baru dibuka.
Arsitek Cina Amerika IM Pei membangun piramida baja dan kaca di tengah halaman Napoleon.
Kaum tradisionalis menyebutnya sebagai sebuah kebiadaban. Pada tahun 1993, pada peringatan 200 tahun museum, sayap yang dibangun kembali yang sebelumnya ditempati oleh kementerian keuangan Prancis dibuka untuk umum.
Ini adalah pertama kalinya seluruh Louvre dikhususkan untuk tujuan museum.
Advertisement