Liputan6.com, Giza - Insiden kebakaran gereja koptik di Mesir mengakibatkan kematian 41 orang. Banyak korban di antaraya yang merupakan anak kecil. Raja Salman dari Arab Saudi turut mengirimkan pesan dukacita atas tragedi yang terjadi pada Minggu (14/8).Â
Pernyataan duka itu diberikan kepada Presiden Mesir Abdel Fattah El Sisi.Â
Advertisement
Baca Juga
"Kami mengetahui berita kebakaran di Gereja Al-Munira di Kegubernuran Giza, dan mengakibatkan kematian dan luka-luka," ujar pernyataan Raja Salman, dikutip Saudi Gazette, Senin (15/8/2022).
"Kami memberikan anda dan keluarga yang meninggal dunia rasa dukacita paling dalam dan tulus dari kami," ujar Raja salman.
Ia juga berharap agar para korban kebakaran gereja yang terluka cepat sembuh. Selain itu, Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman turut mengirimkan ucapan dukacita kepada Presiden Mesir Abdel Fattah El Sisi.
Sebelumnya dilaporkan, kebakaran yang terjadi di gereja koptik di Giza diduga karena adanya korsleting listrik. Sejumlah orang bahkan loncat dari lantai atas bangunan saat kebakaran terjadi.
AP News menyebut ada 16 orang terluka, termasuk empat orang polisi yang berusaha menolong korban. Kementerian Kesehatan Mesir berkata ambulans tiba dua menit setelah ada laporan kebakaran.Â
Imam Besar Al-Azhar, Sheikh Ahmed Al-Tayeb, juga telah menyampaikan rasa dukacita kepada pihak gereja koptik.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gereja Kebakaran
Sebelumnya dilaporkan, kebakaran gereja koptik di Giza, Mesir, menewaskan setidaknya 41 orang. Sejumlah 18 korban adalah anak-anak usia 3 sampai 16 tahun. Anak kembar tiga juga menjadi korban. Insiden kebakaran gereja itu terjadi pada Minggu (14/8) waktu setempat.
Dilaporkan CNN, Senin (15/8/2022), kebakaran dipicu oleh masalah listrik di AC pada lantai dua gereja pada Minggu pagi. Pihak gereja meyakini kebakaran itu terjadi karena kecelakaan. Gereja Koptik Abu Sefein itu berlokasi di Giza. Gereja itu merupakan gereja kecil.
Pemimpin Gereja Koptik, Paus Tawadros II, berkata telah berkomunikasi dengan pihak Kementerian Kesehatan dan otoritas terkait. Salah orang yang baru saja hadir di gereja itu berkata kebakaran dimulai beberapa menit setelah ia beranjak pergi.
"Saya meninggalkan gereja setelah Misa Minggu dan pergi bekerja ketika ibu saya menelepon. Ia mengira saya kena kebakaran. Saya menengok ke belakang dan melihat gerejanya terbakar," ujar Mariam Malak (23) kepada CNN. Malak berkata pendeta yang memimpin Misa juga menjadi korban.
Insiden ini mengguncang keluarga para korban. Pada sore harinya, doa untuk para korban lantas digelar. Beberapa peti mati berukuran sangat kecil, sebab ada korban berusia 3 hingga 5 tahun.
Presiden Mesir Abdel Fattah El Sisi turut memberikan ucapan duka citanya.
"Saya memberikan duka cita mendalam kepada para keluarga korban-korban yang tidak bersalam yang pergi ke sisi Tuhan di salah satu rumah ibadah," ujar Presiden El Sisi.
Presiden Mesir juga berkata peristiwa kebakaran itu adalah "kecelakaan tragis" dan meminta lembaga-lembaga terkait untuk mengurusnya, serta memberikan perawatan kepada korban luka.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Kembar Tiga Ikut Meninggal
Ratusan orang ikut mengiringi jenazah pada Minggu sore. Pemain sepak bola Mesir, Mo Salah, turut memberikan ucapan dukacita.
"Dukacita terdalam saya yang tulus kepada korban Gereja Abu Sefein, dan keinginan terbaik saya agar semua yang terluka cepat pulih," ujarnya.
Investigasi awal dari Jaksa Agung Mesir Hamada El Sawy mengindikasikan adanya korsleting listrik. El Sawy juga sudah mengunjungi TKP dan berkata saksi mata menyebut ada korslet di power generator.
Sebanyak 14 orang yang terluka telah dimintai keterangan oleh pihak berwenang. Pihak kejaksaan juga meminta agar barang bukti dikumpulkan.
AP News menyebut ada sejumlah orang yang melompat dari lantai atas ketika kebakaran terjadi. Saksi mata berkata korban-korban meninggal akibat sesak nafas.
Gereja itu memiliki empat lantai dan warga kesulitan untuk menyelamatkan mereka. Banyak korban berada di lantai atas.
Di antara korban anak-anak yang meninggal ada juga kembar tiga berusia 5 tahun yang meninggal dunia bersama ibu, nenek, dan bibinya.