Kedubes Palestina Kecam Penyiksaan Tahanan di Penjara Israel

Kedubes Palestina di Indonesia meminta komunitas internasional ikut mengecam aksi Israel terhadap tahanan Palestina.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 30 Agu 2022, 18:21 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2022, 18:05 WIB
Bendera Israel. (AFP Photo/Thomas Coex)
Bendera Israel berkibar di dekat Gerbang Jaffa di Kota Tua Yerusalem (20/3). Gerbang Jaffa adalah sebuah portal yang dibuat dari batu yang berada dalam deret tembok bersejarah Kota Lama Yerusalem. (AFP Photo/Thomas Coex)

Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar Palestina di Indonesia memberikan kecaman keras kepada aksi Israel yang menyiksa tahanan Palestina. Aksi penyiksaan Israel dianggap sama saja melanggar isi Konvensi Jenewa terkait memperlakukan tahanan. 

Palestina menilai kasus-kasus penyiksaan tahanan dari negara mereka bukan suatu yang kebetulan, melainkan ada program tersendiri.

"Kedutaan Besar Negara Palestina di Republik Indonesia meminta pemerintah Israel bertanggung jawab penuh dan responsif atas kehidupan para tahanan heroik kami dikarenakan penganiayaan dan penyiksaan yang rakyat kami alami, serta menanggung secara penuh atas akibat di seluruh area konflik. Kami menilai bahwa tahanan kami adalah sasaran kebrutalan yang terprogram," ujar pernyataan pihak Kedubes Palestina, dikutip Selasa (30/8/2022).

Pihak kedutaan meminta agar masyarakat internasional turut mengecam aksi penyiksaan yang dilakukan Israel kepada para tahanan Palestina.

Lebih lanjut, pihak Palestina meminta agar tahanan perempuan, orang tua, dan anak-anak agar segera dihentikan. "Pembebasan dengan segara atas penahanan administratif, pembebasan narapidana wanita, orang sakit, orang tua, dan anak-anak," ujar pihak Kedubes Palestina.

Sebelumnya dilaporkan, jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh tewas ditembak tepat di kepala dalam serangan yang dilakukan pasukan Israel ke Palestina. Setelah 100 hari lebih dari insiden itu, ratusan warga Palestina dan pendukungnya berkumpul di Ramallah untuk membuka jalan yang diberi nama Shireen Abu Akleh.

Jalan tersebut merupakan jalan yang biasa dilalui Abu Akleh setiap hari untuk bekerja di kantor jaringan Al Jazeera di Ramallah, dan tempat dia melaporkan liputan langsung tentang insiden di Palestina.

Dewan Kotamadya Kota Ramallah di Palestina mengumumkan jalan baru di hadapan keluarga dan pendukung Abu Akleh, bersama dengan sebuah monumen tempat dia berdiri selama menyampaikan laporan. Tugu peringatan tersebut mencerminkan simbolisme Abu Akleh dalam ingatan kolektif warga Palestina karena mereka masih menganggapnya sebagai suara mereka.

 

Shireen Abu Akleh yang Ditembak Israel Adalah Syahidah

Kepergian Jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh
Reaksi para pelayat selama pemakaman jurnalis veteran Al-Jazeera Shireen Abu Akleh di Mount Zion Cemetery di luar Kota Tua Yerusalem pada 13 Mei 2022. Shireen Abu Akleh , seorang reporter Palestina-Amerika yang meliput konflik Timur Tengah selama lebih dari 25 tahun, terkena tembakan di kepala pada hari 11 Mei 2022 lalu dalam serangan militer Israel di kota Jenin di Tepi Barat. (HAZEM BADER / AFP)

Duta Besar Palestina Zuhair Al-Shun turut berduka cita atas meninggalnya jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh. Jurnalis senior itu tewas kena tembakan ketika sedang meliput di Kota Jenin, Tepi Barat. 

Proses pemakamanan Shireen di Gereja Yerusalem diiringi para simpatisan yang kagum atas perannya sebagai jurnalis yang konsisten mengekspos konflik antara Palestina dan Israel.  

"Pembunuhan wartawan Aklehl oleh Israel itu merupakan kejahatan yang keji yang kami dapati dan kami hadapi saat ini," ujar Dubes Zuhair Al-Shun dalam acara peringatan Hari Nakba di Kedubes Palestina, Jumat (13/5). 

Shireen Abu Akleh disebut sebagai jurnalis dengan kewarganegaraan Palestina. Apa yang terjadi kepada jurnalis senior itu dianggap sebagai bentuk kekejaman dan kejahatan kepada rakyat Palestina.

"Rakyat dan pemerintah Palestina menjadikan Shireen sekarang sebagai syahidah di hati kami," ujar Dubes Palestina. 

Turki-Israel Normalisasi Hubungan Diplomatik

Angkat Bicara, Pejabat Dunia Kecam Kebijakan Trump Soal Yerusalem
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberi keterangan saat menggelar pertemuan di Ankara, Turki (5/12). Karena kebijakan Trump soal Yerusalem, Erdogan akan memutus semua hubungan diplomatik dengan Israel. (Yasin Bulbul / Pool via AP)

Upaya rekonsiliasi Turki dengan Israel sama sekali tidak akan mengurangi dukungan Ankara untuk perjuangan rakyat Palestina, kata Presiden Turki hari Selasa (23/8).

Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan hal itu ketika menerima kunjungan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. 

Pemimpin Palestina itu tiba di Ankara seminggu setelah Turki dan Israel mengumumkan keputusan mereka untuk memulihkan hubungan diplomatik secara penuh dan saling menunjuk kembali duta besar untuk pertama kalinya sejak 2018.

"Langkah-langkah yang diambil dalam hubungan kami dengan Israel tidak akan mengurangi dukungan kami untuk perjuangan rakyat Palestina," kata Erdogan. "Sebaliknya, saudara-saudara Palestina kami juga menyatakan bahwa langkah-langkah ini akan berkontribusi pada solusi masalah Palestina dan memperbaiki situasi rakyat Palestina."

Abbas tidak menyebut hubungan Turki-Israel dalam sambutannya, namun ia berterima kasih kepada Erdogan atas dukungannya selama ini.

"Saya ingin berterima kasih atas perhatian dan keramahan yang Anda tunjukkan kepada kami," kata Abbas kepada Erdogan.

"Saya ingin menegaskan kembali rasa syukur kami atas fakta bahwa Turki dan pemerintahan Turki berada di pihak Palestina."

Kunjungan Abbas dianggap sebagai upaya Turki untuk menunjukkan bahwa negara itu tetap mendukung sekutu lama, meskipun tengah memperbaiki hubungan dengan saingan-saingannya.

Hubungan Kembali Hangat

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) dan Presiden Israel Isaac Herzog.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) berjabat tangan dengan Presiden Israel Isaac Herzog dalam konferensi pers gabungan di Ankara, Turki, pada 9 Maret 2022. (Xinhua/Mustafa Kaya)

Israel dan Turki mengumumkan bahwa keduanya memulihkan hubungan diplomatik setelah menjalani upaya rekonsiliasi selama berbulan-bulan.

Turki dan Israel sempat menjadi sekutu di kawasan, namun hubungan itu hancur di bawah Erdogan, yang mengkritik keras kebijakan-kebijakan Israel terhadap rakyat Palestina.

Sebaliknya, Israel keberatan akan dukungan Turki bagi kelompok militan Palestina, Hamas, yang menguasai Jalur Gaza.

Kedua negara menarik duta besar mereka masing-masing pada tahun 2010, setelah pasukan Israel menyerbu armada pengangkut bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina yang tengah menuju Gaza, yang melanggar blokade Israel. Insiden itu mengakibatkan kematian sembilan aktivis Turki.

Menyusul upaya untuk memperbaiki hubungan, Turki menarik duta besarnya lagi pada 2018 setelah AS memindahkan kedutaannya di Israel ke Yerusalem.

Infografis 6 Tips Cuci Pakaian Hindari Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 6 Tips Cuci Pakaian Hindari Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya