Korban Tewas Kebakaran Tempat Karaoke di Vietnam Bertambah Jadi 32 Orang

Kebakaran di Provinsi Binh Duong Vietnam Selatan telah menewaskan 32 orang.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 08 Sep 2022, 11:36 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2022, 11:36 WIB
Ilustrasi Kebakaran. (Freepik/ArthurHidden)
Ilustrasi Kebakaran. (Freepik/ArthurHidden)

Liputan6.com, Thu Dau Mot - Kebakaran di Provinsi Binh Duong Vietnam Selatan telah menewaskan 32 orang, Vietnam News Agency melaporkan Rabu (7/9).

Api melahap bar karaoke yang ada di tiga lantai sebuah bangunan. Api itu dilaporkan menyebar dengan cepat, menjebak anggota staf dan pelanggan di dalamnya, menurut laporan itu.

Korban tewas dalam kecelakaan itu telah meningkat menjadi 32, dengan jumlah 16 laki-laki dan 16 perempuan, demikian dikutip dari laman Xinhua, Kamis (8/9).

Kebakaran itu disebabkan oleh korsleting listrik dan menyebar dengan cepat karena mengenai kasur busa kedap suara pada dinding ruang karaoke dan interior kayu di baliknya, sebut kantor berita lokal mengutip Komite Rakyat provinsi Binh Duong.

Sebanyak 13 truk pemadam kebakaran dan 66 petugas pemadam kebakaran dikerahkan ke tempat kejadian dan api dapat dikendalikan dalam waktu satu jam.

Pihak berwenang masih menyelidiki lebih lanjut insiden itu, kata kantor berita lokal.

Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc pada Rabu (7/9) menyampaikan belasungkawa terdalamnya kepada keluarga para korban kebakaran, dan meminta pihak berwenang di tingkat negara bagian dan lokal untuk mendukung keluarga, menurut kantor berita.

Sebanyak 1.147 kebakaran dan ledakan terjadi di Vietnam dari Januari hingga Agustus tahun ini, menewaskan 65 orang dan melukai 65, menurut Kantor Statistik Umum negara itu.

Sebelumnya 12 Orang Dilaporkan Tewas

Suasana Hanoi Jelang Hari Nasional Vietnam
Seorang wanita mengendarai sepeda di sepanjang gang yang didekorasi dengan bendera nasional Vietnam menjelang perayaan Hari Nasional Vietnam di Hanoi (1/9/2020). Peringatan 75 tahun Hari Nasional Vietnam jatuh pada tanggal 2 September 2020. (AFP Photo/Nhac Nguyen)

Sebelumnya, insiden ini menewaskan 12 orang dan melukai 11 lainnya, kata seorang pejabat setempat, Rabu (7/9).

Api melalap lantai dua dan tiga gedung pada Selasa (6/9) malam, menjebak pelanggan dan anggota staf saat asap tebal memenuhi tangga, demikian laporan dari media pemerintah.

Banyak yang berkerumun di balkon untuk menghindari kobaran api, yang membesar dengan cepat saat menyentuh bagian dalam kayu.

Mereka akhirnya memilih untuk melompat dari gedung, tambah laporan itu.

Foto-foto menunjukkan gumpalan asap mengepul keluar dari bar -- terletak di lingkungan perumahan yang ramai di kota Thuan An, utara pusat komersial Kota Ho Chi Minh -- ketika petugas pemadam kebakaran dengan derek mencoba memadamkan api.

Seorang pejabat setempat mengkonfirmasi kepada AFP bahwa 12 orang tewas dan 11 terluka dalam kebakaran tersebut.

"Tim penyelamat masih mencari korban di tempat kejadian. Penyebab kebakaran belum ditentukan dan sedang diselidiki," kata Nguyen Thanh Tam, pejabat tinggi partai komunis yang berkuasa di kota Thuan An, kepada AFP.

Saksi bernama Nguyen Sang, yang tinggal di dekat bar karaoke, mengatakan kepada VnExpress bahwa ketika truk pemadam kebakaran tiba di tempat kejadian, seorang resepsionis menyebut ada 40 orang terjebak di dalam.

"Banyak orang berlari keluar melalui pintu masuk utama, tetapi banyak orang lain tidak tahan panas dan mereka melompat turun, tangan dan kaki mereka patah," kata Sang.

Kebakaran itu adalah yang paling mematikan di Vietnam sejak 2018, ketika 13 orang tewas dalam kebakaran di sebuah kompleks apartemen di Kota Ho Chi Minh.

Pada tahun 2016, kebakaran di sebuah bar karaoke di Hanoi menewaskan 13 orang, mendorong penilaian tindakan pencegahan kebakaran di bar dan klub di seluruh negeri.

Bulan lalu, tiga petugas pemadam kebakaran tewas setelah mencoba memadamkan api di bar karaoke lain di ibu kota.

Kebakaran Hutan

Kebakaran Hutan Terus Meluas ke Seluruh Spanyol
Kebakaran meluas di dekat daerah perumahan di Alhaurin de la Torre, Malaga, Spanyol, Sabtu (16/7/2022). Gelombang panas yang melanda Spanyol memicu api menyebar lebih cepat dan menghambat upaya pengendalian kebakaran. (AP Photo/Gregorio Marrero)

Belum lama ini, kebakaran hutan di Spanyol jadi sorotan.

Kebakaran hutan besar di timur laut Spanyol dengan cepat meluas di luar kendali pada hari Minggu (14/8), memaksa evakuasi delapa desa dengan lebih dari 1.500 orang di provinsi Zaragoza.

Kepala pemerintah daerah Aragon, Javier Lamban, mengatakan situasi kota Añon de Moncayo kini kritis. Menyelamatkan nyawa dan melindungi desa merupakan prioritas utama sekitar 300 petugas pemadam kebakaran yang diterjunkan ke lokasi.

Kebakaran hutan yang berawal pada hari Sabtu (13/8), dalam waktu kurang dari 24 jam telah meluas mencapai 50 kilometer. Menurut kantor berita EFE, luas permukaan yang terbakar diperkirakan mencapai 8.000 hektar.

Warga yang mengungsi kini berlindung ke tiga pusat olahraga berbeda, di kota-kota terdekat, seperti dikutip dari laman VOA Indonesia, Senin (15/8/2022).

Petugas pemadam kebakaran mengatakan prospek menjinakkan api sangat tergantung pada cuaca, dan hingga saat ini diperkirakan kecepatan angin masih berada di sekitar 60 kilometer per jam.

Kekeringan dan suhu yang sangat panas di Spanyol mengubah tahun 2022 menjadi tahun terburuk abad ini dalam hal kebakaran.

Sejauh ini Kementerian Transisi Ekologi Spanyol mencatat terjadinya 43 kebakaran hutan yang besar, yang lebih menghanguskan sekitar 500 hektar lahan; atau berarti empat kali lebih luas dibanding tahun sebelumnya dan menjadi rekor dalam sepuluh tahun terakhir.

Suhu Eropa Tembus 40 Derajat Celcius

Cuaca di Madrid dan sebagian besar Spanyol mulai mendingin
Orang-orang bersantai di sebuah taman di Madrid, Spanyol, Minggu (19/6/2022). Sebelumnya Spanyol dilanda gelombang panas yang bergerak ke utara melalui Eropa dengan suhu bisa mencapai di 43 derajat Celcius. (AP Photo/Paul White)

Benua Eropa sedang diterjang gelombang panas yang membuat suhu tembus 40 derajat celcius. World Meteorological Organization (WMO) memprediksi gelombang panas ini bisa terus terjadi hingga berdekade-dekade.

Dilansir UN News, pola itu disebut terkait aktivitas manusia yang berkontribusi pada pemanasan planet. Dampak besar berisiko terjadi pada sektor agrikultur.

"Kami memperkirakan melihat dampak-dampak besar pada agrikultur. Pada gelombang panas sebelumnya di Eropa, kita kehilangan sejumlah besar panen. Dan di bawah situasi terkini, kita sudah terkena krisis pangan global akibat perang di Ukraina, gelombang panas ini akan membawa dampak pada aktivitas-aktivitas agrikultur," ujr Petteri Taalas, Sekretaris Jenderal WMO, dalam konferensi pers di Jenewa.

Pihak WHO menyebut gelombang panas akan terjadi lebih sering hingga tahun 2060-an. Gelombang panas di Eropa saat ini mungkin akan terus berlanjut hingga pertengahan pekan depan.

Dampak dari gelombang panas bukan hanya membuat situasi tidak nyaman, tetapi berbahaya karena bisa menjebak polusi dan mengurangi kualitas udara. Akibatnya, para lansia terdampak parah. Pada gelombang panas 2023, sekitar 70 ribu orang meninggal di Eropa.

Gelombang panas yang terjadi di 2022 juga memicu kebakaran hutan di Spanyol.

WHO turut menyorot masalah gelombang panas ini karena gelombang panas memiliki dampak langsung terhadap kesehatan. Akses kepada makanan dan minuman pun terkena risiko, serta ada ancaman ekurangan air.

Infografis Kebakaran Hutan dan Bencana Kabut Asap di Indonesia
Infografis Kebakaran Hutan dan Bencana Kabut Asap di Indonesia. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya