Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Prancis untuk RI Olivier Chambard menilai Indonesia adalah mitra strategis di Indo Pasifik, sehingga misi Pegasus 2022 sengaja diadakan untuk memperkuat kerja sama di bidang pertahanan.
Dalam pembukaan misi Pegasus 2022, Dubes Prancis Olivier Chambard menegaskan bahwa Indonesia merupakan mitra penting bagi Prancis.
Oleh karenanya, Indonesia menjadi salah satu tujuan tetap misi Pegasus 2022.
Advertisement
"Hubungan strategis kawasan dan global kita semakin dekat setiap tahun. Dan kedatangan tim AU kami ke sini menunjukkan masa depan yang sangat besar dengan Indonesia," kata Chambard, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (12/9/2022).
Dubes Olivier juga menyebut peran Indonesia di Indo Pasifik juga sangat penting, terutama didasari pada landasan hukum internasional dan kebebasan navigasi.
"Dan latihan ini adalah tanda yang jelas bahwa kami ingin meningkatkan kerja sama dengan Indonesia," ungkap Olivier Chambard.
Selain Olivier Chambard, Wakil Menteri Pertahanan RI, M. Herindra juga hadir dan menegaskan bahwa sudah banyak kerja sama pertahanan yang dibentuk antara Indonesia dan Prancis.
"Kita sebagai negara besar harus memperkuat pertahanan kita. Apa yang terjadi di dunia, khususnya konflik Rusia dan Ukraina membuktikan bahwa ancaman itu ada. Pertahanan otomatis harus dikuatkan," tegas Herindra.
Herindra mengungkapkan pada Februari 2022 lalu, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto telah mengumumkan pembelian jet tempur Rafale sebanyak enam unit dan dua unit pesawat A800.
6 Pesawat AU Prancis Tiba di Jakarta
Enam pesawat milik Angkatan Udara Prancis (FASF - Frenc Air and Space Force) tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, sejak Minggu (11/9/2022).
Enam pesawat tersebut terdiri dari 3 pesawat tempur Rafale, 1 pesawat Angkut A-400M, dan 2 pesawat 330 MRTT.
Kedatangan pesawat-pesawat AU Prancis ini tujuannya untuk mengikuti latihan multinasional Pitch Black '22 di RAFF Base Australia, untuk melaksanakan serangkaian kegiatan kerjasama dengan TNI AU, dalam misi Pegasus atau PEGASE 22.
Misi ini akan berlangsung pada tanggal 11-14 September 2022.
Misi PEGASE tim AU Prancis di Indonesia kali ini, merupakan kegiatan ketiga, setelah pada 2015 dan 2018, juga pernah dilaksanakan kegiatan yang sama di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Kedatangan AU Perancis disambut Pangkoopsud I Marsda TNI Tedi Rizaliadi, Waasops Kasau Marsma TNI Donald Kasenda, Danlanud Halim Perdanakusuma Marma TNI Bambang Gunarto dan sejumlah pejabat TNI AU lainnya.
Diantara rombongan AU Prancis juga hadir Wakasau Perancis Letjen Frederic Parisot, dan Athan Kedubes Perancis di Jakarta.
Advertisement
Program Selama di Indonesia
Selama di Indonesia, tim AU Prancis, akan menggelar sejumlah kegiatan kerjasama kedua angkatan Udara. Beberapa kegiatan penting yaitu CC Letjen Frederic Parisot kepada Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
Tim AU Perancis pada Minggu (11/9), melaksanakan backseat pesawat Rafale bagi dua pejabat, yaitu Pangkoopsudnas Marsdya TNI Andyawan Martono Putro, dan Dubes Perancis untuk Indonesia Olivier Chambard.
Sementara untuk Senin (12/9) dilaksanakan beberapa kegiatan, yaitu joyflight A-330 MRTT bagi media, Joyflight A-400M bagi VIP Kemhan dan TNI.
Pada sore harinya akan dilaksanakan static show di terminal selatan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Selanjutnya Pada Selasa (13/9), kembali dilaksanakan backseat bagi penerbang tempur TNI AU dan static show.
Indonesia Pesan Pesawat Tempur
Sebelumnya, Prancis bersuka cita setelah Indonesia memesan 42 jet tempur Rafale. Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly, datang ke Jakarta untuk bertemu Menhan Prabowo Subianto terkait pesanan ini.
"Kemitraan strategis kita akan menguntungkan dari hubungan pertahanan kita yang semakin dalam. Prancis bangga untuk berkontribusi dalam modernisasi angkatan bersenjata mitra kita yang akan memainkan peran kunci di keamanan ASEAN dan Indo-Pasifik," ujar Florence Parly melalui Twitter, dikutip Jumat (11/2).
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, juga merasa girang karena Indonesia membeli 42 Rafale.
"42 Rafale! Indonesia memilih industri luar biasa dari Prancis!" ujar Presiden Macron via Twitter.
Presiden Macron juga memamerkan bahwa Rafale sudah terkenal, serta didukung kekuatan dari 400 perusahaan lebih. Ia pun yakin bahwa pembelian ini akan membuat hubungan Indonesia-Prancis semakin hangat.
Cukup wajar apabila Prancis merasa gembira dengan pembelian ini, pasalnya pada 2021 Australia membatalkan pembelian kapal selam dari Prancis, dan malah membeli dari Amerika Serikat.
Presiden Macron merasa tersinggung karena hal itu dinilai mendadak, apalagi Prancis tidak diajak bergabung ke dalam pakta AUKUS yang terdiri atas Australia, Inggris, dan Amerika Serikat.
Advertisement