Liputan6.com, Karachi - Tiga tentara Pakistan tewas dalam serangan teroris di distrik Kurram di provinsi Khyber Pakhtunkhwa barat laut Pakistan, kata militer Pakistan, Selasa (13/10/2022).
Para teroris dari sisi perbatasan Afghanistan menembaki pasukan di distrik Kurram di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, demikian pernyataan dari Hubungan Masyarakat Antar-Layanan, sayap media militer.
Baca Juga
Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa pasukan Pakistan merespons dengan cara yang tepat, namun tiga tentara tewas dalam baku tembak.
Advertisement
Para teroris juga mengaku pihaknya menjadi korban serangan balasan.
Pakistan mengutuk keras penggunaan wilayah Afghanistan untuk kegiatan teroris, kata pernyataan itu.
Tentara Pakistan bertekad untuk mempertahankan perbatasan Pakistan dari ancaman terorisme, tambah perwakilan dari militer Pakistan.
Serangan Teroris juga Terjadi di Pakistan
Afghanistan juga sempat diguncang dua serangan bom dari dua mobil minibus. Menewaskan setidaknya sembilan orang pada Kamis 28 April 2022 di Mazar-i-Sharif, kata polisi.
Mengutip VOA Indonesia, Jumat (29/4/2022), serangan itu terjadi seminggu setelah ledakan mematikan mengguncang sebuah masjid Syiah di kota yang terletak di Afghanistan utara itu.
Jumlah serangan kekerasan telah menurun sejak Taliban kembali berkuasa Agustus lalu, namun kelompok ISIS Sunni terus menarget komunitas Syiah yang mereka anggap sesat.
Serangan pada hari Kamis terjadi dalam hitungan menit antara satu sama lain di dua distrik berbeda di kota Mazar-i-Sharif, sementara para penglaju dalam perjalanan pulang untuk berbuka puasa, kata juru bicara kepolisian Asif Waziri kepada kantor berita AFP.
"Sasarannya tampaknya penumpang Syiah," katanya. Ia menambahkan bahwa 13 orang lainnya terluka akibat kedua ledakan itu.
"Musuh-musuh Afghanistan menciptakan ketegangan dan perpecahan di kalangan masyarakat kami."
Sejauh ini belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas kedua serangan bom mobil.
Serangkaian Serangan Bom, Beberapa Diklaim ISIS
Serangan itu hanya berselang beberapa hari setelah serangan bom mematikan di sebuah masjid Syiah di Mazar-i-Sharif, Afghanistan yang menewaskan setidaknya 12 jemaah dan melukai puluhan lainnya.
Serangan bom lain di masjid di kota Kunduz pekan lalu menyasar komunitas minoritas Sufi dan menewaskan sedikitnya 36 orang saat pelaksanaan salat Jumat.
Dalam serangan yang berbeda, yang juga menyasar orang-orang Syiah, dua bom diledakkan di sebuah sekolah di Kabul, menewaskan enam siswa.
Jumlah warga Syiah Afghanistan, yang umumnya dari komunitas Hazara, antara 10 dan 20 persen populasi Afghanistan yang berjumlah 38 juta jiwa.
Cabang regional ISIS di Afghanistan yang mayoritas Sunni telah berulang kali menarget kelompok Syiah dan minoritas seperti Sufi, yang mengikuti cabang mistik Islam.
Teroris ISIS mengklaim serangan terhadap masjid di Mazar-i-Sharif, tetapi belum ada yang mengklaim pemboman di Kota Kunduz.
ISIS merupakan kelompok yang mengklaim beraliran Sunni, seperti Taliban, namun keduanya saling bermusuhan.
Perbedaan ideologis terbesar di antara keduanya yaitu Taliban hanya menginginkan Afghanistan terbebas dari pasukan asing, sementara ISIS ingin mendirikan kekhalifahan Islam yang membentang dari Turki hingga Pakistan dan sekitarnya.
Sementara itu, para pejabat Taliban bersikeras pasukan mereka telah mengalahkan ISIS, namun para pengamat mengatakan kelompok teroris itu adalah tantangan utama keamanan.
Advertisement
Teror Bom ISIS Terus Hantui Afghanistan Selama Bulan Ramadhan
Islamic State Khorasan dan Tehrek-e-Taliban Pakistan (TTP) mendadak aktif menebar teror di Bulan Ramadan. Gelombang serangan oleh kedua kelompok memicu ketegangan antara pemerintahan Taliban dengan Pakistan.
Islamic State (ISIS) di Provinsi Khorasan pada Jumat (22/4) mengklaim diri bertanggungjawab atas serangan bom terhadap masjid Syiah di utara Mazar-e-Sharif. Serangan tersebut merupakan bom teror yang ketiga sepanjang Kamis (21/4) di Afghanistan dan tercatat sebagai yang paling mematikan.
"Ketika masjid sudah penuh oleh jemaah, bahan peledak didetonasi dari jarak jauh,” klaim ISKP dalam pernyataannya. Otoritas kesehatan Afghanistan mengklaim setidaknya 12 warga sipil tewas, sementara 40 lainnya mengalami luka-luka dalam serangan tersebut.
Beberapa jam sebelumnya, sebuah bom meledak di dekat sebuah sekolah di ibu kota Kabul dan melukai dua orang anak. Insiden di pemukiman Syiah itu menduhului bom ketiga yang meledak di Kota Kundus dan melukai 11 buruh mekanik yang bekerja untuk Taliban, demikian dikutip dari laman DW Indonesia, Minggu (24/4/2022).
Sejak merebut kekuasaan Agustus 2021 silam, Taliban mengobarkan perang terhadap ISKP di seluruh penjuru Afghanistan. Zabihullah Noorani, Kepala Departemen Kebudayaan dan Informasi di Provinsi Balkh mengatakan, Taliban telah menahan Abdul Hamid Sangaryar, tersangka pelaku serangan bom di masjid Syiah di utara Mazar-e-Sharif.
Serangan Taliban
ISKP sebelumnya membisu, setelah Taliban melancarkan serangan masif terhadap salah satu benteng terbesarnya di Provinsi Nangarhar, November tahun lalu. Baru sejak beberapa hari silam, mereka kembali aktif menebar teror di Bulan Ramadan.
Awal April lalu, dua bom meledak di kawasan Syiah di Kabul, Dasht-e-Barchi, yang menewaskan tujuh murid sekolah dan melukai sejumlah lainnya.
Ketegangan dengan PakistanTaliban juga direpotkan oleh aksi kelompok lain, Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), yang giat menebar teror ke negara jiran. Serangan balasan Angkatan Udara Pakistan di Provinsi Kunar dan Khost, Minggu (17/4) lalu, menewaskan 47 warga sipil.
Kebanyakan korban serangan teror Islamic State itu adalah perempuan dan anak-anak, klaim otoritas Afghanistan. Hal ini membibit permusuhan baru antara Afghanistan dan Pakistan, dua negara yang bertetangga dan sebelumnya bersekutu erat.
Insiden berdarah itu makin meningkatkan ketegangan diplomatis antara kedua negara. Serangan terior tersebut adalah "sebuah kekejian,” kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, melalui sebuah pesan audio, Kamis (21/4).
Advertisement