Liputan6.com, Shanghai - Angin kencang dan hujan lebat menerjang pantai timur China pada Kamis (15/9/2022), setelah Topan Muifa memaksa sekitar 1,6 juta orang meninggalkan rumah mereka dan menghentikan sebagian besar penerbangan di bandara utama Shanghai.
Muifa adalah topan tropis terkuat yang melanda Shanghai, rumah bagi lebih dari 25 juta orang, kata penyiar CCTV.
Namun, tidak ada laporan segera tentang kematian atau korban sejauh ini, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (15/9/2022).
Advertisement
Status Topan Muifa diturunkan menjadi badai tropis oleh otoritas China pada Kamis, tetapi diprediksi tetap akan membawa hujan lebat dan banjir bandang di beberapa provinsi saat bergerak ke utara melintasi provinsi-provinsi pesisir yang berpenduduk padat.
Sedikitnya 426.000 orang dievakuasi di Shanghai dan 1,2 juta orang lainnya dibawa ke tempat penampungan sementara di provinsi tetangga Zhejiang, kata pihak CCTV menambahkan.
Curah hujan yang tinggi menyebabkan kemacetan lalu lintas dan banjir di beberapa daerah di wilayah delta sungai Yangtze, pusat manufaktur global utama.
Gelombang raksasa terlihat menerjang garis pantai di teluk Hangzhou, di selatan Shanghai, dan radio nasional melaporkan tanah longsor di Kabupaten Ninghai di provinsi Zhejiang.
Di prediksi angin berkekuatan hingga 125 km/jam, badai tersebut diprediksi akan mendarat di distrik Fengxian Shanghai.
Peringatan ini sebelumnya menyebabkan pembatalan semua penerbangan ke pusat keuangan terbesar China.
Â
Jadwal Penerbangan Batal
Muifa sebelumnya melewati kota Zhoushan di Zhejiang pada Rabu kemarin, menurut kantor berita Xinhua.
Perjalanan topan dilanjutkan ke Shanghai saat badai bergerak ke utara, tetapi sebagian besar penerbangan dari dua bandara utama kota itu dibatalkan Kamis pagi, menurut data penerbangan dari Flightradar24.
Operasi di beberapa pelabuhan pengiriman peti kemas terbesar di Shanghai dan tetangganya Ningbo juga dihentikan karena topan.
Para pejabat memerintahkan semua kapal penangkap ikan di Laut Kuning dan Laut Bohai untuk berlabuh saat China bersiap menghadapi topan.
Badai memasuki provinsi Jiangsu, timur China pada Kamis pagi dan kecepatan angin melemah hingga sekitar 90 km/jam, kata Observatorium Meteorologi Pusat.
Badai itu datang setelah Topan Hinnamnoor menghantam Shanghai dan wilayah tetangganya pekan lalu, menyebabkan penangguhan layanan feri Shanghai dan penutupan sekolah di beberapa bagian wilayah Zhejiang.
Muifa adalah topan ke-12 yang melanda China tahun ini, menurut media pemerintah.
Advertisement
Muifa di Tahun 2011
Pemerintah China di tahun 2011Â mengungsikan lebih 200.000 orang dari pantai timur sementara kawasan tersebut bersiap-siap menghadapi badai paling kuat dalam beberapa tahun terakhir, yaitu Muifa.
Lebih tujuh ribu perahu nelayan diminta pulang ke pelabuhan sementara angin Badai Muifa mencapai 162 kilometer per jam menimbulkan ombak setinggi 11 meter.
Paling tidak 140 penerbangan dibatalkan dan layanan kereta terganggu. Metereolog pemerintah mengatakan badai kemungkinan akan bertambah parah sementara mendekati Provinsi Zhejiang dan Jiangsu di dekat Shanghai. Pusat Ramalan Lingkungan Laut Nasional China menaikkan tingkat bahaya tertinggi waspada merah bagi perkapalan di laut China Timur.
Muifa kemungkinan akan melewati pantai sementara dalam perjalanan ke utara, kata Kantor Metereologi Pusat. Badai ini sudah melanda Filipina dan menyebabkan banjir, sedangkan di Taiwan dan Pulau Okinawa di Jepang selatan menimbulkan matinya listrik.
Badai Topan Pertama China Tahun Ini
Topan pertama di China pada tahun ini membawa angin kencang dan hujan ke pantai selatannya pada Sabtu (2 Juli), ketika para peramal memperingatkan rekor curah hujan dan risiko bencana yang tinggi di provinsi-provinsi termasuk Guangdong, negara berpenduduk terpadat di negara itu.
Dilansir dari laman Channel News Asia, Minggu (3/7/2022), Topan Chaba, nama Thailand untuk bunga kembang sepatu, bergerak ke barat laut dengan kecepatan 15 km/jam hingga 20 km/jam setelah mata badai mendarat di kota Maoming, Guangdong, Sabtu sore, kata Pusat Meteorologi Nasional dalam sebuah pernyataan.
Chaba, meskipun intensitasnya sedang dan diperkirakan akan kehilangan kekuatannya seiring waktu, kemungkinan akan membawa hujan yang sangat lebat dan dapat memecahkan rekor curah hujan kumulatif karena menarik sabuk hujan monsun di wilayah tersebut ke pedalaman, kata Gao Shuanzhu, kepala peramal pusat tersebut.
"Uap air monsun yang melimpah akan menyebabkan hujan lebat dan curah hujan kumulatif besar yang bersifat ekstrem," kata Gao, memperkirakan curah hujan kumulatif hingga 600 mm di beberapa daerah.
Yang berisiko adalah bagian barat Guangdong, tempat topan China biasanya berlama-lama, bagian timur wilayah otonomi Guangxi dan provinsi pulau Hainan, dengan badai hujan yang menyebabkan tanah longsor, genangan air perkotaan, dan banjir, kata Gao.
Hainan meningkatkan tanggap daruratnya ke Level II, tertinggi kedua, pada hari Sabtu. Ini menangguhkan layanan kereta api di seluruh pulau dan membatalkan lebih dari 400 penerbangan ke dan dari kota Haikou dan Sanya.
Advertisement