Kembali Mewabah, Penyakit Kolera di Haiti Tewaskan 7 Orang

Pemerintah Haiti melaporkan kembalinya kasus penyakit kolera.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 03 Okt 2022, 07:30 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2022, 07:30 WIB
Protes Menuntut PM Haiti Ariel Henry Mundur
Orang-orang berjalan di sekitar ban yang dibakar oleh pengunjuk rasa untuk menuntut Perdana Menteri Haiti Ariel Henry mundur dan menyerukan kualitas hidup yang lebih baik, di Port-au-Prince, Haiti, Senin (29/8/2022). (AP Photo/Odelyn Joseph)

Liputan6.com, Port-au-Prince - Otoritas Haiti pada Minggu (2 Oktober) mengatakan sedikitnya tujuh orang telah meninggal karena kolera. Hal ini menandakan kembalinya penyakit tersebut, di saat yang bersamaan ketika negara itu dilumpuhkan oleh blokade geng yang telah memicu kekurangan bahan bakar dan air minum bersih. 

Dikutip Channel News Asia, Senin (3/9/2022), penyakit ini menewaskan sekitar 10.000 orang melalui wabah 2010 yang telah disalahkan pada pasukan penjaga perdamaian PBB. Organisasi Kesehatan Pan Amerika pada tahun 2020 mengatakan Haiti telah melewati satu tahun tanpa kasus kolera yang dikonfirmasi.

"Berdasarkan informasi yang kami peroleh, jumlah kematian sekitar 7 hingga 8 orang," kata Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Laure Adrien saat konferensi pers, seraya menambahkan bahwa para pejabat berjuang untuk mendapatkan informasi dari rumah sakit.

"Ada satu kematian di siang hari hari ini."

Kementerian Kesehatan sebelumnya mengkonfirmasi satu kasus di daerah Port-au-Prince dan bahwa ada kasus yang dicurigai di kota Cite Soleil di luar ibu kota, yang merupakan lokasi perang geng yang kejam pada bulan Juli.

Geng-geng sejak bulan lalu memblokir pelabuhan bahan bakar utama negara itu sebagai protes atas pengumuman kenaikan harga bahan bakar bulan lalu. Banyak rumah sakit telah menutup atau mengurangi operasinya karena kekurangan bahan bakar untuk pembangkit listrik.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kekurangan Air

Protes Menuntut PM Haiti Ariel Henry Mundur
Para pengunjuk rasa dibubarkan oleh gas air mata yang dilemparkan oleh polisi selama demonstrasi menuntut Perdana Menteri Haiti Ariel Henry mundur dan menyerukan kualitas hidup yang lebih baik, di Port-au-Prince, Haiti, Senin (29/8/2022). (AP Photo/Odelyn Joseph)

Perusahaan Pembotolan Karibia, pemasok utama air kemasan, mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka tidak dapat lagi terus memproduksi dan mendistribusikan air karena kehabisan bahan bakar diesel, yang sangat penting untuk rantai pasokannya.

Kolera menyebabkan diare yang tidak terkontrol.

Penyakit ini biasanya menyebar melalui air yang terkontaminasi dengan kotoran orang yang sakit, yang berarti bahwa air minum yang bersih sangat penting untuk mencegah penyebarannya.

Sementara itu, pasukan dari Nepal, di mana kolera mewabah, berada di Haiti sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB yang dibentuk pada 2004 setelah penggulingan Presiden Jean-Bertrand Aristide. Ukuran kekuatan meningkat setelah gempa 2010 Haiti.


Sejarah Penyakit Kolera di Haiti

800 Imigran Haiti Terdampar di Kuba
Imigran Haiti berbaris untuk sarapan di sebuah perkemahan yang digunakan untuk menampung sekelompok besar migran Haiti di Sierra Morena di provinsi Villa Clara Kuba, Kamis (26/5/2022). Sebuah kapal yang membawa lebih dari 800 warga Haiti yang berusaha mencapai Amerika Serikat malah berakhir di pantai Kuba tengah. (AP Photo/Ramon Espinosa)

PBB pada tahun 2016 meminta maaf atas wabah tersebut, tanpa mengambil tanggung jawab.

Sebuah panel independen yang ditunjuk oleh Sekretaris Jenderal PBB saat itu Ban Ki Moon mengeluarkan laporan 2011 yang tidak menentukan secara meyakinkan bagaimana kolera diperkenalkan ke Haiti.

Anggota panel pada tahun 2013 secara independen menerbitkan sebuah artikel yang menyimpulkan personel yang terkait dengan misi penjaga perdamaian PBB adalah "sumber yang paling mungkin".


Wabah Kolera Sebelumnya

Penyakit Kolera, Kenali Ciri-Ciri
(Sumber: iStockphoto)

Dalam kasus lain, sedikitnya 15 orang meninggal dunia dan sekitar 397 lainnya dirawat di rumah sakit pada tahun 2018 setelah wabah kolera menyebar di Sumbawanga, Tanzania Barat. 

Pada November tahun 2017, wabah lain kolera di wilayah itu merenggut tujuh nyawa. Wabah tersebut dapat dikendalikan pada Maret tahun ini.

Pada 2015, wabah besar kolera yang melanda negara Afrika Timur itu merenggut sebanyak 166 nyawa.

Infografis Cuci Tangan Pakai Sabun Bunuh Virus Penyebab Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Cuci Tangan Pakai Sabun Bunuh Virus Penyebab Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya