Liputan6.com, Jakarta Para arkeolog di Irak utara membuat penemuan menarik berupa batu dengan pahatan indah yang berusia sekitar 2.700 tahun.
Pahatan ini ditemukan di Mosul, Irak oleh tim Amerika Serikat-Irak yang bekerja untuk merekonstruksi Gerbang Mashki kuno.
Baca Juga
Lokasi ini sebelumnya dihancurkan oleh militan ekstremis (ISIS) pada tahun 2016, dikutip dari laman BBC, Kamis (20/10/2022).
Advertisement
Irak adalah rumah bagi peninggalan kota paling kuno di dunia, termasuk Babel.
Tapi bertahun-tahun, kekacauan telah terjadi di sana. Ada banyak situs arkeologi dijarah dan dirusak oleh militan ISIS dan aksi militer baik yang disengaja ataupun tidak.
Delapan relief marmer menunjukkan adegan perang yang dipahat dengan halus, tanaman anggur dan pohon palem.
Pahatan ini berasal dari Raja Asyur Sennacherib, yang memerintah kota kuno Niniwe dari tahun 705 hingga 681 SM, kata Badan Purbakala dan Warisan Negara Irak, dalam sebuah pernyataan yang dilihat oleh AFP.
Raja yang kuat itu dikenal karena kampanye militernya, termasuk saat perang Babel, dan upaya perluasan Niniwe.
Peninggalan itu diyakini pernah menghiasi istananya, dan kemudian dipindahkan ke Gerbang Mashki, kata Fadel Mohammed Khodr, kepala tim arkeologi Irak kepada AFP.
Gerbang Mashki adalah salah satu yang terbesar di Niniwe, dan merupakan ikon ukuran dan kekuatan kota. Gerbang itu dibangun kembali pada 1970-an, tetapi dihancurkan dengan buldoser oleh militan ISIS pada 2016.
Kelompok militan itu mengobrak-abrik dan menghancurkan beberapa situs kuno yang sudah ada sebelum Islam di Irak, mencela peninggalan itu sebagai simbol "penyembahan berhala".
Khodr mengatakan bahwa ketika lempengan marmer diposisikan di pintu gerbang, sebagian dalam posisi terkubur.
Tim penggalian, yang terdiri dari para ahli dari Universitas Mosul Irak dan Universitas Pennsylvania Amerika Serikat, bekerja untuk memulihkan situs Gerbang Mashki sebelum ISIS menghancurkannya.
Lebih dari 10.000 situs arkeologi telah ditemukan di Irak.
Reruntuhan Kota Kuno Hatra di Irak Dibuka untuk Turis
Puluhan pengunjung berjalan-jalan di sepanjang reruntuhan kota kuno Hatra di utara Irak sembari mengagumi situs tersebut. Ini merupakan inisiatif lokal untuk membuka lembaran baru setelah pemerintahan singkat, namun brutal oleh kelompok ISIL (ISIS).
Dikutip dari Aljazeera, Selasa, 13 September 2022, ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia yang terancam punah oleh UNESCO, Hatra berasal dari abad kedua dan ketiga sebelum masehi. Kota ini dapat ditempuh selama dua jam perjalanan dari Mosul, bekas "ibu kota" yang diproklamirkan kelompok ISIL, yang direbut kembali pada 2017 oleh pasukan Irak dan koalisi internasional yang mendukung mereka.
Tur ke situs tersebut pada Sabtu, 10 September 2022, jadi yang pertama diselenggarakan oleh Mosul Heritage House. Ini adalah sebuah museum swasta di Mosul, bertujuan meningkatkan pariwisata di daerah tersebut.
Tetapi bahkan sebelum itu, situs tersebut telah menarik pengunjung individu, menurut salah satu penyelenggara, Fares Abdel Sattar, seorang insinyur berusia 60 tahun. Inisiatif baru ini berusaha untuk "menunjukkan warisan dan identitas" Mosul dan Provinsi Niniwe yang lebih luas, katanya.
Sekitar 40 pengunjung, kebanyakan dari mereka warga Irak, diizinkan berjalan-jalan di sekitar situs arkeologi berusia lebih dari 2.000 tahun itu saat senja. Sebagai pusat agama dan perdagangan penting di bawah kekaisaran Parthia, Hatra memiliki benteng dan kuil yang megah, memadukan gaya arsitektur Yunani dan Romawi dengan elemen dekoratif oriental.
Advertisement
Pemugaran
Pada Februari 2022, pihak berwenang meluncurkan tiga pemugaran di situs tersebut, yakni sebuah patung bergaya Romawi dari sosok seukuran manusia dan relief di sisi kuil besar. Pada 2015, ISIL merilis sebuah video yang menunjukkan para pejuangnya menghancurkan serangkaian relief, menembaki mereka dan memotong patung dengan kapak.
Lima tahun setelah kekalahan ISIL, upaya rehabilitasi mengalami kemunduran dan banyak daerah masih menanggung bekas luka perang melawan kelompok bersenjata yang merebut sebagian besar Irak dan negara tetangga Suriah. Ketika Irak secara bertahap membuka pariwisata asing, banyak pengunjung, terutama dari Barat, kini menjelajahi negara itu, bahkan ada yang menjelajah ke Mosul.
Kelompok Hatra adalah perintis, berkunjung saat Amerika Serikat, Inggris dan pemerintah lain memperingatkan warganya agar tidak bepergian ke Irak, dengan alasan risiko terorisme, penculikan, konflik bersenjata, dan kerusuhan sipil. Wisata religi ke kota suci Syiah Karbala dan Najaf berkembang pesat, sebagian besar dari Iran.
Namun, tantangan tetap ada dan infrastruktur wisata masih mendasar di Irak, negara yang kaya akan minyak, tapi dirusak konflik selama beberapa dekade. Sejak intervensi militer AS pada 2003, negara Timur Tengah ini telah jadi medan pertempuran bagi milisi yang bersaing memperebutkan kendali sementara politiknya telah dilumpuhkan oleh sektarianisme dan korupsi.
Kota Kuno Babilonia
Bukan hanya kota kuno Hatra, Irak juga menjadi rumah bagi situs arkeologi Babilonia. Komite Warisan Dunia UNESCO telah menetapkan kota kuno Babilonia di Mesopotamia sebagai Situs Warisan Dunia.
Dikutip dari laman resmi World Heritage Convention, Selasa (13/9/2022), terletak 85 km selatan Bagdad, properti termasuk reruntuhan kota yang ada sejak 626--539 SM ini adalah ibu kota Kekaisaran Neo-Babilonia. Wilayah ini mencakup desa-desa dan daerah pertanian di sekitar kota kuno.
Sisa-sisanya, tembok luar dan dalam kota, gerbang, istana, dan kuil adalah kesaksian unik dari salah satu kerajaan paling berpengaruh di dunia kuno. Kursi kerajaan di bawah penguasa seperti Hammurabi dan Nebukadnezar, Babilonia mewakili ekspresi kreativitas Kekaisaran Neo-Babilonia pada puncaknya.
Asosiasi kota dengan salah satu dari tujuh keajaiban dunia kuno ini juga telah mengilhami budaya artistik, populer, dan religius dalam skala global. Sebagai ibu kota Kekaisaran Neo-Babilonia (626-539 SM), Babilonia adalah kesaksian paling luar biasa dari budaya ini pada puncaknya.
Advertisement