Sejarah Single Day, Hari Jomblo Sedunia yang Jadi Momen Belanja Populer

Ini sejarah Single Day atau dikenal dengan sebutan Hari Jomblo Sedunia pada 11.11 atau 11 November. Dari cara kemunculannya hingga cara merayakannya sekarang.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 11 Nov 2022, 15:19 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2022, 15:19 WIB
jatuh cinta
Ilustrasi cinta/copyright freepik.com/wayhomestudio

Liputan6.com, Jakarta - Hari ini 11.11 atau 11 November dikenal sebagai Single Day. Awalnya hari itu dimulai sebagai ejekan bagi orang-orang dalam hubungan, namun segera berkembang menjadi hari dengan makna yang indah - merangkul diri sendiri dan mengetahui bahwa yang kita miliki adalah yang harus kita hargai dalam hidup.

Single Day konon pertama kali diperingati pada tanggal 11 November

Mengutip Hindustan Times, Jumat (11/11/2022), Hari Jomblo Sedunia itu kabarnya dirayakan dengan penuh perayaan di Tiongkok. Di kota-kota seperti Beijing dan Shanghai, orang-orang menikmati makanan lezat bersama dengan teman-teman mereka dan orang-orang terdekat serta tersayang. Beberapa juga pergi berbelanja dan menikmati hari.

Menurut situs Daysoftheyear, sejarah peringatan 11.11 itu awalnya adalah hari libur China yang berasal dari Universitas Nanjing untuk perayaan bagi para lajang selama tahun 1990-an. Tanggalnya sesuai dengan konsep kesendirian dengan empat angka satu.

Single Day itu awalnya disebut Bachelor’s Day karena empat mahasiswa laki-laki memutuskan pada hari itu untuk merayakan menjadi lajangatau jomblo.

Ide ini menyebar ke berbagai universitas dan akhirnya menjadi budaya, berkembang dari waktu ke waktu sebagai sesuatu yang dapat dinikmati oleh pria dan wanita. Hari libur ini berfungsi sebagai waktu di mana orang dapat bertemu dan bersosialisasi di pesta, dan juga menjadi salah satu hari belanja paling populer di Tiongkok.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Berkembang Menjadi Hari Belanja

Ilustrasi belanja
Ilustrasi belanja. Sumber foto: unsplash.com/rawpixel.

Pada tahun 2017, Alibaba Group, konglomerat e-commerce multinasional di bidang ritel dan manufaktur, memperoleh lebih dari $25 miliar dalam penjualan, mengalahkan rekor sebelumnya sebesar $17,6 miliar pada tahun 2016. Acara ini adalah empat kali lebih besar dari hari belanja terbesar di Amerika, Black Friday dan Cyber Monday.

Belanja menjadi sumber kekayaan dan hiburan bagi perekonomian Tiongkok, dan pada tahun 2017, menurut Forbes.com, Alibaba mengatakan lebih dari 15 juta produk dari lebih dari 140.000 merek berpartisipasi dalam liburan, termasuk 60.000 merek internasional yang menawarkan diskon di Tmall, sebuah perusahaan ritel yang dioperasikan oleh Alibaba, yang meningkat dari 100.000 tahun sebelumnya.

Alibaba juga meluncurkan situs web ritel mewah baru, JD.com, dan membuka gudang otomatis pertama yang dikelola robot untuk membantu memperlancar transisi penjualan yang intens.


Hari Anti-Valentine

Ilustrasi cinta, Hari Valentine
Ilustrasi cinta, Hari Valentine. (Photo by RODNAE Productions from Pexels)

Menurut laporan Investopedia, perayaan Single Day yang juga disebut Bachelor's Day ini dimulai di kalangan mahasiswa di Universitas Nanjing China sekitar tahun 1993 sebagai semacam Hari anti-Valentine.

Menurut satu teori, semuanya dimulai ketika empat mahasiswa laki-laki lajang dari Asrama Mingcaowuzhu Universitas Nanjing membahas bagaimana mereka dapat melepaskan diri dari kehidupan monoton karena tidak memiliki pasangan, dan sepakat bahwa 11 November akan menjadi hari perayaan untuk menghormati diri menjadi lajang.

Kegiatan-kegiatan ini menyebar ke seluruh universitas dan akhirnya ke universitas-universitas lain, menarik baik laki-laki maupun perempuan—oleh karena itu namanya berubah menjadi Single Day atau Single's Day.

Ironisnya, Single's Day sekarang justru menjadi kesempatan bagi para lajang untuk bertemu, mengadakan pesta dan pertemuan sosial lainnya; itu juga tanggal yang populer untuk pernikahan. Pada tanggal tersebut, media China membahas dan meliput isu-isu yang berhubungan dengan cinta dan topik hubungan. Berbeda dengan tujuan awalnya.


Jadi Populer di Negara Lain

Pria Jomblo di Jepang Kian Mengkhawatirkan
Ilustrasi jomblo. Foto: biblestudytools

Single's Day kini telah populer di negara lain. Sekarang dirayakan di seluruh Asia Tenggara dan di beberapa negara Eropa, termasuk Jerman, Belgia, dan Inggris.

Versi Inggris diprakarsai oleh pakar kencan dan jatuh pada tanggal yang berbeda yakni 11 Maret.

[INFOGRAFIS] Ahok Gubernur 'Jomblo'?
Ahok, wagub yang akan menjajaki kursi gubernur Jakarta, tetapi mendekati waktu pelantikan, nama cawagub belum juga jelas.
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya