Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI memberikan update terbaru mengenai siapa saja pemimpin dunia yang akan hadir di KTT G20 Bali. Selain pemimpin Rusia, ternyata dari Brasil dan Meksiko juga tak hadir.
"Pemerintah Indonesia, hingga saat ini, telah menerima konfirmasi kehadiran langsung 17 pemimpin G20 pada saat KTT. Total kehadiran para pemimpin, termasuk Presiden RI, adalah 36 orang dari total 41 peserta," tulis pernyataan di situs resmi Kemlu RI, dikutip Jumat (11/11/2022).
Advertisement
Baca Juga
"Dari pihak negara G20, Brazil dan Mexico telah menginformasikan bahwa Presiden mereka tidak dapat hadir. Mexico akan diwakili oleh Menlu Mexico, sementara untuk Brazil masih dilakukan komunikasi mengenai bentuk partisipasi Presiden Brazil yang direncanakan secara virtual," demikian pernyataan Kemlu RI.
Kemlu RI juga mengungkap bahwa Rusia resmi menyatakan tidak hadir ke Bali pada 8 November 2022. Pesan itu dikirimkan oleh Kedutaan Besar Rusia di Jakarta melalui nota diplomatik.
Pemerintah Fiji juga diundang, tetapi hanya mengirimkan utusan khusus karena sedang pemilu.
"Di samping itu Presiden Ukraina juga berpartisipasi secara virtual," jelas pihak Kemlu RI.
Meski ada yang tidak hadir, pihak Kemlu RI optimistis kehadiran 17 kepala negara merupakan sinyal positif.
"Kehadiran 18 pemimpin G20 (termasuk Indonesia) ditambah 8 dari 10 negara undangan dan pemimpin 10 Organisasi Internasional merupakan tingkat kehadiran yang sangat tinggi dan mencerminkan komitmen bersama untuk pastikan G20 tetap efektif di tengah situasi yang sangat sulit saat ini," demikian isi pernyataan tersebut.
Delegasi KTT G20 Bakal Disambut Tari Pendet dan Diantar Mobil Listrik
Para delegasi KTT G20 rencananya akan mulai tiba di Bali pada 13 November mendatang.
Menurut rencana, mereka akan disambut dengan tari tradisional khas Bali, yakni Tari Pendet dan kemudian akan diantar menggunakan kendaraan listrik ke hotel yang telah ditentukan di area Nusa Dua, Bali.
Menyambut kedatangan delegasi, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali terus berbenah baik dari infrastruktur atau sistem untuk menyambut gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang berlangsung pada tengah November nanti.
Dari sistem lalu lintas pesawat, Bandara Ngurah Rai akan melakukan penyesuaian operasional pada 12-18 November 2022 untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan KTT G20.
"Sebagai pintu gerbang utama dalam kedatangan dan keberangkatan para delegasi peserta KTT G20 Bali, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali telah mempersiapkan skenario penyesuaian operasional bandara,: kata Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi dikutip dari Antara, Minggu (30/10/2022).
Ia melanjutkan, penyesuaian di Bandara Ngurah Rai akan meliputi operasional di sisi udara (airside) dan sisi darat (landside).
Advertisement
Tanpa Putin dan Zelensky, Luhut hingga Sri Mulyani Optimistis KTT G20 Tetap Sukses
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, memastikan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky urung hadir di KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022.
Namun begitu, kabar tersebut tidak menyurutkan asa Indonesia selaku pemegang Presidensi G20 2022 untuk menghelat puncak acara konferensi tingkat tinggi tersebut.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengabarkan, akan ada 17 kepala negara yang bakal hadir dalam KTT G20, termasuk di antaranya Presiden Amerika Serikat Joe Biden, dan Presiden China Xi Jinping. Menurut Jokowi, konfirmasi kehadiran yang mencapai 17 negara itu terbilang cukup tinggi.
"Saya kira dalam posisi normal tuh biasanya 17-18 (orang). Ini posisi yang tidak normal, dunia sangat sulit, semua negara sangat sulit. Kalau kehadirannya sampai sejumlah itu saya kira sudah sangat bagus," kata Jokowi, dikutip Jumat (11/11).
Senada dengan Jokowi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, Indonesia akan menjadi perhatian dunia dalam penyelenggaraan KTT G20 di Bali. Itu tidak terlepas dari performa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang konsisten naik.
"Dari segi recognition, Indonesia akan menjadi perhatian dunia. Kita juga akan memegang keketuaan ASEAN. Jadi ini tentu akan membuat Indonesia semakin diperhitungkan," ujar Menko Airlangga melalui keterangan tertulisnya.
Airlangga Juga Optimistis
Optimisme senada sempat dilontarkan Menko Luhut, yang menyebut mandat Presidensi G20 bakal mengukuhkan pengaruh Indonesia di tingkat global.
"Menurut pandangan saya, penyerahan tuan rumah G20 kepada Indonesia menyiratkan bahwa kita tengah meningkatkan pengakuan, pengaruh, dan power secara global. Mereka (negara anggota G20 lain) juga menanti peningkatan peran kita di tingkat regional maupun global," ucapnya.
Luhut bersaksi, para pemimpin dunia telah semakin mengakui posisi Indonesia, khususnya pasca berhasil mengontrol penyebaran pandemi Covid-19 yang marak terjadi di berbagai negara.
"Itu bakal mendongkrak kepercayaan diri bangsa kita bahwa kita dapat menangani masalah yang begitu kompleks melalui disiplin dan kolaborasi. Tidak ada yang tidak bisa kita selesaikan bersama," serunya.
Advertisement