Putin Pastikan Rusia Siap Perluas Pasokan Pupuk ke Pasar Global

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Rabu kemarin bahwa Moskow siap memperluas pasokan pupuk dan bekerja sama dengan semua mitra di bidang ini.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 24 Nov 2022, 12:32 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2022, 12:32 WIB
Ekspresi Vladimir Putin saat Perayaan 8 Tahun Rusia Merebut Krimea
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidatonya pada konser perayaan delapan tahun referendum tentang status negara bagian Krimea dan Sevastopol serta penyatuannya kembali dengan Rusia, di Moskow, Rusia (18/3/2022). (Ramil Sitdikov/Sputnik Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Rabu kemarin bahwa Moskow siap memperluas pasokan pupuk dan bekerja sama dengan semua mitra di bidang ini.

Ada hambatan buatan yang dibuat oleh beberapa negara untuk ekspor pupuk Rusia, yang berdampak negatif pada pasar global, kata Putin dalam pertemuan dengan Dmitry Mazepin, ketua Komisi Produksi dan Perdagangan Pupuk Mineral dari Persatuan Industrialis dan Pengusaha Rusia.

Dikutip dari Xinhua, Kamis (24/11/2022), lebih dari 400.000 ton pupuk yang diproduksi oleh beberapa perusahaan Rusia saat ini ditahan di pelabuhan Eropa karena sanksi, kata Mazepin kepada Putin.

"Situasi ini sangat sulit. Semua perusahaan menghadapi masalah ini. Kami mencoba menyelesaikan masalah ini dengan berbagai cara agar pupuk bida ditujukan untuk pasar berkembang, termasuk negara-negara Afrika," kata Mazepin.

Pihak berwenang Rusia sedang melakukan kontak dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan para pemimpin beberapa negara Afrika dalam upaya untuk menghilangkan hambatan tersebut, kata Putin.

Ukraina dan Rusia Sepakat Perpanjang 120 Hari Ekspor Gandum

Sementara itu, Menteri Infrastruktur Ukraina Oleksandr Kubrakov menyebutkan pada Kamis (17/11) bahwa kesepakatan gandum Laut Hitam antara Ukraina dan Rusia akan diperpanjang untuk 120 hari lagi.

Dia akun Twitter dia menulis bahwa melanjutkan kesepakatan ekspor gandum yang ditengahi Turki dan PBB adalah "langkah penting lainnya dalam perjuangan global untuk melawan krisis pangan”.

Dilansir DW Indonesia, Sabtu (19/11/2022), Menteri Luar Negeri Rusia juga mengonfirmasi bahwa kesepakatan itu akan diperpanjang "tanpa ada perubahan cakupan”, sebagaimana perjanjian yang berlaku saat ini.

 

Direspons Baik Oleh PBB

Musim Panen Gandum di Mesir
Rabu (11/5/2022). Ukraina dan Rusia menyumbang sepertiga dari ekspor gandum dan jelai global, yang diandalkan oleh negara-negara di Timur Tengah dan Afrika untuk memberi makan jutaan orang yang hidup dari roti bersubsidi. (AP Photo/Amr Nabil)

Sekjen PBB Antonio Guterres menyambut baik perjanjian "oleh semua pihak untuk melanjutkan Inisiatif Gandum Laut Hitam untuk memfasilitasi navigasi ekspor yang aman atas biji-bijian, bahan makanan dan pupuk dari Ukraina”.

Guterres juga menekankan pentingnya upaya untuk menyingkirkan rintangan yang masih tersisa untuk mengekspor makanan dan pupuk dari Rusia.

"Kedua perjanjian yang ditandatangani di Istanbul tiga bulan yang lalu tersebut sangat penting untuk menurunkan harga pangan dan pupuk dan untuk menghindari krisis pangan global,” kata Guterres.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memuji perpanjangan kesepakatan tersebut.

"Sangat terlihat jelas betapa penting dan bermanfaatnya kesepakatan ini atas ketersediaan pangan dan keamanan dunia,” cuitnya lewat Twitter.

Kabar Baik untuk Dunia

Musim Panen Gandum di Mesir
Pemilik tanah menghitung kantong gandum di sebuah peternakan di provinsi Delta Nil al-Sharqia, Mesir, Rabu (11/5/2022). Ukraina dan Rusia menyumbang sepertiga dari ekspor gandum dan jelai global, yang diandalkan oleh negara-negara di Timur Tengah dan Afrika untuk memberi makan jutaan orang yang hidup dari roti bersubsidi. (AP Photo/Amr Nabil)

Pejabat atas Uni Eropa juga menyambut kesepakatan ini, yang digambarkan Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel sebagai "kabar baik untuk dunia yang sangat membutuhkan akses terhadap biji-bijian dan pupuk.”

Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen menyebutkan bahwa terobosan ini "membantu menghindari kekurangan pangan global dan menurunkan harga meski ada perang Rusia."

Sempat Terancam Bubar

Roket Rusia Hantam Rumah Sakit Ukraina
Petugas pemadam kebakaran Ukraina bekerja di bangsal bersalin rumah sakit yang rusak di Vilniansk, wilayah Zaporizhzhia, Rabu (23/11/2022). Ini bukan kali pertama Rusia menargetkan rumah sakit dalam invasinya di Ukraina sejak Februari lalu. (AP Photo/Kateryna Klochko)

Moskow dan Kyiv telah sepakat untuk mengizinkan ekspor bahan pangan dari Ukraina melewati Laut Hitam demi mengurangi krisis pangan global. Lewat perjanjian ini, kapal-kapal mendapat lampu hijau untuk melintasi Laut Hitam tanpa diserang di beberapa rute tertentu mulai dari Ukraina hingga ke Bosporus.

Awal bulan November 2022 ini, Moskow tidak begitu yakin untuk membarui kesepakatan ini, yang seharusnya dijadwalkan berakhir pada tanggal 19 November.

Kesepakatan ini sangat krusial untuk mengamankan ketersediaan pangan untuk banyak negara di Afrika dan Timur Tengah. Ukraina adalah pengekspor gandum utama di dunia, sama seperti Rusia.

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya