Liputan6.com, London - Rakyat Inggris berkabung awal tahun ini karena sang Ratu Inggris, Ratu Elizabeth II meninggal dunia pada 8 September 2022. Sebuah buku baru mengungkapkan keberaniannya dalam menghadapi kondisi kesehatan yang memburuk.
Mengutip pemberitaan Hello Megazine, Sabtu (26/11/2022), biografi monarki Gyles Brandreth bertajuk Elizabeth: An Intimate Portrait, yang akan diserialisasikan di MailOnline, dia menulis bahwa dirinya mendengar Ratu Elizabeth II sedang berjuang melawan bone marrow cancer atau sejenis kanker sumsum tulang yang disebut myeloma, dan bahwa dia dengan berani menghadapi kondisi kesehatan tersebut selama bulan-bulan terakhirnya.
Baca Juga
Dalam buku itu, Gyles Brandreth menulis: "Saya pernah mendengar bahwa Ratu memiliki bentuk myeloma - kanker sumsum tulang - yang akan menjelaskan kelelahan dan penurunan berat badannya dan 'masalah mobilitas' yang sering kami ceritakan selama setahun terakhir ini di hidupnya."
Advertisement
Gyles adalah teman dekat mendiang Pangeran Philip, dan kemungkinan besar dia telah mendengar informasi tersebut dari anggota keluarga kerajaan.
Kondisinya tidak dapat disembuhkan tetapi ada beberapa perawatan yang dapat memperpanjang umur selama bertahun-tahun.
Ratu Elizabeth II menghadapi masalah mobilitas di bulan-bulan terakhir hidupnya, melewatkan beberapa acara kerajaan, termasuk Pembukaan Parlemen Negara, karena masalah penyakit tersebut.
Kegiatan resmi terakhirnya adalah menyambut Perdana Menteri Inggris yang baru Liz Truss, dengan beberapa orang yang jeli melihat kelemahannya dalam foto dari pertemuan tersebut.
Penyebab resmi kematian Ratu Elizabeth II disebutkan karena usia tua, dengan sertifikat kematian mengatakan bahwa dia telah meninggal dunia pada pukul 15.10, sebelum beberapa anggota keluarganya dapat mencapai Balmoral.
Anak tertuanya, Raja Charles dan Putri Anne berada di sisi ibu mereka pada saat kematiannya.
Detail lain dalam buku tersebut mengungkapkan bahwa Ratu Elizabeth II menderita kondisi medis yang disebut low energy setelah kematian suaminya Pangeran Philip pada tahun 2021, dan bahwa dia menikmati menonton Line of Duty di waktu luangnya.
Diam-Diam Menahan Kanker yang Menyakitkan Jelang Akhir Hayat
Ratu Elizabeth II menghabiskan tahun-tahun terakhirnya dengan diam-diam menderita kanker yang menyakitkan, menurut biografi baru mendiang Ratu Inggris.
Sang Ratu, yang meninggal pada bulan September setelah lebih dari 70 tahun bertahta, berjuang melalui penderitaan kanker sumsum tulang – gejala yang paling umum adalah nyeri tulang, menurut "Elizabeth: An Intimate Portrait," sebuah biografi yang akan datang ditulis oleh penulis dan penyiar Gyles Brandreth.
Pada bulan-bulan menjelang kematiannya di usia 96 tahun, ada spekulasi luas bahwa Ratu sedang menghadapi sebuah penyakit. Meski sertifikat kematiannya secara resmi mencantumkan penyebab kematiannya sebagai "usia tua".
"... Gejala myeloma yang paling umum adalah nyeri tulang, terutama di panggul dan punggung bawah, dan multiple myeloma adalah penyakit yang sering menyerang orang tua,” tulis Gyles Brandreth.
"Saat ini, tidak ada obat yang diketahui, tetapi perawatan – termasuk obat-obatan untuk membantu mengatur sistem kekebalan dan obat-obatan yang membantu mencegah melemahnya tulang – dapat mengurangi keparahan gejalanya dan memperpanjang kelangsungan hidup pasien selama berbulan-bulan atau dua hingga tiga tahun."
Advertisement
Sorot Ketabahan Ratu Elizabeth II Sepeninggal Mendiang Pangeran Philip
Biografi tersebut juga menyoroti ketabahan Ratu Elizabeth II setelah kematian suaminya selama 73 tahun, Pangeran Philip, yang meninggal pada April 2021.
Dia dilaporkan memberi tahu seorang asisten bahwa menyibukkan diri dengan tugas kerajaan membantunya mengatasi kehilangan, menolak untuk menyerah pada kesedihan.
"Suamiku pasti tidak akan menyetujuinya," kata Ratu. Dia menonton drama polisi BBC "Line of Duty" untuk menjaga semangatnya, kata buku itu.
Namun, pada musim gugur tahun lalu, dia didesak oleh dokternya untuk bersantai karena kelelahan.
"Saya harus lebih bijaksana," Ratu Elizabeth II mengakui kesehatannya yang menurun.
Sorot Kecekatan Ratu Ambil Keputusan
Buku itu juga mengklaim bahwa Ratu Elizabeth II tidak banyak berpikir dalam memutuskan untuk mencopot Pangeran Andrew dari tugas kerajaannya, setelah wawancaranya yang mengejutkan dengan BBC tentang hubungannya dengan terpidana kasus pelecehan seksual Jeffrey Epstein pada 2019.
"Sang Ratu menguasai banyak hal. Untuk menggunakan jargon militer, hanya ada beberapa hari untuk membuat flash and bang (keputusan). Tindakan diminta untuk itu dan dia mengambilnya," ungkap seorang punggawa senior dalam buku itu.
Tapi dia membiarkan dirinya difoto sedang menunggang kuda dengan "putra kesayangannya" sehari setelah dia dibebaskan dari tugasnya, dan mendukungnya di sampingnya pada upacara peringatan mendiang Pangeran Philip.
Ratu Elizabeth II rupanya mendengarkan dengan sungguh-sungguh ketika Duke of York berusaha menjelaskan hubungannya dengan Epstein, hanya menjawab dengan satu kata: "Intriguing."
Advertisement