Liputan6.com, Madinah - Otoritas Pembangunan Kawasan Madinah (Madinah Region Development Authority atau MRDA) mengumumkan rencana implementasi proyek perluasan Masjid Quba. Proyek ini akan membuat Masjid Quba dapat menyambut 66 ribu jemaah.
Para pemilik properti di sekitar Masjid Quba lantas diminta meninggalkan properti mereka dan mengikuti prosedur untuk mendapat kompensasi.
Dilaporkan Saudi Gazette, Kamis (29/12/2022), total area Masjid Quba akan diperluas 10 kali lipas. Proyek ini bernama King Salman Project for Quba Mosque Expansion (Proyek Raja Salman untuk Ekspansi Masjid Quba).
Advertisement
Pada tahap pertama, ada lebih dari 200 properti di sekitar masjid yang akan diambil alih oleh pemerintah untuk melancarkan proyek ini.
MRDA memberikan waktu satu bulan bagi para pemilik properti sebelum memutus air, listrik, dan pelayanan lainnya. Kemudian, penggusuran dimulai.
Otoritas terkait juga akan berusaha menjaga pohon-pohon dan perternakan-peternakan agar terintegrasi ke kompleks masjid. Ada juga upaya untuk menjaga tempat-tempat bersejarah dan menyambungkannya ke Masjid Quba.
Proyek ini diluncurkan Pangeran Mohammed bin Salman pada Ramadhan 2022. Emir Madinah, Pangeran Faisal bin Salman, berkata proyek ini akan semakin terungkap dalam beberapa bulan ke depan.
Butuh waktu enam hingga tujuh tahun untuk menyelesaikan ekspansi Masjid Quba. Tujuan ekspansi ini adalah untuk mengakomodasi jumlah jemaah di musim-musim puncak, serta terkait kepentingannya dalam aspek religi.
Masjid Quba adalah masjid terbesar di Madinah setelah Masjid Nabawi. Setelah ekspansi ini selesai, Masjid Nabawi akan menjadi masjid terbesar ketiga setelah Grand Mosque (Masjidil Haram) dan Prophet's Mosque (Masjid Nabawi).
India dan Arab Saudi Minat Beli Bandara Kertajati
Beralih ke dalam negeri, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi siap menjual Bandara Kertajati kepada India dan Arab Saudi. Hal itu didapatnya pasca bertolak dari sejumlah negara yakni India, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Qatar.
Menhub telah berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat terkait rencana akuisisi saham Bandara Kertajati.
"Bahkan kami menawarkan bersama-sama dengan Pemda Jabar, menawarkan untuk kita diskusi. Dari India dan Saudi berminat untuk membeli saham dari Bandara Kertajati," kata Menhub Budi Karya Sumadi di Kantor Kemenhub, Jakarta, Selasa (27/12).
"Dengan harapan ada interest yang khusus daripada masyarakat internasional, sehingga konektivitas Kertajati bertambah," dia menambahkan.
Adapun menurut informasi PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) selaku operator Bandara Kertajati, Pemprov Jawa Barat memegang porsi pemegang saham mayoritas sebesar 83,88 persen.
Diikuti oleh PT Angkasa Pura II (Persero) sebesar 13,78 persen, lalu Kopkar Praja 1,65 persen, dan Jasa Sarana 0,69 persen.
Hasil lainnya dari kunjungan ke India dan Timur Tengah, Menhub pun telah meminta para maskapai besar asal Jazirah Arab untuk membuka penerbangan langsung ke Bandara Kertajati, termasuk Etihad dan Emirates asal Uni Emirat Arab.
"Pada dasarnya untuk Saudi (Arabian Airlines), Qatar (Airways), untuk Etihad dan Emirates kami minta penerbangan silakan dalam jumlah yang besar. Kepada Saudi, kami minta khusus minta dedikasikan penerbangan dari Saudi langsung ke Kertajati," paparnya.
Di luar penerbangan komersial, Menhub mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga setuju agar Bandara Kertajati nantinya juga tetap bisa dikembangkan untuk angkutan kargo dan bengkel pesawat.
"Bapak Presiden sangat setuju juga Kertajati bisa jadi MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul) dan juga untuk kargo, karena dekat Patimban," pungkas Menhub.
Advertisement
Otoritas Penerbangan Arab Saudi Cek Kesiapan Bandara Kertajati Layani Haji dan Umrah
Otoritas Penerbangan Sipil Arab Saudi (GACA) mengunjungi Bandara Kertajati Majalengka guna mengecek kesiapan melayani penerbangan Haji dan Umroh. Menyusul rencana pemerintah menjadikan Bandara Kertajati menjadi lokasi penerbangan Haji-Umrah.
Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Maria Kristi Endah Murni mengatakan delegasi Arab Saudi yang berjumlah 7 orang merupakan perwakilan dari Kementerian Transportasi dan Logistik Arab Saudi, GACA Arab Saudi, maskapai Saudi Airlines dan Flynas dipimpin oleh Hajj and Umrah Manager, Economic Policies and Air Transport GACA, Mr. Eng Mazen A. Bazahair.
"Mereka (Tim GACA) tersebut ingin melihat dan meninjau langsung kesiapan fasilitas Bandara Kertajati untuk penerbangan Haji dan Umroh. Terutama memastikan kesiapan fasilitas di bandara seperti office space, pengisian bahan bakar pesawat, layanan catering, akomodasi, dan manajemen penanganan bagasi. Selain itu Tim GACA juga meninjau kesiapan asrama haji yang harus dipenuhi oleh Kementerian Agama apabila ada penerbangan haji," tutur Maria dalam keterangannya, Rabu (7/12).
"Tentunya fasilitas yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penerbangan Haji dan Umroh di Bandara Kertajati harus sesuai dengan standar Tim GACA Arab Saudi," sambungnya.
Sebelumnya pada November, penerbangan umrah dari Bandara Kertajati ke Jeddah Arab Saudi telah dilaksanakan melalui maskapai Garuda Indonesia dan Lion Air. Hasil dari kunjungan tersebut terutama terkait fasilitas, pihak GACA dan operator akan melakukan diskusi internal terlebih dahulu. Nantinya keputusan kunjungan tersebut akan disampaikan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
Kunjungan Tim GACA disambut oleh perwakilan dari Ditjen Perhubungan Udara serta perwakilan dari Kementerian Agama, Bandara Internasional Jawa Barat (PT. BIJB), Perum LPPNPI AirNav Indonesia, PT Pertamina, CIQ Bandara Kertajati, dan Balai Karantina.
Maria Kristi berharap dengan adanya kunjungan Tim GACA Arab Saudi ini, dapat mendorong penerbangan umroh, haji dan penerbangan internasional dari dan ke Kertajati, sehingga masyarakat mempunyai pilihan maskapai lebih banyak untuk penerbangan internasional.
Hub Haji-Umrah
PT Angkasa Pura II atau AP II akan menambah Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, sebagai hub bandara untuk melayani penerbangan haji dan umrah.
Direktur Utama (Dirut) AP II, Muhammad Awaluddin, mengungkapkan alasan bertambahnya hub tersebut untuk mengurangi beban pelayanan penerbangan umrah dan haji di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta).
Diketahui sebelumnya, hanya ada dua bandara yang dijadikan untuk melayani penerbangan haji dan umrah, yakni Bandara Internasional Soetta, Bandara Internasional Kualanamu (Sumatera Utara). Namun, beban terbesar pergerakan penumpangnya ada di bandara Soetta 80 persen, dan Kualanamu 20 persen.
"Umrah trafik kita di-handle oleh dua bandara itu (Kualanamu dan Soetta) yang rata-rata setiap tahun itu trafiknya saja mendekati 600.000 jamaah. Bagaimana pola trafiknya? Pola trafiknya Kualanamu hanya 20 persen," kata Muhammad Awaluddin, saat ditemui di Jakarta, Sabtu (26/11).
Sebab, saat itu bandara Kertajati belum diaktifkan operasionalnya. Namun, berkat pertimbangan regulator dan operator bandara, memutuskan untuk menggunakan Bandara Kertajati sebagai hub bandara untuk melayani haji dan umrah.
"Kalau yang 80 persen ini kita share, sebagian ke Kertajati maka beban Soekarno Hatta lebih ringan. Itulah skenario itu yang sedang kita seriuskan. Jadi bukan tanpa sebab (Kertajati diaktifkan lagi). Boleh dong kita menata, kita melakukan rebalancing terhadap traffic ini," ujarnya.
Advertisement