Astronot Apollo 7 Terakhir Walter Cunningham Meninggal di Usia 90 Tahun

Astronot Apollo 7 terakhir yang masih hidup, Walter Cunningham, dikabarkan meninggal pada usia 90 tahun.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 04 Jan 2023, 11:51 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2023, 11:31 WIB
Awak Apollo 7 (Liputan6.com/NASA Gov)
Awal Apollo 7, berisikan komandan Walter M. Schirra, Jr, pilot modul perintah Donn F. Eisele, dan Walter Cunningham. (Liputan6.com/NASA Gov)

Liputan6.com, Florida - Astronot AS Walter Cunningham meninggal dunia. Anggota terakhir dari misi NASA pertama yang pernah menyiarkan langsung dari orbit di televisi mengembuskan napas pada usia 90 tahun.

Apollo 7 adalah misi berawak 11 hari pada tahun 1968 yang menguji kemampuan berlabuh dan bertemu di luar angkasa. Tapi kru tersebut juga memenangkan penghargaan Emmy untuk siaran mereka.

Kesuksesan itu membuka jalan bagi pendaratan di Bulan oleh Apollo 11 kurang dari setahun kemudian.

Mengutip laporan BBC, Kamis (4/1/2022), NASA mengonfirmasi kematian Walter Cunningham, dan mengatakan bahwa dia "berperan penting dalam keberhasilan program pendaratan di Bulan".

Seorang perwakilan keluarga mengatakan dia meninggal di sebuah rumah sakit di Houston pada Selasa 3 Januari 2023 karena sebab alami "setelah menjalani kehidupan yang utuh dan lengkap".

"Kami ingin mengungkapkan kebanggaan kami yang luar biasa dalam kehidupan yang dia jalani, dan rasa terima kasih kami yang mendalam untuk pria itu - seorang patriot, penjelajah, pilot, astronot, suami, saudara laki-laki, dan ayah," kata keluarga Cunningham dalam sebuah pernyataan yang dibagikan oleh NASA, badan antariksa AS.

"Dunia telah kehilangan pahlawan sejati lainnya, dan kami akan sangat merindukannya."

Cunningham lahir di Creston, Iowa, dan melanjutkan untuk mendapatkan gelar master di bidang fisika dari University of California di Los Angeles. Saat bekerja sebagai warga sipil pada saat itu, dia adalah salah satu dari tiga astronot yang dipilih untuk penerbangan luar angkasa berawak pertama dalam program Apollo.

Sebagai pilot modul bulan untuk Apollo 7, dia didampingi oleh Kapten Angkatan Laut Walter Schirra dan Mayor Angkatan Udara Donn Eisele.

 

 

Kiprahnya Setelah Pensiun dari NASA

Astronot
Ilustrasi Astronot Bermain Game (sumber: pixabay)

Walter Cunningham sebelumnya bertugas di Angkatan Laut dan Marinir AS dan menerbangkan 54 misi dengan jet tempur di Korea, pensiun dengan pangkat kolonel.

Setelah pensiun dari NASA pada tahun 1971, ia menjadi pembicara publik dan penyiar radio. Dia juga menjadi penyangkal perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia, terlepas dari konsensus dari para ilmuwan bahwa manusia telah berkontribusi pada suhu rata-rata yang lebih hangat di Bumi.

Dalam sebuah wawancara untuk NASA pada tahun 1999, dia menggambarkan pola pikirnya selama menjadi astronot.

"Saya salah satu dari orang-orang yang tidak pernah benar-benar melihat ke belakang," katanya.

"Yang saya ingat hanyalah ingin melakukan yang terbaik yang saya bisa - saya tidak menyadarinya pada saat itu, tetapi itu karena saya selalu ingin lebih siap untuk langkah selanjutnya," dia melanjutkan.

"Saya selalu melihat ke masa depan. Saya tidak hidup di masa lalu."

Sejarah Misi Pertama ke Bulan dengan Awak Manusia

Astronot
Ilustrasi Astronot Bermain Game (sumber: pixabay)

11 Oktober 1968, Apollo 7 --misi ke Bulan pertama yang berawak manusia-- diluncurkan dari Cape Kennedy, Florida, pada pukul 11.02. Awak pesawat ruang angkasa terdiri dari komandan Walter M Schirra Jr, pilot modul perintah Donn F Eisele, dan Walter Cunningham sebagai pilot modul bulan.

Apollo 7 membawa pilot modul Bulan, tetapi tidak ada modul Bulannya. Pesawat ini adalah tes berawak manusia pertama dari Modul Perintah dan Layanan. Para kru mengorbit bumi 163 kali dan menghabiskan 10 hari, 20 jam di ruang angkasa.

Selain itu, pesawat ini menghabiskan lebih banyak waktu di ruang angkasa dibandingkan dengan penerbangan lainnya. Serta, misi ini menampilkan siaran langsung pertama di TV.

Tersedianya makanan hangat dan anti-gravitasi yang melengkapi pesawat ruang angkasa tersebut meningkatkan kenyamanan awal dibandingkan dengan penerbangan Mercury dan Gemini sebelumnya.

Mesin utama service system propulsion system (SPS) terbukti berhasil. Mesin SPS adalah mesin dorong terbesar yang dikendalikan secara manual dengan vektor. 

Fasilitas Ditingkatkan

Ilustrasi astronot di luar angkasa. (Brian McGowan/Unsplash)
Ilustrasi astronot di luar angkasa. (Brian McGowan/Unsplash)

Sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi bahaya kebakaran sebelum lepas landas dan selama penerbangan awal, atmosfer kabin modul perintah terdiri dari 60% oksigen dan 40% nitrogen. Selama periode ini para kru diisolasi dari kabin oleh sirkuit setelan, yang mengandung 100% oksigen. Tak lama setelah lepas landas, atmosfer kabin secara bertahap diperkaya menjadi oksigen murni pada tekanan 2 kilogram persegi.

Pesawat ini juga dilengkapi dengan penambahan alat pemadam kebarakan, masker oksigen darurat, kamera TV onboard, dan peralatan S-Band.

 

Infografis: Kirim Astronot Bukan Prioritas Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: Kirim Astronot Bukan Prioritas Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya