Liputan6.com, Juba - Pasukan keamanan Sudan Selatan menahan enam jurnalis menyusul viralnya cuplikan video Presiden Salva Kiir mengompol. Hal tersebut dilaporkan lembaga pengawas kebebasan pers.
Cuplikan video, yang direkam selama berlangsungnya sebuah acara resmi, menunjukkan Presiden Salva Kiir tengah berdiri untuk menyanyikan lagu kebangsaan. Terdapat bercak di celananya yang kemudian menyebar sebelum akhirnya kamera dialihkan. Demikian seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (7/1/2023).
Pada Jumat (6/1/2023), Komite untuk Melindungi Jurnalis (CPJ) melaporkan bahwa enam jurnalis South Sudan Broadcasting Corporation (SSBC) yang dikelola negara ditahan oleh Layanan Keamanan Nasional karena dicurigai merilis rekaman tersebut.
Advertisement
Mengutip laporan media dan orang-orang yang berbicara tanpa menyebut nama, CPJ mengatakan bahwa para tahanan terdiri dari direktur ruang kontrol Joval Tombe, operator kamera dan teknisi Victor Lado, operator kamera Joseph Oliver dan Jacob Benjamin, operator kamera dan teknisi Mustafa Osman, dan teknisi ruang kontrol Cherbek Ruben.
Liputan Tak Mengguntungkan
Perwakilan CPJ Muthoki Mumo mengatakan penangkapan itu cocok dengan "pola personel keamanan yang melakukan penahanan sewenang-wenang setiap kali pejabat menganggap liputan tidak menguntungkan".
"Pihak berwenang harus membebaskan enam karyawan SSBC ini tanpa syarat dan memastikan bahwa mereka dapat bekerja tanpa intimidasi lebih lanjut atau ancaman penangkapan," tegas Mumo.
Persatuan Jurnalis Sudan Selatan (UJOSS) – yang awalnya membantah laporan bahwa jurnalis telah ditangkap karena video tersebut – menyerukan "kesimpulan cepat" atas penyelidikan.
"Jika ada kasus pelanggaran atau pelanggaran profesional yang prima facie maka biarkan pihak berwenang mempercepat proses administratif atau hukum untuk menangani masalah ini secara adil, transparan, dan sesuai dengan hukum," tambah serikat pekerja itu.
Advertisement
Cukup Sehat untuk Memerintah?
Mengutip seorang karyawan televisi negara, situs berita independen Sudans Post melaporkan polisi telah mencari jurnalis yang merekam momen memalukan Presiden Salva Kiir. Sementara itu, seorang pejabat SSBC mengatakan kepada Radio Tamazuj bahwa rekaman tersebut tidak pernah disiarkan.
Video itu dibagikan secara luas di media sosial bulan lalu. Peristiwa ini sontak memicu pertanyaan tentang kondisi kesehatan dan kebugaran presiden berusia 71 tahun itu untuk memerintah negara yang bergulat dengan konflik, kelaparan, dan perubahan iklim.
Pelaku Penyebar Video Dianggap Kurang Beretika
Di lain sisi, viralnya video Presiden Salva Kiir juga memicu perdebatan sengit tentang etika menggunggah rekaman seperti itu di media sosial. Pelaku dituduh kurang berempati terhadap orang yang lebih tua.
Salva Kiir telah memerintah Sudan Selatan sejak kemerdekaannya pada tahun 2011. Kepresidenannya diwarnai pertempuran dengan kelompok sempalan dari Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan – mengakibatkan ratusan ribu orang tewas dan menimbulkan kekerasan seksual, tindakan keras terhadap oposisi, dan korupsi politik.
Tidak ada pemilihan yang diadakan di negara itu sejak Salva Kiir mengambil alih kekuasaan. Sementara itu, jadwal pemungutan suara teranyar dilaporkan akan berlangsung pada tahun 2024.
Advertisement