Dituduh Viralkan Video Presiden Sudan Selatan Salva Kiir Ngompol, 6 Jurnalis Ditangkap

Terdapat bercak di celana Presiden Sudan Selatan Salva Kiir yang kemudian menyebar sebelum akhirnya kamera dialihkan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Jan 2023, 19:20 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2023, 19:20 WIB
Presiden Sudan Selatan
Presiden Sudan Selatan Salva Kiir. (Dok. AFP)

Liputan6.com, Juba - Pasukan keamanan Sudan Selatan menahan enam jurnalis menyusul viralnya cuplikan video Presiden Salva Kiir mengompol. Hal tersebut dilaporkan lembaga pengawas kebebasan pers.

Cuplikan video, yang direkam selama berlangsungnya sebuah acara resmi, menunjukkan Presiden Salva Kiir tengah berdiri untuk menyanyikan lagu kebangsaan. Terdapat bercak di celananya yang kemudian menyebar sebelum akhirnya kamera dialihkan. Demikian seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (7/1/2023).

Pada Jumat (6/1/2023), Komite untuk Melindungi Jurnalis (CPJ) melaporkan bahwa enam jurnalis South Sudan Broadcasting Corporation (SSBC) yang dikelola negara ditahan oleh Layanan Keamanan Nasional karena dicurigai merilis rekaman tersebut.

Mengutip laporan media dan orang-orang yang berbicara tanpa menyebut nama, CPJ mengatakan bahwa para tahanan terdiri dari direktur ruang kontrol Joval Tombe, operator kamera dan teknisi Victor Lado, operator kamera Joseph Oliver dan Jacob Benjamin, operator kamera dan teknisi Mustafa Osman, dan teknisi ruang kontrol Cherbek Ruben.


Liputan Tak Mengguntungkan

Brand Fashion New York Rilis Celana Jeans dengan Efek Mengompol, Dijual Rp 1 Juta
Intip penampilan celana jeans dengan efek mengompol. (Foto:Instagram.com/Wet Pants Denim).

Perwakilan CPJ Muthoki Mumo mengatakan penangkapan itu cocok dengan "pola personel keamanan yang melakukan penahanan sewenang-wenang setiap kali pejabat menganggap liputan tidak menguntungkan".

"Pihak berwenang harus membebaskan enam karyawan SSBC ini tanpa syarat dan memastikan bahwa mereka dapat bekerja tanpa intimidasi lebih lanjut atau ancaman penangkapan," tegas Mumo.

Persatuan Jurnalis Sudan Selatan (UJOSS) – yang awalnya membantah laporan bahwa jurnalis telah ditangkap karena video tersebut – menyerukan "kesimpulan cepat" atas penyelidikan.

"Jika ada kasus pelanggaran atau pelanggaran profesional yang prima facie maka biarkan pihak berwenang mempercepat proses administratif atau hukum untuk menangani masalah ini secara adil, transparan, dan sesuai dengan hukum," tambah serikat pekerja itu.


Cukup Sehat untuk Memerintah?

Bendera Sudan Selatan
Bendera Sudan Selatan (Sumber: The Fact Site)

Mengutip seorang karyawan televisi negara, situs berita independen Sudans Post melaporkan polisi telah mencari jurnalis yang merekam momen memalukan Presiden Salva Kiir. Sementara itu, seorang pejabat SSBC mengatakan kepada Radio Tamazuj bahwa rekaman tersebut tidak pernah disiarkan.

Video itu dibagikan secara luas di media sosial bulan lalu. Peristiwa ini sontak memicu pertanyaan tentang kondisi kesehatan dan kebugaran presiden berusia 71 tahun itu untuk memerintah negara yang bergulat dengan konflik, kelaparan, dan perubahan iklim.


Pelaku Penyebar Video Dianggap Kurang Beretika

Usai Dilanda Perang, Warga Sudan Menderita Kelaparan dan Krisis Air Bersih
Nybol Madut duduk bersama anak-anaknya di tempat penampungan di Sudan Selatan (22/11). Mereka menderita krisis air bersih dan kelaparan karena minimnya persediaan pangan. (AFP Photo/Albert Gonzalez Farran)

Di lain sisi, viralnya video Presiden Salva Kiir juga memicu perdebatan sengit tentang etika menggunggah rekaman seperti itu di media sosial. Pelaku dituduh kurang berempati terhadap orang yang lebih tua.

Salva Kiir telah memerintah Sudan Selatan sejak kemerdekaannya pada tahun 2011. Kepresidenannya diwarnai pertempuran dengan kelompok sempalan dari Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan – mengakibatkan ratusan ribu orang tewas dan menimbulkan kekerasan seksual, tindakan keras terhadap oposisi, dan korupsi politik.

Tidak ada pemilihan yang diadakan di negara itu sejak Salva Kiir mengambil alih kekuasaan. Sementara itu, jadwal pemungutan suara teranyar dilaporkan akan berlangsung pada tahun 2024.

Infografis Omicron Menyebar dari Afrika Selatan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Omicron Menyebar dari Afrika Selatan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya