Liputan6.com, Lübeck - Dor... Dor... Dor... Dor... Dor... Dor... Dor... Tujuh kali tembakan Marianne Bachmeier mengakhiri nyawa Klaus Grabowski di pengadilan.
Marianne Bachmeier menyelundupkan pistol ke ruang sidang di pengadilan. Ia mengaku melakukan demi anaknya, Anna, karena aksi seorang pria dengan rekam jejak pencabulan.
Ia semakin geram karena si pembunuh bukannya menyesali perbuatan, tetapi malah menyebar kebohongan soal Anna.Â
Advertisement
Grabowski membantah tuduhan pencabulan, tetapi menyebar isu bahwa ia diancam oleh Anna. Ia menyebut Anna meminta uang kepadanya, jika tidak, ia akan memfitnahnya terkait kasus pelecehan.
Berikut ini 13 fakta terkait kisah Marianne Bachmeier, mengutip sejumlah sumber, Kamis (12/1/2023):
1. Bukan Orang Tenar, Hanya Ibu yang Kehilangan Anak
Ia bukan seorang aktris atau penyanyi, melainkan seorang ibu yang anaknya, Anna menjadi korban pembunuhan.
Kabar kematian ini mengguncang Marianne yang merupakan seorang single parent. Kehidupan wanita itu sudah penuh perjuangan sebelum tragedi ini.Â
Marianne lalu menembak mati pelaku di ruang sidang. Ia mengaku tak pernah menyesal atas aksinya.
2. Jasad Ditemukan dalam Kardus
Dilansir situs All That Interesting, jasad putri Marianne Bachmeier, Anna ditemukan di sebuah kardus pada 1980.
3. Pelaku Pembunuhan Tetangganya
Pembunuh adalah Klaus Grabowski yang merupakan tetangganya.
4. Pembunuh Dilaporkan Tunangannya Sendiri
Aksi Grabowski dilaporkan oleh tunangannya sendiri, dan ia ditangkap.
Grabowski mengakui membunuh Anna, tetapi tidak mencabulinya.
5. Anna Anak Ketiga, Saudaranya Diadopsi
Anna adalah putri ketiga dari Marianne. Dua anak tertua Marianne diberikan untuk adopsi. Kehidupan ekonomi Marianne juga sulit dan harus bekerja di bar untuk mencari nafkah.
Â
6. Anna Dibunuh dengan Dicekik
Pihak berwenang menyebut Anna dibunuh dengan cara dicekik. Alat cekiknya adalah sebuah pantyhose.
7. Pembunuh 2 Kali Terjerat Kasus Pencabulan
Masalah serangan seksual ini jadi sorotan sebab Grabowski sudah dua kali terjerat kasus pencabulan.
Grabowski membantah tuduhan pencabulan, tetapi menyebar isu bahwa ia diancam oleh Anna. Ia menyebut Anna meminta uang kepadanya, jika tidak, ia akan memfitnahnya terkait kasus pelecehan.
8. Pistol Diselundupkan ke Ruang Sidang
Marianne Bachmeier tidak terima akan kata-kata Grabowski, dan akhirnya menyelundupkan pistol ke ruang sidang di pengadilan. Wanita itu lantas menembak Grabowski sebanyak tujuh kali. Ia mengaku melakukan demi anaknya.
9. Tuai Simpati Masyarakat
Kasus Marianne mendapatkan sorotan yang luas di Jerman. Ternyata, ia mendapatkan simpati dari masyarakat atas aksi yang ia lakukan.Â
10. Dihukum Penjara 6 Tahun
AP News menyebut hakim tetap menjatuhkan vonis enam tahun penjara bagi Marianne pada 1983. Pengadilan menyebut aksi pembunuhan yang dilakukan Marianne adalah aksi pembunuhan berencana.Â
Namun, Marianne tidak dihukum hingga enam tahun. Ia mendapatkan kebebasan bersyarat pada 1985.Â
Pada tahun 1980-an, kasus Marianne sudah tersebar luas di berbagai negara.Â
Menurut situs NDR, Marianne juga mengaku bahwa ia tidak membunuh Grabowski karena sekadar emosi, melainkan setelah berpikir matang-matang. Ia tidak ingin pria itu menyebarkan lebih banyak kebohongan terkait Anna.  Â
Advertisement
11. Berlatih Menembak Sebelum Beraksi
Marianne ternyata berlatih menembak terlebih dahulu sebelum beraksi. Membunuh pembunuh putrinya, Ana. Tepat di ruang sidang.
Hingga akhir hayat, konon ia tidak pernah menyesal atas aksinya.
12. Marianne Meninggal 1996 Akibat Kanker
Setelah bebas dari penjara, ia sempat bekerja di Pulau Sisilia.
Marianne meninggal pada tahun 1996 karena kanker. Sebelum meninggal, ia mengundang pembuat dokumenter untuk merekam pekan-pekan terakhirnya.Â
13. Dimakamkan Sebelah Putrinya, Anna
Makam Marianne berada di Lübeck. Tempat peristirahatan terakhirnya berada di sebelah makam putrinya, Anne.
Kasus Lain Terdakwa Tewas Ditembak di Ruang Sidang
Kasus terdakwa tewas di ruang sidang juga pernah terjadi di Utah, Amerika Serikat tahun 2014.
Kala itu, Seorang terdakwa tewas ditembak di ruang persidangan di Gedung Pengadilan Federal Salt Lake City. Siale Angilau, terdakwa kasus perampokan menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit setelah terkena tembakan yang dilepaskan aparat keamanan.
Seperti dimuat BBC, Selasa 22Â April 2014, Siale ditembak lantaran menyerang seorang saksi saat memberikan keterangan di pengadilan. Terdakwa berusia 25 tahun itu menghampiri saksi dan mengancamnya menggunakan pulpen tajam. Kemudian petugas menembaknya.
"Aksinya sangat agresif dan mengancam," ujar juru bicara Biro Investigasi AS (FBI) Mark Dressen. "Pagi itu, dia menghampiri saksi yang tengah berdiri dan mengancamnya. Kemudian ia ditembak petugas U.S. Marshals Service," imbuh dia.
Saksi mata insiden penembakan, Sara Jacobson, yang hadir bersama ibunya, Perry Cardwell, menuturkan dia mendengar ada sekitar 7 kali letusan senjata api di ruang sidang. Kejadian tersebut sangat mengejutkan para pengunjung sidang.
"Kejadian ini sangat mengejutkan, cukup membuat trauma," ujar Sara. Para hadirin sidang dan majelis hakim pun mengamankan diri saat kejadian.
Ketika itu, Ketua Majelis Hakim Distrik AS Tena Campbell langsung memutuskan untuk menghentikan sidang. Sementara pengacara Angilau langsung bergegas meninggalkan ruang persidangan dan menolak memberikan komentar.
Angilau merupakan salah satu dari 17 anggota geng kejahatan di AS. Ia dan rekannya dinyatakan bertanggung jawab atas 2.010 kasus kriminal, termasuk perampokan, penyerangan atau tindak kekerasan, konspirasi, dan pelanggaran kepemilikan senjata.
Advertisement