Fakta Baru Petaka Yeti Airlines, Pilot Minta Ubah Landasan Mendarat Pesawat

Juru bicara bandara Pokhara mengungkap fakta terbaru dalam penerbangan nahas Yeti Airlines yang celaka, pesawat jatuh pada akhir pekan lalu.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 18 Jan 2023, 10:03 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2023, 10:03 WIB
Ilustrasi Pesawat Yeti Airlines (Foto: Yetiairlines.com)
Ilustrasi Pesawat Yeti Airlines (Foto: Yetiairlines.com)

Liputan6.com, Pokhara - Juru bicara bandara Pokhara mengungkap fakta terbaru dalam penerbangan nahas Yeti Airlines yang celaka pada akhir pekan lalu.

"Pilot pesawat Yeti Airlines yang jatuh pada Minggu 15 Januari 2023 meminta bandara untuk mengganti runway (landasan pacu) beberapa menit sebelum pesawatnya jatuh ke jurang yang dalam," kata juru bicara bandara Pokhara, Anup Joshi seperti dikutip dari The Independent, Rabu (18/1/2023).

Anup Joshi mengatakan pilot tidak menandai "sesuatu yang tidak diinginkan" ke kontrol lalu lintas udara dan meminta untuk beralih dari landasan pacu 3 ke landasan pacu 1, menambahkan kondisi cuaca bagus untuk pendaratan yang aman hari itu.

"Pilot meminta perubahan dari landasan pacu 3 menjadi landasan pacu 1, yang disetujui oleh bandara," kata Joshi seperti dikutip dari BBC.

"Kami bisa beroperasi dari kedua landasan pacu. Pesawat diizinkan untuk mendarat," jelasnya.

Sangat disayangkan bahwa insiden itu terjadi hanya 15 hari setelah bandara dibuka untuk bisnis, tambahnya lagi.

Pesawat ATR 72 bermesin ganda Yeti Airlines membawa 72 orang – empat awak dan 68 penumpang – ketika jatuh di dekat bandara kota wisata Pokhara.

Sejauh ini jasad 70 orang telah ditemukan sementara dua penumpang masih belum ditemukan.

Tidak ada korban selamat dari kecelakaan pesawat penerbangan 691 yang ditemukan sejauh ini, dan seorang pejabat setempat mengatakan harapan untuk menemukan korban selamat “nihil”.

Saat pencarian berlanjut, tim penyelamat berhasil memulihkan cockpit voice recorder (perekam suara kokpit) dan flight data recorder (perekam data penerbangan) dari puing-puing pesawat jatuh.

"Kedua unit tersebut dalam kondisi baik dan akan dikirim untuk dianalisis," kata seorang pejabat bandara Kathmandu.

Sementara itu, sebuah video beredar secara luas yang direkam dan disiarkan di Facebook Live oleh salah satu penumpang di saat-saat terakhir penerbangan.

Kecelakaan Pesawat Paling Mematikan di Nepal dalam 30 Tahun

yeti airlines
Yeti Airlines juga melayani Nepal selama lebih dari dua dekade, dan mengoperasikan ATR 72 di kota-kota besar Nepal.

Ini adalah kecelakaan pesawat paling mematikan di negara itu dalam 30 tahun.

Pada Senin 16 Januari, pecahan pesawat Yeti Airlines berserakan di tepi sungai, di kedua sisinya, seperti pecahan mainan.

Satu bagian pesawat tergeletak miring, jendelanya masih utuh. Beberapa meter jauhnya, kursi pesawat berwarna biru, terlihat sudah koyak.

Asap tebal menggantung di udara, rumput hangus di tepi sungai meninggalkan jejak bola api yang membakar pesawat setelah jatuh mendarat.

Rekaman ponsel menunjukkan pesawat turun ketinggian menukik tajam saat mendekati landasan. Kemudian menghantam tanah di ngarai Sungai Seti, lebih dari satu kilometer dari bandara.

Pemerintah telah membentuk panel untuk menyelidiki penyebab bencana tersebut dan perdana menteri menyatakan hari Senin sebagai hari berkabung nasional.

Di kedua sisi ngarai luas tempat pesawat jatuh, ratusan orang yang tinggal di dekatnya menyaksikan.

 

Saksi: Pilot Mencoba yang Terbaik untuk Tak Tabrak Peradaban

Kopilot Yeti Airlines yang Jatuh di Nepal Susul Suami yang Meninggal Duluan karena Kecelakaan Pesawat
Bangkai pesawat Yeti Airlines yang jatuh di Pokhara, Nepal, Minggu, 15 Januari 2023. (dok. PRAKASH MATHEMA / AFP)

Indra Prasad Saptoka mengaku melihat pesawat berbelok ke samping sebelum jatuh. Dia bersyukur itu mendarat jauh dari rumah-rumah di dekatnya.

Penduduk lokal lainnya, Divya Dhakal, mengatakan kepada BBC bagaimana dia bergegas ke lokasi kecelakaan setelah melihat pesawat jatuh dari langit tak lama setelah pukul 11.00 waktu setempat (05:15 GMT).

"Saat saya di sana, lokasi kecelakaan sudah ramai. Asap besar keluar dari api pesawat. Dan kemudian helikopter datang dalam waktu singkat," katanya.

"Pilot mencoba yang terbaik untuk tidak menabrak peradaban atau rumah mana pun," tambahnya. "Ada ruang kecil tepat di samping Sungai Seti dan pesawat itu mendarat di celah kecil itu."

Kecelakaan penerbangan tidak jarang terjadi di Nepal, di mana landasan pacu yang jauh dan perubahan cuaca yang tiba-tiba dapat menyebabkan kondisi berbahaya.

Negara Himalaya ini, rumah bagi beberapa gunung paling menakjubkan di dunia, memiliki medan yang paling sulit untuk dinavigasi.

Penyebab Kecelakaan Yeti Airlines: Pilot Error atau Masalah Pesawat?

Pesawat Yeti Airlines. Foto: https://www.yetiairlines.com/
Pesawat Yeti Airlines.

Tragedi kecelakaan pesawat Yeti Airlines di Nepal masih menjadi sorotan dunia. Penyebab jatuhnya pesawat Yeti Airlines pun masih diteliti sebab cuaca sedang cerah ketika kecelakaan terjadi. Ada yang berpendapat kecelakaan terjadi karena faktor pilot error, namun ada juga yang mengkritik cara kerja pesawat jenis ATR yang jatuh tersebut.

Berdasarkan laporan Time, Selasa 17 Januari 2023, pakar aviasi Profesor Ron Bartsch menyorot dugaan adanya stall pada pesawat dan pilot error.

Stall adalah kondisi ketika pesawat kehilangan daya angkat di udara.

Profesor Bartsch berkata pesawat modern tidak akan begitu saja jatuh dari langit. Ia pun berkata faktor manusia akan diperiksa oleh investigator untuk melihat apakah sudah ada pelatihan yang layak.

"Saya menduga pesawatnya masuk ke aerodynamic stall," ujarnya dalam wawancara dengan Channel 9 di Sydney. "Kemungkinan pilot error."

Pandangan stall juga diberikan oleh pilot dan pendiri Safety Matters Foundation di India, Amit Singh. Ia menganalisis bahwa pesawat mengalami stall karena melihat hidung pesawat yang terangkat, kemudian mendadak saya kiri turun sebelum pesawat jatuh (nosedive).

Singh menjelaskan sayap pesawat berfungsi memberikan daya angkat, tetapi saat stall, biasanya satu sayap menurun.

"Jadi saat aliran udara berkurang, daya angkat yang diberikan tidak cukup untuk menjaga pesawat dalam penerbangan, dan sayapnya turun, dan pesawatnya menukik jatuh," jelasnya kepada Associated Press.

Namun, Singh menyorot bahwa pilot seharusnya bisa menangani kesalahan teknis di pesawat.

"Pilot seharusnya dilatih untuk menangani kesalahan-kesalahan teknis," ujar Singh.

Infografis survei kecelakaan pesawat 2018 (kredit: Aviation Safety Network)
Infografis survei kecelakaan pesawat 2018 (kredit: Aviation Safety Network)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya