Musim Dingin Ekstrem Afghanistan 'Bunuh' 78 Orang dan 75.000 Ternak

Musim dingin esktrem tengah melanda Afghanistan. Korban pun berjatuhan akibat cuaca tak bersahabat tersebut. Puluhan orang dilaporkan meninggal dunia.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 20 Jan 2023, 15:38 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2023, 15:38 WIB
Cuaca dingin ekstrem di Afghanistan. (Omer Abrar / AFP)
Cuaca dingin ekstrem di Afghanistan. (Omer Abrar / AFP)

Liputan6.com, Kabul - Musim dingin esktrem tengah melanda Afghanistan. Korban pun berjatuhan akibat cuaca tak bersahabat tersebut. Puluhan orang dilaporkan meninggal dunia.

Pejabat Taliban mengatakan pada Kamis 19 Januari 2023 bahwa 78 orang tewas hanya dalam waktu seminggu selama musim dingin ekstrem di Afghanistan. Hal ini memperdalam krisis kemanusiaan negara itu.

Juru bicara Taliban untuk Kementerian Penanggulangan Bencana Alam, Shafiullah Rahimi mengatakan kematian terjadi sejak 10 Januari.

"Lebih dari 75.000 ternak juga mati akibat hawa dingin," imbuhnya seperti dikutip dari Associated Press, Jumat (20/1/2023).

Dia memperkirakan bahwa Taliban telah mencoba menjangkau dan membantu lebih dari 1 juta orang di seluruh negeri dan "masih berusaha sebaik mungkin untuk mendukung lebih banyak keluarga selama cuaca dingin yang ekstrem ini."

Pengambilalihan Taliban pada Agustus 2021 membuat ekonomi Afghanistan terpuruk dan mengubah negara itu, mendorong jutaan orang ke dalam kemiskinan dan kelaparan. Bantuan asing berhenti hampir dalam semalam.

Sanksi terhadap penguasa Taliban, penghentian transfer bank, dan pembekuan miliaran cadangan mata uang Afghanistan telah membatasi akses ke lembaga global dan uang luar yang mendukung ekonomi negara yang bergantung pada bantuan sebelum penarikan pasukan AS dan NATO.

The United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan) atau OCHA mengatakan hari Kamis bahwa cuaca dingin di Afghanistan dilaporkan telah membunuh ribuan ternak di wilayah timur, barat dan utara.

"Kehilangan mata pencaharian dan aset semakin membahayakan keluarga Afghanistan pada saat 21,2 juta orang sangat membutuhkan dukungan makanan dan pertanian yang berkelanjutan," kata OCHA dalam intisari mingguannya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Suhu Turun -31 Derajat Farhenheit (-35 Derajat Celcius)

Ilustrasi salju, musim dingin
Ilustrasi salju, musim dingin. (Photo by LinedPhoto on Unsplash)

Menurut perkiraan, suhu akan anjlok serendah -31 derajat Farhenheit di seluruh bagian Afghanistan akhir pekan ini.

Kelompok kemanusiaan memberikan dukungan musim dingin kepada keluarga, termasuk pemanas, uang tunai untuk bahan bakar dan pakaian hangat, tetapi distribusi sangat dipengaruhi oleh larangan otoritas de facto terhadap pekerja bantuan LSM perempuan, tambah OCHA.

Selama pertemuan darurat, Mullah Mohammad Abbas Akhund, menteri manajemen bencana alam Taliban, meminta lebih banyak bantuan. Dia mengatakan angka tersebut tidak tepat karena pemerintah memiliki akses yang kecil ke daerah-daerah terpencil.

Dalam pernyataan terpisah hari Kamis, Taliban memerintahkan otoritas terkait dan pejabat pemerintah untuk membantu keluarga yang terkena dampak.

"Kami sangat sedih karena warga negara kami kehilangan nyawa di beberapa provinsi karena cuaca dingin yang parah," kata pernyataan itu.

Pada bulan November, dalam sebuah wawancara dengan AP, seorang pejabat tinggi dari Palang Merah, Martin Schuepp, mengatakan lebih banyak warga Afghanistan akan berjuang untuk bertahan hidup karena kondisi kehidupan yang memburuk di tahun depan.

Setengah dari populasi Afghanistan, atau 24 juta orang, membutuhkan bantuan kemanusiaan, menurut kelompok itu.


Korban Meninggal di 8 Provinsi di Afghanistan

Setidaknya 78 orang telah meninggal karena kedinginan di Afghanistan selama musim dingin terburuk di negara itu dalam lebih dari satu dekade, kata pihak berwenang pada Kamis 19 Januari seperti dikutip dari Asia One.

Kematian akibat dingin telah tercatat di delapan dari 34 provinsi di negara itu, kata para pejabat.

Musim dingin terdingin dalam 15 tahun, yang telah mengalami suhu turun serendah -34 derajat Celcius (-29,2 derajat Fahrenheit), telah melanda Afghanistan di tengah krisis ekonomi yang parah.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya