Liputan6.com, Tel Aviv - Pemerintah Israel di bawah kepemimpinan Benjamin Netanyahu dikabarkan menghidupkan kembali rencana yang lama terhenti untuk menggabungkan kantor dan kediaman resmi perdana menteri atau yang dikenal dengan sebutan "White House Israel".
Rencana pembangunan kompleks kantor dan kediaman resmi perdana menteri Israel itu telah dipertimbangkan secara berkala selama bertahun-taun, namun berkali-kali sempat dibekukan karena sejumlah alasan.
Baca Juga
Times of Israel yang mengutip Kan melaporkan, kantor perdana menteri saat ini tengah mencari arsitek dan manajer proyek pembangunan "White House Israel" tersebut.
Advertisement
Merespons laporan Kan, kantor perdana menteri Israel mengatakan bahwa pemerintah baru di bawah Netanyahu bermaksud meninjau proposal untuk pembangunan kantor dan kediaman resmi serta metode realisasinya. Posisi arsitek dan manajer proyek akan tetap kosong sebelum keputusan dibuat dan persetujuan diterima. Demikian seperti dikutip dari Times of Israel, Selasa (24/1/2023).
Kediaman resmi perdana menteri Israel, yang secara resmi bernama Beit Aghion, terletak di lingkungan perumahan di pusat Yerusalem. Sementara itu, kantor perdana menteri berada di pusat pemerintahan, yaitu di dekat pintu masuk sebelah Barat kota itu.
Awalnya Terkendala Biaya
Pada tahun 2009, pemerintah telah menyetujui sebuah rencana -yang pada akhirnya tidak dilaksanakan karena biaya yang terlampaui besar- untuk menyatukan kediaman dan kantor perdana menteri di lokasi baru di kawasan pemerintahan.
Namun, pada tahun 2014, pemerintah memutuskan melanjutkan proyek tersebut. Lalu, pada 2015, pemerintah meminta agar proyek tersebut selesai pada tahun 2018. Kemudian penundaan pun kembali terjadi.
Pada tahun 2020, laporan Pengawas Keuangan Negara menemukan bahwa meskipun telah bekerja bertahun-tahun dan jutaan telah dibayarkan, proyek "White House Israel" tersebut bahkan belum berhasil melewati tahap perencanaan.
Dalam temuan berikutnya, Pengawas Keuangan Negara Matanyahu Englman mendapati bahwa biaya proyek diperkirakan mencapai US$ 352 juta, dua kali lipat lebih besar dari angka US$ 176 juta yang diajukan ketika proyek tersebut disetujui pada tahun 2009.
Englman mengarahkan kritik pada dinas keamanan Shin Bet, yang menurutnya, telah menghabiskan waktu bertahun-tahun menilai persyaratan keamanan proyek berdasarkan informasi usang yang tidak mencakup perubahan signifikan yang dibuat pada sistem lalu lintas di pintu masuk ibu kota dan pengenalan sistem LRT. Baru pada tahun 2018, Shin Bet mulai bekerja dengan rencana yang lebih akurat.
"Keterlambatan dalam pemeriksaan informasi perencanaan menyebabkan pemborosan waktu... sumber daya finansial dan non-finansial yang sia-sia," ungkap Englman.
Advertisement
Kediaman Resmi PM Tengah Direnovasi
Sementara itu, kediaman resmi perdana menteri di Jalan Balfour tengah mengalami renovasi dan pembaruan keamanan yang telah lama tertunda sejak Netanyahu pindah pada Juli 2021 setelah lengser.
Sebelumnya, mantan Perdana Menteri Naftali Bennett menghabiskan sebagian besar waktunya tinggal di rumahnya di Ra'anana, di mana ia membuat khawatir tetangganya. Adapun mantan Perdana Menteri Yair Lapid tinggal di sebuah apartemen kecil di dalam kompleks perdana menteri.
Sekarang setelah kembali ke jabatan perdana menteri, Netanyahu tinggal di kediaman pribadinya di Jalan Gaza, Yerusalem. Warga di sekitar rumahnya telah mengeluhkan tentang keamanan tambahan, penutupan jalan, dan sirene yang keras sepanjang hari ketika Netanyahu pulang dan pergi.