Liputan6.com, London - Warga negara Inggris Chris Parry (28) dan Andrew Bagshaw (47), yang hilang di Ukraina timur, dilaporkan tewas. Konfirmasi tersebut disampaikan Kementerian Luar Negeri Inggris melalui pernyataan pihak keluarga.
Andrew dan Chris dilaporkan terakhir kali terlihat menuju Kota Soledar pada 6 Januari. Mobil yang ditumpangi keduanya terkena peluru saat mereka berusaha menyelamatkan seorang wanita tua.
Baca Juga
"Dengan sangat sedih kami harus mengumumkan bahwa Chrissy yang kami cintai terbunuh bersama dengan rekannya Andrew Bagshaw saat mencoba melakukan evakuasi kemanusiaan dari Soledar, Ukraina timur," ungkap pihak keluarga Chris dalam pernyataan yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Inggris seperti dikutip dari BBC, Rabu (25/1/2023).
Advertisement
"Tekadnya yang tanpa pamrih dalam membantu orang tua, muda, dan kurang beruntung di sana telah membuat kami sangat bangga. Kami tidak pernah membayangkan akan mengucapkan selamat tinggal kepada Chris... Dia adalah putra yang perhatian, saudara yang luar biasa, sahabat bagi begitu banyak orang dan pasangan yang penuh kasih untuk Olga," sebut pernyataan itu.
Menurut pihak keluarga, Chris menemukan dirinya tertarik ke Ukraina pada Maret 2022 -masa awal invasi Rusia- untuk melakukan aksi kemanusiaan. Ia dikabarkan telah menyelamatkan lebih dari 400 nyawa plus hewan terlantar.
"Sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata betapa dia akan dirindukan, selamanya dia akan ada di hati kami. Kami merasa sangat istimewa bahwa dia memilih kami sebagai keluarganya."
Warga Inggris Tinggal di Selandia Baru
Sementara itu, Andrew yang merupakan seorang peneliti ilmiah adalah warga negara Inggris yang tinggal di Selandia Baru. Dia telah menjadi sukarelawan di Ukraina sejak April 2022.
Orang tuanya, Dame Sue dan Phil Bagshaw, mengatakan bahwa Andrew dan Chris mengantarkan makanan dan obat-obatan serta membantu para lansia di medan perang.
"Mereka berusaha menyelamatkan seorang wanita tua dari Soledar, di daerah di mana aksi militer intens, ketika mobil mereka terkena peluru artileri," ungkap orang tua Andrew dalam pernyataan yang dirilis ke media. "Andrew tanpa pamrih mengambil banyak risiko pribadi dan menyelamatkan banyak nyawa. Kami mencintainya dan sangat bangga dengan apa yang dia lakukan."
Mereka menambahkan, "Dunia harus kuat dan berdiri bersama Ukraina, memberi mereka dukungan militer yang mereka butuhkan sekarang, dan membantu membangun kembali negara mereka yang hancur setelah perang."
Advertisement
Risiko Nyata
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Inggris sebelumnya telah memperingatkan terhadap semua pelaku perjalanan ke Ukraina, dengan mengatakan ada risiko nyata bagi kehidupan.
"Warga negara Inggris yang masih berada di Ukraina harus segera pergi jika aman untuk melakukannya," sebut Kemlu Inggris.
Chris yang sempat berbicara kepada BBC Radio pada 2 Januari dari daerah Bakhmut di Ukraina timur, menjelaskan motivasinya berada di sana: dia ingin membantu anak-anak khususnya.
"Untuk dapat membawa mereka keluar dari daerah yang dilanda perang ini, itu lebih berharga daripada apa pun yang dapat saya bayangkan," ujar Chris.
Pada 3 Januari, tiga hari sebelum ia dan Andrew menghilang, Chris mengatakan kepada seorang jurnalis lepas bahwa dia telah berperan sebagai pengemudi evakuasi.
"Saya menerima permintaan dari anggota keluarga yang ingin kami menjemput kerabat mereka... Banyak relawan yang tidak mau pergi lagi, sementara terus ada orang yang ingin keluar, jadi saya bersedia," imbuhnya.