Kemlu RI Imbau Jangan Asal Kirim Bantuan untuk Korban Gempa Turki dan Suriah

Gempa Turki dan Suriah menarik simpati dari banyak orang, termasuk Indonesia. Mereka pun terdorong untuk ikut memberikan bantuan bagi para korban gempa pada Senin (6/2).

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 11 Feb 2023, 01:08 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2023, 20:40 WIB
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah (kiri) dan Dirjen Pelindungan WNI dan BHI Judha Nugraha (kanan) dalam press briefing Jumat (10/2/2023). (Liputan6/Benedikta Miranti)
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah (kiri) dan Dirjen Pelindungan WNI dan BHI Judha Nugraha (kanan) dalam press briefing Jumat (10/2/2023). (Liputan6/Benedikta Miranti)

Liputan6.com, Jakarta - Simpati terhadap para korban gempa Turki dan Suriah yang terjadi pada Senin 10 Februari 2023 datang dari banyak pihak, termasuk Indonesia. Berbagai lembaga hingga organisasi non-pemerintah (NGO) juga turut ambil bagian dalam membantu para korban gempa. 

Namun terkait hal ini, pemerintah Indonesia memperingatkan agar pemberian bantuan dilakukan secara terorganisir dan tidak asal. Sejauh ini, pemerintah juga turut memfasilitasi para organisasi yang ingin memberikan bantuan, lewat koordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) 

"Dalam rapat pagi ini, dibahas bahwa pemerintah sangat mengapresiasi bantuan yang diberikan, namun kita harus perhatikan dari sisi kecepatan dan ketepatan," ujar Dirjen PWNI dan BHI, Judha Nugraha dalam press briefing Jumat (10/2/2023). 

Ia menekankan bahwa ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengirimkan bantuan kepada korban gempa. Pertama, memperhatikan permintaan dari pemerintah Turki. Judha mengatakan," Jangan sampai kita mengirim sesuatu yang tidak dibutuhkan."

Kedua adalah self sufficient. Judha mengatakan bahwa tim yang berangkat untuk membantu harus self sufficient dan artinya tidak merepotkan pihak lokal. Ketiga, bantuan yang diberikan harus terkoordinasi dengan baik dan tidak sporadis. 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


KBRI Ankara Kirim Tim Penyelamat ke 6 Titik

Foto Udara Kehancuran Kota Hatay Jadi Saksi Dahsyatnya Gempa Turki
Foto udara menunjukkan kehancuran di pusat kota Hatay, Turki selatan, Selasa (7/2/2023). Tim pencari dan bantuan darurat dari seluruh dunia mengalir ke Turki dan Suriah pada hari Selasa saat tim penyelamat yang bekerja di suhu beku menggali – terkadang dengan tangan kosong — melalui sisa-sisa bangunan yang diratakan oleh gempa berkekuatan 7,8 magnitudo. (IHA via AP)

Selain itu, pemerintah Indonesia terus berupaya untuk memastikan bahwa kondisi Warga Negara Indonesia (WNI) yang terdampak gempa Turki dan Suriah berada dalam kondisi aman.

Sebelumnya, KBRI Ankara melakukan sweeping oleh tim pertama di empat titik. Kemudian, pihaknya telah berhasil mengevakuasi 123 WNI, termasuk 2 warga negara Malaysia dan 1 warga negara Myanmar ke Ankara.

Kini, KBRI Ankara kembali mengirim tim penyelamatan ke enam titik yakni ke Hatay, Kahranmaras, Gaziantep, Sanli Urfa, Diyarbakir dan Adana. Dalam prosesnya, perjalanan tim tersebut menuju lokasi terdampak sangat tidak mudah dikarenakan cuaca yang dingin dan padatnya jalur menuju lokasi karena bersamaan dengan bantuan lain.

"Tugas tim kedua ini memastikan bahwa tidak ada WNI kita yang tidak tertolong, serta memberikan paket logistik berupa bahan makanan, jaket, selimut hingga keperluan bayi," ujar Dirjen Pelindungan WNI dan BHI Judha Nugraha dalam press briefing Jumat (10/2/2023).

Sementara itu, KBRI Damaskus juga telah mengirim tim penyelamat ke empat titik ke wilayah terdampak gempa di Suriah yakni Hama, Homs, Latakia, dan Aleppo. Hingga Kamis (9/2), belum tercatat adanya WNI yang menjadi korban. Sementara itu, 3 orang PMI yang berada di shelter KBRI Damaskus di Aleppo juga dalam kondisi baik.


Bantuan dari Pemerintah RI

Gempa Magnitudo 7,8 Turki, Warga dan Tim Penyelamat Terus Cari Korban dari Reruntuhan Bangunan
Orang-orang dan tim darurat menyelamatkan seseorang dengan tandu dari bangunan yang runtuh di Adana, Turki, Senin, 6 Februari 2023. Gempa berkekuatan magnitudo 7,8 telah menyebabkan kerusakan signifikan di tenggara Turki dan Suriah. (IHA agency via AP)

Pemerintah Indonesia juga berupaya untuk mengirimkan bantuan bagi korban terdampak gempa Turki dan Suriah. Melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), pihaknya akan mengirimkan 6,8 ton logistik kesehatan untuk membantu korban Gempa Turki dan Suriah. Utamanya, obat-obatan dan alat logistik kesehatan lain yang dibutuhkan dalam penanganan korban bencana gempa.

Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia Dante Saksono Harbuwono menyampaikan, keberangkatan 6,8 ton logistik kesehatan disesuaikan dengan masa tanggap darurat bencana gempa di Turki dan Suriah. Hal ini terbagi menjadi pengiriman untuk minggu pertama dan kedua masa tanggap darurat.

Untuk minggu pertama, layanan yang paling penting adalah gawat darurat dan prosedur bedah karena korban gempa banyak yang patah tulang dan pelru dioperasi karena luka.

Kemudian untuk minggu kedua, adalah penanganan penyakit menular dan penyakit kronik yang berkaitan dengan situasi kondisi tempat pengungsian yang tidak higienis.

Selain itu, Kemenkes RI telah membentuk Emergency Medical Team (EMT) yang merupakan tim medis darurat atau emergency yang diturunkan untuk membantu menangani korban di lokasi bencana gempa di Turki dan Suriah.


Keberangkatan Personel Tim Medis

Potret Korban Gempa Turki di Antakya Dapat Bantuan dari Relawan
Warga menerima bantuan dari relawan di Antakya, Turki selatan, Rabu, 8 Februari 2023. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan sebanyak 13 juta dari 85 juta penduduk negara itu terkena dampak gempa Magnitudo (M) 7,8. (AP Photo/Khalil Hamra)

Selain itu, Indonesia juga siap memberangkatkan personel tim medis untuk membantu korban Gempa Turki dan Suriah. Jumlah personel tim medis ini merupakan total gabungan personel dari beberapa kementerian atau lembaga dan institusi.

Personel tim medis tersebut terbagi ke dalam Emergency Medical Team (EMT) dan Tim Middle Urban Search and Rescue (MUSAR). Menurut keterangan Judha, menurut informasi terakhir tim EMT terdiri dari 105 personel sementara tim MUSAR terdiri dari 47 personel. 

Dalam hal ini, Emergency Medical Team (EMT) berupa tenaga medis, dikoordinasikan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Tim Middle Urban Search and Rescue (MUSAR) dikoordinasikan oleh BASARNAS.

Selain itu, ada pula tambahan personel lain dari organisasi masyarakat. Sebagai informasi, seluruh personel tim medis yang segera diberangkatkan telah mempunyai sertifikasi penanganan kegawatdaruratan bencana.

Infografis Penyebab Gempa Turki Magnitudo 7,8 dan Lindu Dashyat Sebelumnya. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Penyebab Gempa Turki Magnitudo 7,8 dan Lindu Dashyat Sebelumnya. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya