Liputan6.com, Seoul - Korea Utara diduga meluncurkan rudal balistik jarak jauh pada Sabtu (18/2/2023) sore. Hal tersebut diungkapkan Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
"Itu diluncurkan dari daerah Sunan, Pyongyang, sekitar pukul 17.22 waktu setempat pada Sabtu," demikian pernyataan kantor Kepala Staf Gabungan Korea Selatan seperti dikutip dari CNN.
Baca Juga
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan, rudal itu mendarat di dalam zona ekonomi eksklusif Jepang di sebelah barat Pulau Hokkaido.
Advertisement
Kementerian Pertahanan Jepang menuturkan, rudal itu mencapai ketinggian 5.700 kilometer (3.541 mil) dan terbang dengan jarak sekitar 900 kilometer (559 mil).
Pejabat Jepang mengatakan rudal itu terbang selama lebih dari 60 menit.
Uji coba pada Sabtu ini terjadi setelah Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengecam AS dan Korea Selatan atas rencana latihan militer tahunan Freedom Shield.
"Washington dan Seoul diperkirakan akan mengadakan latihan minggu depan di Pentagon," kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
Kedua sekutu itu juga diperkirakan akan mengadakan latihan militer bersama di Semenanjung Korea pada bulan depan.
Mampu Mencapai AS
Korea Utara meluncurkan rudal pada Maret lalu dengan jarak dan waktu terbang yang sedikit lebih jauh. Proyektil itu diyakini sebagai rudal balistik antarbenua (ICBM), uji coba pertama rudal semacam itu sejak 2017.
Pada November, setelah peluncuran serupa lainnya, Pyongyang mengumumkan uji coba baru ICBM, yang disebut Hwasong-17. Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada mengatakan saat itu, Hwasong-17 memiliki potensi untuk mencapai daratan AS.
"Rudal balistik kelas ICBM yang diluncurkan kali ini dapat memiliki jangkauan lebih dari 15.000 km jika dihitung berdasarkan jarak terbang ICBM ini," kata Hamada dalam sebuah pernyataan. "Itu tergantung pada berat hulu ledak, tapi dalam kasus itu, daratan AS akan masuk dalam jangkauan."
Advertisement
Dipamerkan Melalui Parade Militer
Awal bulan ini, Kim Jong Un memamerkan hampir setidaknya 11 ICBM canggih dalam parade militer pada Rabu (8/2/2023) malam di Pyongyang.
Analis mengatakan rudal-rudal itu tampaknya adalah Hwasong-17.
Ankit Panda, pakar kebijakan nuklir di Carnegie Endowment for International Peace menilai bahwa jika setiap rudal dalam parade dilengkapi dengan beberapa hulu ledak nuklir, jumlah mereka dapat mewakili volume yang cukup untuk membanjiri pertahanan rudal balistik AS.
Pada Januari 2023, Kim Jong Un menyerukan peningkatan eksponensial persenjataan nuklir Korea Utara dan menyoroti kebutuhan senjata nuklir taktis yang diproduksi secara massal.
"Pemimpin Kim telah menyerukan pengembangan sistem rudal balistik antarbenua baru, yang mampu melakukan serangan balik nuklir yang cepat," demikian menurut laporan KCNA.