Liputan6.com, Jakarta - Kaum perempuan boleh berbangga, sebab sejumlah dari mereka tercatat sebagai penemu benda-benda yang beberapa di antaranya masih digunakan dan berguna bagi khalayak.
Bukan hanya sekedar prestasi, sejumlah ilmuwan perempuan ini mengubah jalannya dunia dengan penemuan revolusioner yang memajukan pengetahuan manusia dan mendobrak segala batasan.
Sebut saja Marie Curie dengan penemuan terobosannya mengenai radioaktivitas hingga Ada Lovelace sang perintis algoritma mesin.
Advertisement
Berikut delapan perempuan penemu yang juga memberikan kontribusi signifikan dan bertahan lama bagi sains dan teknologi dunia, dikutip dari situs World Atlas, Minggu (26/2/2023):Â
1. Marie Curie
Marie Curie, lahir 7 November 1867 di Warsawa, Polandia. Seorang ahli fisika dan kimia yang terkenal karena penelitian terobosannya mengenai radioaktivitas. Dia adalah wanita pertama yang memenangkan Hadiah Nobel dan orang keempat (dan wanita kedua) yang memenangkan Hadiah Nobel di dua disiplin ilmu yang berbeda; fisika dan kimia.Â
Marie merupakan seorang yang peduli pada pendidikan, dia menghadiri kelas bawah tanah ilegal selama periode represif Rusia. Seakan tanpa kesulitan, ia memperoleh gelarnya di bidang matematika dan fisika di Paris-Sorbonne University. Di sinilah dia bertemu calon suaminya, Pierre Curie, yang kemudian menjadi kolaborator ilmiahnya.
Bersama-sama mereka menemukan dua unsur kimia baru, radium dan polonium, dan menciptakan istilah radioaktivitas. Marie mendapatkan ketenaran internasional sebagai wanita pertama yang menerima gelar doktor sains dari Universitas Sorbonne dan memenangkan Hadiah Nobel pertamanya bersama Pierre untuk pekerjaan mereka pada zat radioaktif, sebuah pencapaian yang belum pernah terlihat sebelumnya atau sesudahnya.
Setelah kematian Pierre, Marie menjadi profesor di Universitas Sorbonne, menjadi salah satu peneliti radioaktivitas terkemuka Prancis sembari mengampanyekan hak-hak perempuan di dunia akademis.
Pada tahun 1911, Marie menerima Hadiah Nobel keduanya—kali ini hanya sendiri, setelahnya dunia terpicu untuk memperdalam ilmu radioaktivitas. Selama Perang Dunia I, Marie mendirikan mobile stasiun x-ray di seluruh medan perang di Prancis, sehingga tentara yang terluka dapat dirawat dengan efektif, menjadikan terapi x-ray sebagai alat medis penting yang masih digunakan sampai sekarang.
Marie adalah salah satu ilmuwan paling berpengaruh—menunjukkan bahwa kerja kerasnya dapat terbayar terlepas dari segala rintangan yang dihadapinya. Namanya tak pernah mati. Dengan penghargaan dan beasiswa yang tak terhitung jumlahnya di seluruh dunia, ia terus menginspirasi wanita untuk menekuni dunia sains terlepas dari batasan gender atau batasan apapun.
2. Dr. Shirley Ann Jackson
Shirley Ann Jackson adalah seorang fisikawan Amerika dan wanita berdarah Afrika-Amerika pertama yang mendapatkan gelar doktor fisika dari Massachusetts Institute of Technology (MIT). Jackson juga sempat menjadi presiden ke-18 Rensselaer Polytechnic Institute.Â
Lahir pada tahun 1946 di Washington, DC, Jackson bersyukur orang tuanya menanamkan rasa kecintaan belajar dan keyakinan bahwa dia dapat mencapai apa pun. Jackson bersekolah di Roosevelt High School, di sana ia unggul dalam matematika dan sains.
Pada tahun 1968, ia meneruskan pendidikan ke MIT untuk mendapatkan gelar sarjana fisika. Setelah bekerja sebagai asisten peneliti di Bell Labs, dia kembali ke MIT untuk mendapatkan gelar Ph.D. dalam fisika nuklir pada tahun 1973.
Selama Jackson bekerja di Bell Labs, ia berkontribusi atas pengembangan teknologi baru, di antaranya adalah sistem telepon seluler pertama dan serat optik. Jackson juga menyelesaikan pekerjaan inovatif tentang dampak medan elektromagnetik pada kesehatan manusia.
Tahun 1995, Presiden Bill Clinton menunjuk Jackson untuk memimpin US Nuclear Regulatory Commission (NRC). Dia bertugas selama empat tahun, selama itu dia mengawasi keamanan pembangkit listrik tenaga nuklir negara setelah serangan teroris pada 11 September 2001.
Majalah TIME mengakui kemampuan Jackson sebagai ilmuwan perempuan yang luar biasa. Pada tahun 1999, dia dimasukkan dalam National Women's Hall of Fame.
Dr Shirley Ann Jackson adalah sosok inspiratif yang prestasinya telah memberi pengaruh besar pada dunia ini.
Â
3. Ada Lovelace
Ada Lovelace sang pemrogram komputer pertama di dunia. Pengaruhnya dalam komputasi dan matematika begitu besar sehingga ia disebut "perempuan komputer pertama". Ada Lovelace, lahir pada 10 Desember 1815 di London, dibesarkan ibunya dan dididik untuk fokus pada matematika dan sains, ia mengembangkan hasrat untuk mata pelajaran ini sejak usia dini. Ada juga memiliki minat pada sastra dan puisi, dua bidang studi yang didorong oleh keluarga ibunya, yang memiliki banyak intelektual terkemuka, seperti penyair romantis Lord Byron yang merupakan ayahnya.
Bakat besar Ada dalam matematika sudah terlihat sejak usia dini, tetapi baru bersinar setelah ia bertemu dengan Charles Babbage. Ada menulis program untuk Analytical Machine Babbage, tidak diragukan lagi Ada menjadi pemrogram komputer pertama di dunia melalui pekerjaannya itu.
Catatannya adalah beberapa yang paling komprehensif yang pernah ditulis di mesin Babbage. Karya Ada termasuk gagasan tentang bagaimana kode dapat dibuat untuk mesin yang memungkinkan mesin menangani huruf dan simbol alih-alih angka, sesuatu yang revolusioner pada masanya dan tidak sepenuhnya dieksploitasi hingga hampir 100 tahun kemudian dengan penemuan komputer modern.
Selain terobosan tersebut, Ada menyusun teori tentang kecerdasan buatan dan kemungkinan mesin untuk berpikir sendiri; sebagian besar masih belum terbukti hingga hari ini, tetapi bagaimanapun juga dikaitkan dengan sifatnya yang berpikiran maju mengenai teknologi komputasi.
Warisan abadi Ada adalah mempopulerkan konsep komputer dasar yang masih mendorong kemajuan dalam komputasi sampai saat ini. Dengan mendekati komputasi dari perspektif teoritis dan praktis, Ada mendemonstrasikan bahwa mesin dapat mengambil input dari pengguna manusia atau ilmuwan, memanipulasinya sesuai dengan algoritma atau pengaturan yang ditetapkan dalam kode, lalu menghasilkan hasil tertentu—menyiapkan langkah infrastruktur digital modern kita selangkah demi selangkah melalui karya rintisannya lebih dari 150 tahun yang lalu.
4. Maria Telkes
Maria Telkes adalah seorang penemu, ahli biologi, dan ilmuwan medis Amerika kelahiran Hungaria yang mengembangkan sistem energi matahari untuk perumahan. Karyanya membantu merintis penggunaan sumber energi terbarukan yang efisien di lingkungan rumah tangga. Telkes lahir di Budapest, Hongaria, pada tahun 1900. Dia lulus dari Universitas Teknologi dan Ekonomi Budapest dengan gelar kimia dan teknik kimia.
Sepanjang karirnya sebagai seorang penemu, dia mengerjakan banyak proyek yang memanfaatkan keahliannya dalam hal termodinamika dan penyimpanan energi matahari.
Pada tahun 1947, ia mengembangkan AC bertenaga surya pertama sebagai bagian dari proyek penelitiannya yang disponsori oleh Laboratorium Radiasi MIT. Penemuan ini memenangkan pujiannya sebagai salah satu penemu paling sukses di Amerika, sebuah gelar yang ia pegang hingga kematiannya di usia 94 tahun, tahun 1995. Namun, baru pada tahun 1948 pekerjaan Telkes pada energi surya perumahan akhirnya membuahkan hasil dengan dibukanya Dover House, gedung apartemen pertama di dunia dengan pemanas yang sepenuhnya memanfaatkan energi matahari di Massachusetts.
Karya hidup Maria Telkes merupakan inspirasi bagi semua orang yang percaya bahwa solusi berkelanjutan dapat membuka berbagai peluang luar biasa untuk inovasi teknologi di masa depan. Kontribusi Telkes sangat berharga dalam memajukan penggunaan sumber daya energi bersih di dalam dan luar negeri; bahkan hingga hari ini, penemuannya masih terus kita nikmati.
Advertisement
5. Grace Hopper
Grace Hopper, lahir 9 Desember 1906, di New York, merupakan seorang ilmuwan komputer Amerika dan Laksamana Muda Angkatan Laut Amerika Serikat. Dia sering disebut sebagai the first lady of software (perangkat lunak wanita pertama) karena kepeloporannya dalam pemrograman.
Kariernya berlangsung hampir enam dekade, dari tahun 1940-an hingga kematiannya pada 1 Januari 1992. Hopper terinspirasi matematika sejak usia muda. Ia menempuh pendidikan di Vassar College, lulus pada tahun 1928 dengan gelar sarjana matematika dan fisika. Kemudian melanjutkan studinya di Universitas Yale, mendapatkan gelar master dan kemudian gelar Ph.D. matematika pada tahun 1934.
Setelah menerima gelar Ph.D., Hopper menjadi seorang profesor matematika di Vassar College hingga tahun 1942, ketika dia bergabung dengan Women Accepted for Volunteer Emergency Service (WAVES) selama Perang Dunia II. Saat bekerja dengan WAVES itulah Hopper mulai meneliti komputer, dan menjadi salah satu pemrogram pertama komputer Harvard Mark I, bisa dibilang salah satu komputer paling awal yang pernah dibuat.Â
Pada tahun 1959, Hopper memperkenalkan dunia pada Cobo (Common Business Oriented Language) yang merevolusi bahasa pemrograman dan masih digunakan di beberapa kasus hingga sekarang. Pada tahun yang sama dia juga merilis bukunya "Understanding Computers and Computation," yang di dalamnya terdapat penjelasan rinci tentang berbagai konsep yang masih digunakan sampai sekarang, contohnya masalah pengoptimalan dan penyimpanan memori.
Selain itu, Hopper juga mengerjakan proyek penting lainnya, seperti pengembangan bahasa Compiler dan sistem pembagian waktu. Prestasi luar biasa Hopper diakui secara global melalui berbagai penghargaan, antara lain National Medal of Technology dari Presiden Reagan (1991), dan IEEE Computer Pioneer Award (1994).
Selain itu, pada tahun 2016, Google menghormati Hopper dengan Doodle yang merayakan ulang tahunnya yang ke-110. Penghargaan ini berbicara banyak tentang pentingnya warisan Hopper; bahkan hari ini, dia terus mempengaruhi ilmu komputasi di seluruh dunia, membuktikan bahwa akan selalu ada ruang untuk wanita perintis seperti Grace Hopper.
6. Stephanie Kwolek
Stephanie Kwolek adalah seorang ahli kimia Amerika yang menemukan Kevlar, yang merevolusi keamanan pada pelindung tubuh dan pelindung lainnya.
Lahir pada tahun 1923 di New Kensington, Pennsylvania, Stephanie Kwolek mengejar gelar sarjana kimia di Carnegie Mellon University, ia lulus pada tahun 1946 dengan gelar sarjana sains. Setelah lulus, Kwolek bekerja sebagai peneliti kimia di DuPont hingga pensiun pada tahun 1986.
Pencapaian Kwolek paling berpengaruh terjadi pada pertengahan 1960-an ketika dia mengembangkan sebuah poliamida, yang kemudian disebut Kevlar. Kevlar lima kali lebih kuat dari baja, tetapi tetap ringan dan fleksibel. Bermanfaat untuk berbagai produk industri, termasuk ban, raket tenis, perahu, dan pelindung tubuh untuk petugas polisi dan anggota militer.Â
Pada tahun 1995, Kwolek diangkat ke dalam National Inventors Hall of Fame dan terus menerima banyak penghargaan sepanjang hidupnya, seperti The Charles Goodyear Medal, American Chemical Society Award, dan Perkin Medal. Ia merupakan wanita pertama penerima The National Medal of Technology—penghargaan tertinggi yang diberikan oleh Departemen Perdagangan AS untuk mengakui kemajuan teknologi Amerika. Beasiswa atas nama Kwolek di beberapa organisasi dan universitas adalah warisannya untuk wanita muda yang mengejar gelar di bidang STEM.
7. Gertrude B. Elion
Gertrude B Elion adalah seorang ahli biokimia dan farmakologi Amerika yang membuat kontribusi terobosan untuk studi kanker dan AIDS. Ia memenangkan Hadiah Nobel untuk Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1988 atas temuan beberapa obat vital, seperti 6-Mercaptopurine, Azathioprine, Imuran, Allopurinol, dan Acyclovir.
Elion lahir pada tanggal 23 Januari 1918, di New York City. Dia belajar di Hunter College dan lulus sebagai yang terbaik di kelasnya dengan gelar di bidang kimia pada tahun 1937.
Meskipun lamaran pekerjaannya sering ditolak karena jenis kelaminnya, Elion akhirnya bergabung dengan Burroughs Wellcome pada tahun 1944, di mana ia mulai menangani organisme patogen penyebab penyakit seperti meningitis. Elion mengembangkan teknik inovatif sepanjang kariernya yang memungkinkan tim risetnya menganalisis data dengan cepat dan akurat. Kemajuan ini membantu mereka mengidentifikasi struktur senyawa baru, yang kemudian digunakan untuk membuat obat yang efektif untuk mengobati penyakit seperti leukemia, malaria, asam urat, dan infeksi virus herpes. Elion juga mengerjakan vaksin untuk hepatitis B dan penyakit berbasis defisiensi imun yang disebabkan oleh infeksi HIV.
Selain pekerjaannya di bidang sains, ia adalah mentor bagi banyak wanita muda yang ingin mengejar karir di bidang sains atau kedokteran. Elion menerima banyak penghargaan selama hidupnya, termasuk National Medal of Science dari Presiden Reagan pada tahun 1991. Elion diangkat ke National Women's Hall of Fame pada tahun 1991 sebelum kematiannya pada tanggal 21 Februari 1999 di usia 81 tahun.Â
Dunia telah mendapat banyak manfaat dari kontribusi yang dibuat oleh delapan penemu perempuan yang luar biasa ini. Meskipun menghadapi berbagai perjuangan pribadi dan profesional, mereka menunjukkan keuletan dan semangat yang luar biasa untuk pekerjaan mereka, menginspirasi generasi perempuan untuk mengikuti jejak mereka.
Penemuan inovatif mereka memiliki teknologi canggih dan ilmu kedokteran, membuat dampak abadi pada dunia modern kita. Kami berhutang budi yang luar biasa kepada mereka tidak hanya untuk pekerjaan mereka tetapi juga untuk membuka jalan bagi wanita masa depan untuk membuat kemajuan dalam sains, teknologi, teknik, dan matematika.
8. Ann Tsukamoto
Ann Tsukamoto, lahir tahun 1952 dan besar di California, adalah seorang ilmuwan dan pengusaha keturunan Jepang-Amerika dengan penemuan inovatif dalam teknologi sel punca. Dalam penelitiannya, dia memelopori keberhasilan isolasi sel punca dari manusia dewasa untuk penggunaan potensial dalam pengobatan regeneratif. Karyanya telah diakui secara luas karena dapat menyelamatkan banyak nyawa. Dia kuliah di University of California Los Angeles, menerima gelar Ph.D di bidang imunologi dan makrobiologi.
Setelah lulus, dia bergabung dengan SyStemix Inc., sebuah perusahaan riset medis di Palo Alto, California. Di sinilah Tsukamoto pertama kali mulai bekerja mengisolasi sel induk hematopoietik dari sumsum tulang manusia dewasa menggunakan antibodi monoklonal khusus. Pada tahun 1991, Tsukamoto mengisolasi sel punca darah manusia pertama di luar tubuh—sebuah terobosan yang memungkinkan para ilmuwan untuk mulai memeriksa dan memanipulasinya di laboratorium. Implikasi dari penemuan ini sangat mengesankan; studi saat ini berfokus pada cara untuk menggunakan sel punca ini sebagai pengganti jaringan atau organ yang rusak atau sakit.
Tsukamoto telah memiliki karir yang mengesankan dengan banyak prestasi, termasuk lebih dari seratus paten yang dikeluarkan untuk penelitiannya, pemilihan National Academy of Sciences untuk prestasi yang berkaitan dengan rekayasa genetika, 20 penghargaan dari berbagai organisasi, termasuk Lemelson MIT Prize (2001), dan merupakan salah satu dari enam "Outstanding Young Women" oleh majalah YM (1993).
Dia melanjutkan pekerjaannya sebagai CEO StemPath Inc., memberikan saran kepada perusahaan lain untuk melakukan pekerjaan serupa. Ia juga melanjutkan proyeknya untuk meningkatan metode yang sudah ada, perawatan yang lebih baru, dan aplikasi khusus berdasarkan teknologi sel punca.
Advertisement