Mengapa Menguap Penting Bagi Tubuh? Simak Penjelasannya

Terkadang menguap dianggap seperti tidak ada gunanya. Tapi ternyata ada. Ini penjelasannya.

oleh Chesa Andini Saputra diperbarui 24 Feb 2023, 19:10 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2023, 19:10 WIB
Anak Menguap dan Mengantuk
Ilustrasi anak menguap dan mengantuk. (Foto: Freepik/karlyuka)

Liputan6.com, Jakarta - Terkadang menguap seperti tidak ada guna nya. Rasanya seperti sekedar menghirup udara saat kita merasa ngantuk, bosan, atau ketika melihat orang lain sedang menguap.

Bahkan Anda bisa saja menguap setelah membaca sebuah buku.

Jadi mengapa kita menguap? Simak berikut penjelasan mengapa kita menguap dan mengapa hal tersebut menular, dikutip dari laman mentalfloss, Jumat (24/2/2023).

Fungsi Menguap Bukan Mengeluarkan Karbon dioksida

Keyakinan bahwa kita menguap untuk mengeluarkan karbon dioksida (CO2) dan menghiruo lebih banyak oksigen tetap ada meskipun penelitian membantahnya.

Menurut teori ini, orang bernapas lebih lambat ketika mereka merasa bosan atau mengantuk sehingga jadinya lebih sedikit oksigen yang masuk ke paru-paru. Saat CO2 menumpuk di dalam darah, otak secara refleks menarik napas yang dalam untuk menambahkan oksigen (menguap).

Namun masalahnya dengan teori ini adalah studi tahun 1987 oleh almarhum Dr. Robert Provine, seorang profesor di University of Maryland Baltimore County, yang dianggap sebagai ahli menguap terkemuka di dunia. Dr. Provine melakukan percobaan di mana para sukarelawan menghirup salah satu dari empat gas yang mengandung berbagai rasio karbon dioksida dan oksigen selama 30 menit.

Udara normal mengandung 20,95 persen oksigen dan 0,03 persen karbon dioksida, tetapi tidak ada satupun dari gas dalam percobaan dengan konsentrasi CO2 yang lebih tinggi menyebabkan subjek penelitian menguap lebih banyak.

Ilmuwan Berpendapat Menguap Bisa Mendinginkan Otak

Pada tahun 2007, dua peneliti di University of Albany mengusulkan kalau fungsi menguap adalah untuk mendinginkan otak. Mereka melakukan sebuah eksperimen yang mirip dengan Provine dan mendapatkan hasil yang sama. Meningkatkan atau merendahkan kadar oksigen dan karbon dioksida di darah tidak mengubah jumlah atau lamanya menguap. 

 

 

Menguap Berfungsi untuk Mendinginkan Otak

[Fimela] Menguap
Menguap | unsplash.com

Eksperimen selanjutnya berfokus pada dua mekanisme pendinginan otak yang sudah terpercaya, yaitu melalui pernapasan hidung dan pendinginan dahi.

Ketika kita bernapas melalui hidung, hal itu mampu mendinginkan pembuluh darah di rongga hidung dan mengirimkan darah yang lebih dingin itu ke otak. Begitu juga ketika kita mendinginkan dahi, pembuluh darah di sana, yang sebagian langsung terhubung dengan otak, mengalirkan darah yang lebih dingin.

Para peneliti menemukan bahwa subjek uji dengan handuk hangat yang ditekan ke kepala mereka, menguap lebih banyak daripada mereka yang menggunakan handuk dingin. Sedangkan subjek yang bernapas melalui hidung selama percobaan tidak menguap sama sekali.

Hal ini menandakan bahwa ketika kita menarik nafas yang dalam saat menguap, mendinginkan otak kita dan menjaga kemampuan mental untuk bekerja dengan efisien.

Melihat Orang Lain Menguap Menular, Kenapa?

Ilustrasi simpanse menguap
Ilustrasi simpanse menguap di Taman Nasional Mahale. (Sumber Flickr/nilsrinaldi)

Pernahkan kalian menguap setelah melihat orang lain menguap?Aktivitas menguap yang kemuadia menular menunjukkan bahwa hal ini kemungkinan berkaitan dengan sosiologi daripada fisiologi.

Hampir semua vertebrata menguap secara spontan, tetapi hanya manusia, simpanse, dan kera yang menguap karena melihat individu lain melakukannya.

Mengingat bahwa ini adalah makhluk sosial yang hidup berkelompok, menguap mampu menular karena telah berevolusi sebagai cara untuk mengkoordinasikan perilaku dan mempertahankan kewaspadaan kelompok.

Ketika satu orang menguap, kelompoknya melihat itu sebagai bukti bahwa temperatur otak mereka naik dan kemampuan mental mereka sedang tidak bekerja secara efisien. Ketika semua orang dalam kelompok tersebut telah menguap, tingkat kewaspadaan kelompok tersebut meningkat. 

Teruntuk manusia, makhluk yang telah mengembangkan berbagai cara lain untuk memberikan sinyal, menguap yang menular mungkin hanya dilihat sebagai cara respons peninggalan.

 

 

Penyebab Menguap Berlebihan

Ilustrasi menguap.
Ilustrasi menguap. Photo copyright by Freepik

Meskipun tidak ada jumlah menguap yang ditetapkan per harinya, beberapa peneliti mengatakan bahwa menguap secara rutin lebih dari tiga kali dalam kurun waktu 15 menit ketika tidak ada penyebab yang jelas seperti kurang tidur atau bosan dianggap berlebihan.

Menguap berlebihan termasuk menguap ketika Anda tidak merasa lelah, bosan, dan tidak melihat, mendengar, atau merasakan orang lain menguap.

Penyebab paling umum dari menguap berlebihan menurut situs Verywell Health yaitu gangguan tidur, efek samping obat, dan masalah kesehatan tertentu.

1. Gangguan Tidur

Tidak cukup tidur atau kurang tidur dapat menyebabkan menguap berlebihan. Konsultasikan dengan dokter jika Anda terus-menerus merasa lelah atau mengantuk di siang hari karena mungkin saja Anda tidak menyadari bahwa memiliki gangguan tidur.

2. Efek Samping Obat

Beberapa jenis obat tertentu dapat menyebabkan menguap berlebihan. Ini berkaitan dengan bagaimana beberapa obat berinteraksi dengan bahan kimia di otak, mendorong Anda untuk merasa lelah atau menguap lebih sering dari biasanya.

Bisa jadi ini juga merupakan hasil dari obat yang berguna untuk menurunkan laju pernapasan Anda.

3. Kondisi Kesehatan

Kondisi neurologis yang memengaruhi otak atau saraf vagus, seperti multiple sclerosis (MS), penyakit Parkinson, dan epilepsi dapat memicu menguap berlebihan. Hal ini disebabkan oleh pengaruhnya terhadap regulasi suhu tubuh.

Selain itu, kecemasan juga dapat memengaruhi sistem pernapasan, jantung, dan tingkat energi yang menyebabkan menguap atau sesak napas. Dalam kasus yang jarang, menguap berlebihan dapat menjadi gejala tumor otak, asma, masalah jantung, atau stroke.

Infografis Gejala dan Penyebab Stroke
Infografis gejala dan penyebab stroke. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya