Turbulensi Bikin 7 Penumpang Cedera, Penerbangan Lufthansa AS ke Jerman Dialihkan

Pesawat Lufthansa tujuan Jerman alami turbulensi yang cukup parah, menyebabkan 7 penumpang harus dilarikan ke rumah sakit.

oleh Yasmina Shofa Az Zahra diperbarui 02 Mar 2023, 20:10 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2023, 20:10 WIB
Ilustrasi pesawat jet Boeing 747
Ilustrasi pesawat. (Sumber: Mashable)

Liputan6.com, Virginia - Maskapai Lufthansa penerbangan dari Texas, AS ke Jerman dialihkan ke bandara Virginia, Washington Dulles International Airport di AS pada Rabu 1 Maret 2023 malam.

Pengalihan tersebut disebabkan oleh turbulensi yang mengakibatkan beberapa penumpang terluka, hal ini dijelaskan oleh juru bicara bandara Dulles.

Dikutip dari CNN, Kamis (2/3/2023), Michael Cabbage, juru bicara Metropolitan Washington Airports Authority, mengatakan bahwa pesawat Lufthansa Flight 469 yang lepas landas dari bandara Austin mengalami turbulensi yang signifikan. Untungnya, mendarat dengan selamat di Dulles.

Dijelaskan pula bahwa turbulensi terjadi selama sekitar 90 menit dan mengakibatkan cedera ringan pada beberapa penumpang. 

Tujuh orang yang dinyatakan terluka segera dilarikan ke rumah sakit.

"Ini disebut turbulensi udara jernih, yang dapat terjadi tanpa fenomena cuaca yang terlihat atau peringatan sebelumnya,"  jelas juru bicara Lufthansa dalam pernyataannya.

Juru bicara itu juga menjelaskan bahwa penumpang yang cedera telah diberikan pertolongan pertama di atas pesawat oleh pramugari terlatih sebelum akhirnya dilarikan ke rumah sakit.

"Karena keselamatan dan kesejahteraan penumpang dan anggota awak adalah prioritas utama di setiap saat, awak kokpit memutuskan untuk melakukan pendaratan alternatif ke (bandara Dulles) setelah terbang melewati turbulensi.” tambahnya.

Berdasarkan pernyataan Administrasi Penerbangan Federal, awak Airbus A330 tersebut dilaporkan menghadapi turbulensi di ketinggian 37.000 kaki di atas Tennessee.

Pesawat mendarat di bandara Dulles sekitar pukul 09.10 malam waktu setempat.

Pihak Administrasi Penerbangan Federal akan melakukan investigasi terkait hal ini.


Kronologi Turbulensi dan Pertanggungjawaban Maskapai

FOTO: Cegah Omicron, Inggris Perketat Protokol Kesehatan dan Pembatasan
Ilustrasi suasana bandara. (AP Photo/Frank Augstein)

Susan Zimmerman, salah satu penumpang pesawat, mengaku baru saja menyelesaikan makanannya dan hendak ke kamar mandi ketika turbulensi tiba-tiba terjadi.

"Saat sedang makan malam, tiba-tiba ada wind shear (perubahan arah dan kecepatan angin), pesawat naik ketinggian, lalu turun 1.000 kaki," kata Zimmerman, wanita asal Austin dengan usia kehamilan lima bulan.

"Rasanya seperti terjun bebas," Zimmerman menjelaskan kekacauan yang terjadi.

"Piring dan barang pecah belah di langit-langit, dan dompet saya dari lantai terbang," tambahnya.

Ia mengingat, dua kali pesawat terasa seperti jatuh dan ia mendengar jeritan penumpang lain dan suara kaca pecah.

"Saya senang sebagian besar kita semua baik-baik saja. Ini cukup mengejutkan," kata Zimmerman.

Saat turbulensi mereda, ia dapat melihat barang-barang di sekelilingnya berserakan di seluruh kabin.

Beberapa penumpang terluka. Setelah pesawat mendarat, para petugas pertama-tama segera memberikan pertolongan kepada penumpang yang terluka.

Penumpang lain juga ditawari perawatan medis, jika merasa perlu.

Berdasarkan pernyataan dari Zimmerman, maskapai memberikan penumpang voucher hotel dan tiket pesawat untuk keberangkatan besoknya, Kamis 2 Maret 2023, sebagai bentuk pertanggungjawaban.


Dampak Perubahan Iklim, Pesawat Akan Lebih Sering Alami Turbulensi di Masa Depan

Ilustrasi pesawat (Pixabay)
Ilustrasi pesawat (Pixabay)

Saat sedang naik pesawat terbang, turbulensi adalah hal yang tidak bisa dipisahkan. Setidaknya ada satu kali turbulensi terjadi di setiap penerbangan.

Saat itu terjadi, para penumpang harus mengencangkan sabuk pengaman setelahnya, karena kemungkinan penerbangan tersebut akan mengalami lebih banyak turbulensi dari sebelumnya. Turbulensi adalah berubahnya kecepatan aliran udara yang mampu mengguncang badan pesawat.

Pilot biasanya mencoba menghindari turbulensi dengan terbang di lapisan atmosfer terendah yang paling dekat dengan bumi. Sayangnya, akibat krisis iklim menyebabkan atmosfer bumi berubah.

Studi baru menunjukkan, atmosfer bumi meningkat karena perubahan iklim. Para ahli berpendapat, hal ini akan memengaruhi dunia penerbangan.

Dilansir The Sun, 2 Desember 2021, penelitian baru yang diterbitkan oleh Science Advances, menemukan ketika planet mulai memanas akibat krisis, atmosfer yang paling dekat dengan bumi pun ikut meningkat. Hal tersebut membuat pilot perlu terbang lebih tinggi untuk menghindari turbulensi.

Para penumpang pun akan lebih banyak mengalaminya di masa depan. Turbulensi disebabkan oleh pergerakan udara yang berubah secara tiba-tiba, dengan kecepatan yang juga ikut berubah.

Hal itu akan meningkat dalam beberapa dekade mendatang saat bumi makin memanas. Turbulensi bisa sangat parah dan akan membuat para pilot gugup.

Baca selengkapnya di sini...


Daftar 11 Maskapai Tinggal Sejarah, Tak Lagi Terbangi Langit Indonesia

Ilustrasi pesawat Malaysia Airlines (AFP Photo)
Ilustrasi pesawat (AFP Photo)

Penting bagi maskapai untuk dapat dengan baik dan cekatan mengatasi permasalahan selama penerbangan, seperti turbulensi dan pemberian pertolongan pertama. Kesan baik akan didapatkan jika maskapai mampu mengatasi hal-hal tersebut. Tak sedikit maskapai yang akhirnya berhenti beroperasi karena berbagai permasalahan.

Transportasi udara menjadi andalan masyarakat Indonesia sejak lama menggapai wilayah Nusantara yang terpisahkan pulau. Bisnis maskapai penerbangan pun menjadi ceruk usaha menjanjikan yang dilirik mereka yang berduit.

Tak heran kemudian bermunculan maskapai penerbangan nasional, setelah kelahiran Garuda Indonesia yang menjadi pelopor transportasi udara di Indonesia.

Sayangnya ternyata karena berbagai kondisi seperti pengelolaan yang kurang mumpuni, masalah keuangan membuat beberapa maskapai penerbangan menyerah menerbangi langit Indonesia.

Dirangkum Liputan6.com, Kamis (23/2/2023), berikut 11 maskapai penerbangan yang tinggal sejarah di Indonesia:

  1. Merpati Nusantara Airlines
  2. Bouraq Airlines
  3. Adam Air
  4. Batavia Air
  5. Linus Airways
  6. Mandala Airlines
  7. Sempati Air
  8. Bali Air
  9. Jatayu Airlines
  10. Awair Airlines
  11. Star Air

Berikut sekelumit perjalanan cerita maskapai tersebut:

1. Merpati Nusantara AirlinesSelain Garuda Indonesia, Merpati merupakan maskapai penerbangan milik pemerintah yang sempat menjadi kebanggaan dan telah beroperasi sejak era Presiden Soekarno. Tepatnya maskapai ini didirikan pada 1962.

Namun kemudian maskapai ini mengalami kesulitan keuangan sehingga berhenti beroperasi pada 2014. Di 2023 ini, Merpati Nusantara akhirnya benar-benar tinggal nama.

 

Baca selengkapnya di sini...

Infografis Mengintip Pesawat Kepresidenan Indonesia One
Infografis Mengintip Pesawat Kepresidenan Indonesia One (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya