Menguak Misteri Ikan Lele Kecil Tembus Pandang Berkilau Pelangi

Ini penjelasan sains soal ikan kecil tembus pandang yang ada kilau pelangi di kulitnya.

oleh Alycia Catelyn diperbarui 14 Mar 2023, 19:40 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2023, 19:40 WIB
Ikan lele hantu
Gambar ikan lele hantu yang menunjukkan permainan warna di kulitnya. Ikan lele hantu memiliki tubuh tembus pandang yang berkedip-kedip dengan warna pelangi saat terkena cahaya. Sekarang, para ilmuwan telah memecahkan kasus bagaimana ikan menciptakan cahaya warna-warni. (Qibin Zhao via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Ghost catfish atau ikan lele hantu merupakan jenis ikan hias air yang dapat ditemukan di Asia Tenggara.

Kulit ikan ini hampir sepenuhnya transparan. Namun ketika cahaya menerpa bagian yang tepat pada tubuhnya, maka akan muncul warna pelangi yang berkilauan.

Kini, para ilmuwan telah menemukan bagaimana ikan ini dapat menciptakan cahaya warna-warni tersebut.

Cahaya itu berasal dari dalam, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada Senin (13/3/2023) di jurnal Prosiding National Academy of Sciences. Saat cahaya melewati kulit ikan, maka mengenai struktur kecil di otot yang mengubah cahaya menjadi spektrum warna-warni.

Ikan lele hantu, atau terkadang dikenal sebagai ikan lele kaca, adalah spesies kecil asli sungai di Thailand, dengan panjang rata-rata hanya beberapa sentimeter. Ikan ini dijual di seluruh dunia sebagai ikan akuarium.

Makhluk lain juga berwarna-warni, menciptakan efek pelangi yang berkilauan di mana warna berubah saat Anda bergerak. Biasanya, ikan-ikan ini memiliki permukaan luar mengkilap yang memantulkan cahaya, seperti bulu burung kolibri atau sayap kupu-kupu, jelas Ron Rutowski, ahli biologi Arizona State University yang tidak terlibat dalam penelitian.

Namun, ikan lele hantu tidak memiliki sisik, kata penulis senior Qibin Zhao, seorang fisikawan di Universitas Shanghai Jiao Tong China, yang terpesona oleh ikan tersebut setelah melihatnya di toko akuarium, dilansir dari AP, Selasa (14/3/2023).

Sebaliknya, ikan lele hantu memiliki struktur yang padat di otot yang dapat membelokkan cahaya menjadi warna pelangi, yang ditemukan para peneliti setelah menyorotkan berbagai lampu dan laser ke tubuhnya di lab. Saat ikan lele hantu berenang, otot-otot itu mengendur dan mengencang, memancarkan berbagai warna yang berkilauan.

Kulit tembus pandangnya yang memungkinkan sekitar 90 persen cahaya dari luar masuk, sangatlah penting.

"Kita tidak akan dapat melihat warna jika kulit ikan tidak begitu transparan," ujar Zhao.

Beberapa spesies menggunakan permainan warna mereka untuk menarik pasangan atau mengeluarkan sinyal peringatan, tetapi tidak jelas apakah warna ikan lele hantu memiliki tujuan, kata Rutowski.

Fosil Ikan Raksasa Ditemukan di Afrika Selatan, Mungkin Pemangsa Nenek Moyang Manusia

Fosil ikan purba jenis Xiphactinus ini mirip dengan yang ditemukan di Argentina, dan ditemukan di negara bagian Kansas AS dan sudah terjual dalam suatu lelang pada 2010. (Photo Credit: AFP Photo/ROBYN BECK)
Ilustrasi fosil ikan. (AFP Photo/ROBYN BECK)

Bicara soal ikan, peneliti Afrika Selatan pernah menggali fosil berumur 360 juta tahun yang rupanya adalah ikan raksasa yang diperkirakan memangsa nenek moyang kita.

Telah ditemukan fosil ikan purba raksasa berumur 360 juta tahun di Afrika Selatan yang diperkirakan dulunya memangsa manusia purba.

Sekitar 350 juta tahun lalu, jauh sebelum Bumi dikuasai dinosaurus, studi menemukan bahwa ikan berukuran raksasa dengan taring mematikan menguasai sungai di benua selatan kuno Gondwana.

Mengutip dari Live Science, Minggu (5/3/2023), ikan predator ini berukuran 2,7 meter dan tercatat sebagai spesies dengan tulang belakang terbesar.

Para peneliti menyebutnya Hyneria udlezinye, yang artinya "makhluk pemangsa sesama" dalam Bahasa IsiXhosa, Bahasa Pribumi Afrika Selatan, tempat tulang-tulang itu ditemukan.

"Bayangkan seekor ikan predator raksasa, dengan sebagian besar panjangnya mencapai 2 meter dan terlihat seperti aligator modern, tetapi dengan wajah lebih pendek seperti ujung torpedo," ucap co-author studi, Per Ahlberg, seorang profesor di Departemen Biologi Organisme di Uppsala University di Swedia.

Baca selebihnya di sini...

Otak Berusia 319 Juta Tahun Ditemukan di Fosil Ikan, Begini Bentuknya

Ilustrasi tentang ikan Coccocephalus wildi bersirip ray berusia 319 juta tahun, punah, yang diperkirakan memiliki panjang 6 hingga 8 inci dan merupakan karnivora. (CNN/Márcio L. Castro).
Ilustrasi tentang ikan Coccocephalus wildi bersirip ray berusia 319 juta tahun, punah, yang diperkirakan memiliki panjang 6 hingga 8 inci dan merupakan karnivora. (CNN/Márcio L. Castro).

Pemindaian tengkorak fosil ikan berusia 319 juta tahun juga pernah dilakukan dan mengarah pada penemuan tentang contoh tertua dari otak vertebrata yang terawetkan dengan baik.

Fosil tengkorak milik ikan Coccocephalus wildi yang telah punah ditemukan di sebuah tambang batu bara di Inggris lebih dari seabad yang lalu, dilansir dari CNN, Jumat (3/2/2023). Hal tersebut dijelaskan oleh para peneliti studi dalam jurnal Nature pada Rabu, 1 Februari 2023.

Fosil itu adalah satu-satunya spesimen spesies ikan yang diketahui, sehingga para ilmuwan dari Universitas Michigan di Amerika Serikat (AS) dan Universitas Birmingham di Inggris menggunakan teknik pencitraan nondestruktif dari pemindaian tomografi terkomputasi (CT) untuk melihat ke dalam tengkoraknya dan memeriksa bagian dalam struktur tubuh.

Setelah melakukannya, muncul kejutan. Gambar CT menunjukkan "gumpalan yang tidak dikenal," kata siaran pers Universitas Michigan.

Objek 3D yang berbeda memiliki struktur yang jelas dengan fitur yang ditemukan pada otak vertebrata: berbentuk simetris, berisi ruang berongga yang mirip dengan ventrikel dan memiliki filamen yang memanjang dan menyerupai saraf kranial.

Baca selebihnya di sini...

Fosil Ikan dengan Gigi Tertua Ditemukan di China

Fosil Ikan dengan Gigi Tertua Ditemukan di China.
Fosil Ikan dengan Gigi Tertua Ditemukan di China (AP/Heming Zhang).

Sebuah fosil ikan di China Selatan juga pernah ditemukan dan menjadi salah satu temuan penting bagi para ilmuwan untuk mempelajari bagaimana nenek moyang akuatik mendapatkan gigitan mereka.

Salah satunya adalah penemuan gigi utuh ikan yang memberikan petunjuk baru tentang periode kunci evolusi yang sulit untuk disempurnakan, karena hingga saat ini para ilmuwan belum menemukan banyak fosil dari era itu.

Dalam serangkaian empat penelitian, yang diterbitkan Rabu, 28 September 2022 di jurnal Nature, para peneliti merinci beberapa temuan mereka, mulai dari gigi kuno hingga spesies yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Mengutip AP, Selasa (4/10/2022), fosil tersebut berasal dari periode Silurian, era penting bagi kehidupan di Bumi dari 443 juta tahun yang lalu hingga 419 juta tahun yang lalu.

Para ilmuwan percaya bahwa nenek moyang kita yang masih berenang-renang di planet berair ini, mungkin telah mulai mengembangkan gigi dan rahang sekitar masa ini.

Hal ini memungkinkan ikan memburu mangsa, bukannya "mencari-cari" sebagai pengumpan bawah, menyaring makanan dari lumpur.

Baca selebihnya di sini...

Infografis Klaim China Vs Indonesia Terkait Laut China Selatan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Klaim China Vs Indonesia Terkait Laut China Selatan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya