Liputan6.com, Tumaco - Otoritas Kolombia sedang berusaha mengungkap misteri kapal selam yang ditemukan menyelundupkan narkoba.
Angkatan laut negara itu mengumumkan pada Minggu 12 Maret 2023 bahwa kapal selam tersebut ditemukan membawa dua jasad dan hampir tiga ton narkoba jenis kokain yang disita di lepas pantai Kolombia, di Samudera Pasifik.
Mengutip CBS News, Jumat (17/3/2023), selain itu ditemukan juga dua orang lain yang selamat dalam kapal, namun kondisinya buruk.
Advertisement
"Kondisi kesehatan orang-orang ini diduga karena menghirup asap beracun yang disebabkan oleh masalah bahan bakar di dalam kapal," kata Kapten Cristian Andres Guzman Echeverry dalam sebuah video yang dirilis oleh Angkatan Laut Kolombia.
Kapal selam sepanjang 15 meter itu membawa hampir 3 ton kokain, bernilai lebih dari $87 juta (setara Rp 1,3 triliun).
Angkatan Laut Kolombia mengatakan kapal tersebut sedang menuju ke negara di Amerika Tengah, dan penyitaan itu telah menahan lebih dari 6 juta dosis kokain dari pasar ilegal. Sementara itu, orang-orang yang diselamatkan, dua korban dan narkoba yang disita dibawa ke Tumaco, "di mana mereka diserahkan ke Korps Investigasi Teknis Kejaksaan Agung," kata pihak berwenang.
Pihak berwenang telah menerbitkan gambar penyitaan kapal selam, dan menunjukkan seorang petugas mengangkut paket dari kapal. Salah satu video muncul memperlihatkan petugas membawa korban dengan tandu di dermaga menuju sebuah ambulans.
"Angkatan Laut Kolombia akan terus menggunakan semua kemampuannya untuk menghentikan momok penyelundupan narkoba," kata Echeverry.
Baca Juga
Hasil Pemeriksaan Isi Kapal Selam Ungkap Jasad dan Narkoba Jenis Kokain
Selama pemeriksaan perangkat ilegal, yang memiliki banyak air di dalamnya, dua jasad itu ditemukan. Angkatan Laut Kolombia, setelah melakukan prosedur ini, juga menemukan alkaloid yang diangkut di dalam kapal selam tersebut.
Selanjutnya, orang-orang yang diselamatkan, jasad, dan obat-obatan terlarang diangkut ke Tumaco, Departemen Narino, di mana mereka diserahkan ke Korps Investigasi Teknis Kantor Kejaksaan Agung.
Di sana mereka menetapkan bahwa alkaloid tersebut adalah kokain hidroklorida.
Pengerahan operasional ini mendapat dukungan asing karena sering terjadinya kasus seperti ini.
Tahun lalu, angkatan laut Kolombia menyita sebuah kapal semi-submersible yang membawa empat ton kokain senilai sekitar $150 juta (sekitar Rp 2,3 triliun).
Terkadang kapal selam mereka berhasil sampai ke Amerika Utara. Seperti pada tahun 2019, sebuah kapal selam yang membawa enam ton kokain senilai lebih dari $165 juta (2,532,462,599,700.00 IDR) disita oleh Penjaga Pantai AS.
Advertisement
Kapal Selam Narco dan Kelompok FARC
Media Spanyol melaporkan bahwa kapal selam itu adalah salah satu dari tiga yang disita oleh pihak berwenang Kolombia, dengan semua diduga milik Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC).
FARC adalah kelompok gerilya Marxis-Leninis yang beroperasi di Kolombia antara tahun 1964 dan 2017, bertujuan untuk menggulingkan pemerintah negara tersebut dan mendirikan negara komunis.
Kelompok itu sempat terlibat dengan perdagangan narkoba, pemerasan, penculikan, dan kegiatan kriminal lainnya untuk membiayai pemberontakan selama puluhan tahun.
Apa yang disebut sebagai "kapal selam narco" biasanya digunakan oleh para penyelundup di wilayah tersebut untuk mengangkut narkoba.
Dipahami bahwa setiap kapal selam narco dapat membawa hingga enam ton kokain. Dirancang untuk melakukan perjalanan dengan sebagian badannya terendam agar tidak terdeteksi oleh radar dan peralatan pengawasan lainnya.
Biasanya mereka dibangun di daerah terpencil hutan Kolombia, dan desain serta konstruksinya melibatkan tingkat kecanggihan yang tinggi.
Kolombia Pemasuk Kokain Terbesar Eropa
Pada tahun 2011, polisi di Kolombia juga menahan sebuah kapal selam milik pemberontak Farc.
Kapal selam yang memiliki kapasitas untuk menampung setidaknya tujuh ton narkoba ini, ditangkap di dekat pelabuhan Pasifik Kota Buenaventura. Dengan panjang 16 meter, dilengkapi dengan sistem navigasi yang canggih, kapal ini bisa menjelajah sampai Amerika Tengah.
Otoritas meyakini kapal ini seharga US$ 2 juta dan bisa memuat lima orang awak kapal.
Banyak penyelundup kokain bermarkas di Buenaventura, tempat dimana kemiskinan dan angka pengangguran tinggi.
Kolombia merupakan pusat perdagangan kokain dunia, dan penyelundup sering mencari cara baru untuk mengirimkan narkoba, termasuk dengan kapal selam. Kolombia juga dikenal sebagai pemasuk kokain terbesar di Eropa.
Kebanyakan narkobanya diselundupkan ke Meksiko atau Amerika Tengah melalui laut, dan ke AS dan Kanada melalui jalur darat.
Advertisement