Jalan Panjang Menuju Kesetaraan Gender di Industri Media Australia

Kesetaraan gender di industri media Australia masih belum terwujudkan.

oleh Edu Krisnadefa diperbarui 22 Mar 2023, 14:01 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2023, 14:01 WIB
Jurnalis Perempuan
Ilustrasi Jurnalis Perempuan (Photo by The Climate Reality Project on Unsplash)

Liputan6.com, Canberra - Petra Buchanan telah lebih dari 30 tahun terjun ke industri media Australia. Tak hanya di Negeri Kanguru, dia juga pernah berkarier di Washington DC, Amerika Serikat.

Di bidang organisasi media, kariernya pun cemerlang. Buchanan pernah menduduki posisi sebagai CEO di Australian Subscription Television and Radio Association (ASTRA). ASTRA adalah lembaga yang mewakili industri media berbayar di Australia.

Namun, kurun waktu lebih dari seperempat abad itu seperti terasa singkat bagi Buchanan. Sebab, sepanjang kariernya itu, Petra melihat tak banyak perubahan terjadi dalam kesetaran gender di dunia media di Australia.

Ya, di matanya masih banyak yang harus dilakukan untuk mewujudkan kesetaraan gender di industri media Australia. Tidak hanya di newsroom atau ruang redaksi melainkan juga boardroom alias level-level tertinggi di sebuah perusahaan media.

Laki-laki masih sangat mendominasi industri media di Australia. Komitmen di sektor media terkait keseteraan gender dianggap masih lemah.

Dalam diskusi terbatas dengan senior editor dari Indonesia yang difasilitasi Australia Indonesia Institute, beberapa waktu lalu, Buchanan memaparkan, berdasar penelitian terakhir Women in Media, wanita di industri media Australia masih belum terdengar suaranya.

Women in Media adalah sebuah lembaga non-profit yang dibangun oleh dan untuk wanita di media Australia, di mana Buchanan menjadi salah satu penasihatnya.

Kondisi ini bisa dibilang ironis, mengingat sarjana-sarjana lulusan jurnalistik, marketing, dan komunikasi di Australia justru lebih banyak wanita dibanding pria.

Kesetaraan gender dalam media, keterwakilan secara seimbang dalam industri media dianggap penting. Sebab, setengah dari populasi Australia adalah kaum hawa.

Tidak setaranya keterwakilan perempuan dalam industri media di Australia dikhawatirkan menimbulkan dampak langsung dalam persepsi gender di masyarakat Australia.

Jurnalis Pria Mendominasi

Women in Media
Diskusi terbatas Australia-Indonesia Senior Editor di Canberra, Australia (Istimewa)

Dalam penelitian yang menggandeng Isentia, sebuah perusahaan data di Australia, Women in Media menemukan, dalam hal peliputan, jurnalis pria masih begitu mendominasi di area-area liputan strategis.

Terutama di bidang olahraga, keuangan, dan politik di mana keterwakilan perempuan hanya 18, 37, dan 41 persen dibanding pria yang mencapai 82, 63, dan 59 persen.

Dalam diskusi yang dimoderatori Virginia Haussagger dan dihadiri penulis buku Chaterine Fox dan perwakilan ABC News, Rhiannon Hobbins, itu juga terungkap minimnya penggunaan narasumber perempuan di pemberitaan media Australia.

Penelitian yang melibatkan 18,346 laporan dari media, radio, dan televisi ini dan dirilis Februari 2023 ini, menemukan data, dari total pemberitaan di Australia hanya 30 persen persen menggunakan kutipan dari narasumber perempuan.

Hanya di dua area, lifestyle dan pendidikan, kutipan atau narasumber perempuan lebih banyak digunakan, mencapai 61 dan 56 persen.

Fakta ini baru "menghasilkan" poin "86" dari "100" dalam Scorecard media gender yang jadi parameter Women in Media untuk menentukan kesetaraan gender telah terjadi di industri media Australia.

Memang, angka itu naik delapan poin dari tahun 2016. Namun, dalam trajectory yang digunakan Women in Media, keseteraan gender dalam media Australia baru akan terjadi pada tahun 2034. Itu pun baru mencapai "98" alias mendekati "100".

"Lebih dari 10 tahun adalah waktu yang terlalu lama untuk mewujudkan keterwakilan yang seimbang bagi perempuan sebagai penulis, sumber, ataupun ahli di media," ujar Buchanan. "Dibutuhkan langkah-langkah strategis untuk mengakselerasi perubahan ini."

 

Call to Action

Ilustrasi jurnalis, wartawan, pers, media. (Freepik/Macrovector)
Ilustrasi jurnalis, wartawan, pers. (Freepik/Macrovector)

Dari hasil penelitian ini, Women in Media pun merekomendasikan sejumlah hal untuk mempercepat kesetaraan gender di industri media Australia.

Salah satunya adalah merekomendasi berbagai industri dan organisasi untuk menyiapkan sosok-sosok perempuan yang bisa dijadikan ahli atau narasumber pemberitaan dengan melakukan training-training khusus, misalnya.

Women in Media juga meminta media untuk punya komitmen meningkatkan keterlibatan perempuan dalam peliputan-peliputan strategis untuk mengimbangi persentase gender di populasi Australia, 50:50.

Media juga diminta komit untuk melibatkan jurnalis perempuan di isu-isu atau bidang-bidang peliputan strategis, utamanya olahraga, keuangan, kesehatan, dan politik.

Dalam hal pemberitaan, Women in Media juga merekomendasikan media-media agar fokus dalam kesetaraan gender.

Projek 50:50

Upaya strategis juga dilakukan ABC News. Sejak tahun 2019, mereka bergabung dengan BBC untuk menggelar "50:50 The Equality Project".

Mereka pun membuat berbagai metode dan startegi. Seperti membuat konten khusus untuk audiens perempuan, projek-projek khusus untuk menjangkau audiens perempuan yang lebih banyak, atau bahkan membuat ikatan yang lebih kuat dengan komunitas-komunitas perempuan.

Hasilnya, dari hanya sekitar 30 persen keterwakilan di awal projek, pada Maret 2022 mereka mampu mewujudkan 49 persen keterwakilan perempuan di media tersebut.

 

Banner Infografis Indonesia Australia
Hubungan Indonesia Australia (Liputan6.com/Trieyas)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya