Demi Mencegah Kecelakaan Nuklir, IAEA Dorong Rusia dan Ukraina Capai Kesepakatan atas PLTN Zaporizhzhia

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia berada di bagian Ukraina yang sebagian diduduki Rusia.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 30 Mar 2023, 09:22 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2023, 08:31 WIB
Foto yang dirilis IAEA ini menunjukkan Sekjen IAEA Rafael Mariano Grossi berdiri di samping kendaraan PBB dalam perjalanannya menuju Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia, di tenggara Ukraina, Rabu (29/3/2023). (Dok. IAEA via AP)
Foto yang dirilis IAEA ini menunjukkan Sekjen IAEA Rafael Mariano Grossi berdiri di samping kendaraan PBB dalam perjalanannya menuju Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia, di tenggara Ukraina, Rabu (29/3/2023). (Dok. IAEA via AP)

Liputan6.com, Kyiv - Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Mariano Grossi mengunjungi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar di Eropa pada Rabu (29/3/2023). Dia memperingatkan bahwa mudah untuk melihat bukti pertempuran intensif di daerah yang menimbulkan ancaman bagi keamanan fasilitas itu, mencatat bahwa kerusakan akibat serangan pada November lalu cukup parah.

Pertempuran yang meningkat membuat Grossi mendesak solusi untuk mencegah kecelakaan nuklir yang berpotensi menimbulkan bencana di PLTN Zaporizhzhia.

"Jelas bahwa daerah ini menghadapi fase yang mungkin lebih berbahaya," kata Grossi tentang fasilitas tersebut, yang berada di bagian Ukraina yang sebagian diduduki Rusia, seperti dilansir AP, Kamis (30/3/2023). "Kita harus meningkatkan upaya untuk mencapai kesepakatan tentang perlindungan PLTN."

Grossi telah berjuang untuk mencapai kesepakatan dengan pihak berwenang Rusia dan Ukraina demi mengamankan PLTN, yang beberapa kali terkena serangan selama perang Ukraina. Situs tersebut juga mengalami beberapa kali kehilangan daya eksternal yang diperlukan untuk mendinginkan enam reaktor yang mati, sehingga terpaksa mengandalkan generator cadangan darurat.

Kunjungan pada Rabu ke PLTN Zaporizhzhia adalah yang kedua bagi Grossi sejak dimulainya perang Ukraina. Selama berbulan-bulan dia bernegosiasi untuk mengamankan seluruh zona di sekitar kompleks PLTN Zaporizhzhia, tetapi dalam kunjungan terbarunya dia mengatakan bahwa konsep tersebut kini lebih fokus pada perlindungan PLTN itu sendiri.

Grossi mengaku, dia sedang mengerjakan "langkah-langkah realistis" dan telah mempersempit ruang lingkup dengan harapan mencapai kesepakatan tentang rencana yang dapat diterima baik Rusia maupun Ukraina.

Dia tidak memberikan rincian tentang apa yang dimaksudnya tersebut, tetapi mengatakan bahwa tidak menggunakan fasilitas itu sebagai platform militer sangat penting karena menempatkan peralatan militer yang berat di sana dapat menjadikannya target.

"Sama halnya, tentu saja tidak boleh ada serangan, tidak ada penargetan," ungkap dia.

Rusia mengambil alih PLTN Zaporizhzhia setelah invasi ke Ukraina pada Februari 2022 dan Kyiv menentang proposal apapun yang akan melegitimasi kendali Rusia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Rusia dan Ukraina Harus Mencapai Kesepakatan

Potret 1 Tahun Invasi Rusia ke Ukraina
Tentara Ukraina menembakkan sistem artileri Pion ke posisi Rusia dekat Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina, 16 Desember 2022. Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO dan sejumlah pengamat mengungkapkan perang bisa terjadi dalam beberapa bulan, tahun atau bahkan hingga waktu yang tak terbatas. (AP Photo/LIBKOS, File)

IAEA, yang berbasis di Wina, Austria, telah merotasi tim inspeksi di pembangkit listrik tersebut sejak kunjungan Grossi pada September 2023. Grossi menggarisbawahi bahwa adalah tugasnya untuk meningkatkan pembicaraan antara Kyiv dan Moskow yang bertujuan menjaga fasilitas Zaporizhzhia dan menghindari bencana.

Dia mengklaim bahwa kesepakatan itu "hampir" tercapai.

Pada Senin (27/3), Grossi telah bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan "kemungkinan besar" dia akan bertandang ke Moskow dalam beberapa hari mendatang.

Namun, dalam kesempatan terpisah, Presiden Zelensky mengatakan bahwa dia kurang optimistis kesepakatan sudah dekat.

"Saya tidak merasakannya hari ini," katanya.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya