Liputan6.com, Bogota - Kolombia mengatakan bahwa biaya pemindahan 70 kuda nil milik mendiang gembong narkoba Pablo Escobar ke cagar alam di luar negeri akan mencapai US$ 3,5 juta atau sekitar Rp52,7 miliar.
Escobar awalnya membawa beberapa ekor hewan dari Afrika ke Kolombia pada akhir 1980-an. Tetapi setelah kematiannya pada tahun 1993, hewan-hewan itu dibiarkan berkeliaran bebas di daerah berawa yang panas di departemen Antioquia, di mana otoritas lingkungan tidak berdaya untuk mengekang perkembangan mereka sehingga jumlahnya semakin banyak.
Baca Juga
Dilansir The Guardian, Kamis (30/3/2023), pihak berwenang mengatakan bahwa mereka berencana menangkap dan memindahkan kuda nil tersebut dalam beberapa bulan mendatang, dengan 10 ekor menuju Cagar Alam Ostok di Meksiko utara, dan 60 lainnya menuju fasilitas yang belum disebutkan namanya di India.
Advertisement
"Seluruh operasi menelan biaya sekitar US$ 3,5 juta," kata pemilik suaka alam Ostok Ernesto Zazueta.
Zazueta dan gubernur setempat di wilayah Kolombia, mengatakan mereka berencana untuk menarik para kuda nil dengan umpan ke dalam kandang, di mana mereka akan tetap dikurung sebelum dimasukkan ke dalam peti khusus untuk dipindahkan.
Sejak kuda nil melarikan diri setelah kematian Escobar, pemerintah telah berulang kali gagal menjinakkan populasi yang membludak, yang menjadikan cekungan Sungai Magdalena sebagai rumah mereka.
Pada tahun 2009, ia juga mencoba memusnahkan hewan tetapi berhenti setelah muncul kemarahan nasional.
Meski ada program sterilisasi, kuda nil berkembang biak lebih cepat daripada yang dapat ditemukan, ditangkap, dan dikebiri oleh para ahli setempat.
Merusak Ekosistem
Dari empat kuda nil asli yang melarikan diri dari perkebunan Escobar, sekitar 130 ekor masih ada saat ini hingga jadi populasi terbesar di luar Afrika. Tanpa predator alami untuk mengendalikan mereka, populasi mereka akan terus tumbuh secara eksponensial. Sebuah penelitian memperkirakan bahwa pada tahun 2034 kuda nil ini akan mencapai 1.400 ekor.
Penelitian telah memperingatkan bahwa kuda nil merusak ekosistem di Magdalena – sungai terbesar di salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbanyak di dunia. Setiap kuda nil makan sekitar 40 kg rumput setiap malam yang berarti kotoran mereka meracuni air, membunuh ikan, dan membahayakan keanekaragaman hayati sungai.
Kuda nil juga semakin berkonflik dengan penduduk setempat dan serangan kuda nil menjadi lebih umum dalam beberapa tahun terakhir.
Kementerian lingkungan menyatakan kuda nil sebagai spesies invasif tahun lalu, yang membuka kemungkinan untuk dimusnahkan. Tetapi, rencana pemindahan kuda nil dipandang sebagai langkah terakhir untuk menyelamatkan nyawa mereka.
Advertisement