Pendeta Kristen Terkemuka di AS Jadi Mualaf, Kutip Surat Al-A'raf: Masuk Islam Seperti Pulang ke Rumah

Seorang Pendeta Kristen terkemuka bernama Hilarion Heagy, yang tinggal di California, Amerika Serikat, masuk Islam dan mengubah namanya menjadi Said Abdul Latif.

oleh Linda Sapira diperbarui 03 Apr 2023, 21:00 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2023, 21:00 WIB
Pendeta terkenal di AS masuk Islam, surat Al Araf ayat 172 menjadi alasannya (Source: Instagram/ @cayirova.haber)
Pendeta terkenal di AS masuk Islam, surat Al Araf ayat 172 menjadi alasannya (Source: Instagram/ @cayirova.haber)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang Pendeta Kristen terkemuka bernama Hilarion Heagy, yang tinggal di California, Amerika Serikat, masuk Islam dan mengubah namanya menjadi Said Abdul Latif.

Dia mengumumkan dalam sebuah posting melalui blognya, tentang perjalanannya menuju Islam, Hilarion menyatakan keputusannya sebagai 'kembali ke Islam' dan itu 'seperti pulang ke rumah'.

"Setelah puluhan tahun merasa tertarik pada Islam dalam berbagai tingkatan, saya akhirnya memutuskan untuk mengambil risiko. Rasanya benar-benar seperti "pulang", keyakinan saya pertama sejak lahir. Bahkan sebelum kami lahir, kami hanya menyembah Tuhan dan tunduk kepadanya," tulisnya dalam postingan blog.

Menurutnya, ia sudah merasakan percikan Islam dalam dirinya sejak 20 tahun yang lalu, namun ia menyatakan benar-benar menerima Islam ketika dia mengumumkan diri telah menjadi mualaf. "Seseorang tidak bisa menjadi pendeta dan biarawan di depan umum, dan seorang Muslim secara pribadi," katanya.

Sosok Pendeta dan Biarawan yang Sangat Dihormati 

Hilarion Heagy, awalnya seorang pendeta asal Amerika yang dulunya merupakan seorang biarawan Ortodoks Rusia, dan sangat dihormati di antara para pengikutnya.

Melansir dari siasat.com, Senin (3/4/2023), dia diketahui bergabung dengan Antiochian Orthodox Church (Gereja Ortodoks Antiokhia) sekitar tahun 2003, sebelum keluar pada tahun 2007 dan beralih ke Catholic Church of the East (Gereja Katolik Timur). 

Hilarion Heagy lulus dari Convent of the Holy Resurrection di St Nazianz, Wisconsin, lalu menjadi seorang pendeta Katolik Bizantium dan baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk mendirikan Eastern Christian monastery, sebuah biara Kristen Timur di California. Namun semua itu tak terlaksana, ia hijrah memeluk Islam satu bukan setengah sebelum mengulasnya di blog pribadi pada 27 Desember 2022.

 

Dia Mengatakan Tentang Pertobatannya dengan Mengutip Surat Al-A'raf

Ilustrasi Shalat (pexels)
Ilustrasi Shalat (pexels)

Abdul Latif mengatakan tentang pertobatannya seperti "kembali ke Timur" dan kembali ke "identitas asalnya," seraya memberikan penjelasan dengan mengutip firman Allah dalam surat Al-A'raf ayat 172. 

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi." — surat Al- Qur'an Al-A'raf ayat 172. 

"Karena alasan inilah para mualaf sering tidak berbicara banyak tentang 'konversi' seperti mereka berbicara tentang 'kembali' ke Islam - keyakinan memegang teguh agama kita, merupakan proses panjang untuk kembali," tambahnya.

"Masa depan tidak pasti bagi saya. Selalu ada ketakutan saat Anda melakukan lompatan dalam kegelapan. Namun, saya merasakan kedamaian seperti itu. Sebuah kesenangan, kelegaan, dan ketertarikan saya terhadap Islam selama 20 tahun akhirnya membawa saya pulang. Sekarang mulailah bekerja untuk masuk lebih dalam ke dalam iman. Sebuah pembelajaran yang lebih dalam. Cinta untuk Islam. Cinta untuk umat. Cinta untuk rasul," tuturnya.

Dalam blognya, Abdul Latif mengatakan "untuk memulai hidup baru saya sebagai seorang Muslim, saya merasa penting untuk kembali ke Timur - untuk pulang - ke tempat di mana perjalanan saya ke dalam Islam dimulai sekitar 20 tahun yang lalu di sebuah Islamic center kecil di sebuah kota universitas di Appalachia."

"Dan inilah saya. Kembali ke Timur. Kembali ke asal. Kembali ke Awal. Kembali ke Rumahku. 'Identitas primordial' saya. La ilaha illa 'llah, Muhammadur-Rasulullah."

Cerita Pendeta Lainnya yang Memutuskan Menjadi Mualaf

Ilustrasi puasa Ramadhan
Ilustrasi puasa Ramadhan (dok.unsplash/ Artur Aldyrkhanov)

Terlepas dari cerita Hilarion Heagy masuk islam yang terinspirasi dari surat Al-Araf, justru kisah ini bermula menceritakan pendeta yang menjadi mualaf setelah melihat upacara Seb-i Arus, yaitu acara malam reuni Rumi dengan Tuhan.

Acara ini untuk memperingati wafatnya ulama, penyair dan tokoh sufi ternama, Jalal ad-Din Muhammad Rumi.

Seorang pendeta Katolik dari Amerika Serikat, yang dipengaruhi oleh cendekiawan, penyair, dan aliran sufi mistik Islam abad ke-13, Mevlana Jalaluddin al-Rumi, masuk Islam dan mengubah namanya menjadi Ismail. 

Melalui sepenggal kisah yang dimuat Anadolu Agency yang dikutip Minggu, 26 Maret 2023, Ismail diketahui lahir pada tahun 1955 di negara bagian Carolina Utara AS. Pria bernama asli Craig Victor Fenter itu dibesarkan di Los Angeles, bersekolah di sekolah katolik sesuai permintaan keluarga dan menjadi seorang pendeta.

Sebelum masuk Islam, Fenter sempat mengajar kelas agama di sejumlah universitas di AS selama satu dekade. Tapi seiring berjalannya waktu, dia mulai merasakan kehampaan spiritual.

Baca selengkapnya di sini... 

Kisah Pria Mualaf Jalani Puasa Pertama, Penuh Tantangan di Bulan Ramadhan

Ilustrasi membaca doa. (dok.freepik.com)
Ilustrasi membaca doa. (dok.freepik.com)

Selain itu, kisah-kisah para mualaf yang baru memeluk Islam tentu penuh dengan tantangan, kebaikan dan pelajaran. Seperti kisah seorang pemuda bernama Adam Kelvin. Ia adalah seorang mualaf yang telah memeluk Islam melalui studi beberapa tahun terakhir.

Adam atau nama aslinya Eh Jun Guang bercerita kepada publik tentang tantangan hidup sebagai seorang mualaf saat pertama kali menjalankan ibadah puasa. Pengalaman itu diceritakan melalui laman media sosial Facebook-nya, seperti dilansir Liputan6.com dari Siakap Keli, Rabu, 29 Maret 2023.

Sebelum menjadi mualaf, Adam tidak pernah memikirkan puasa. Dan ketika bulan Ramadhan tiba, Adam selalu berpikir bagaimana umat Islam bisa bertahan berpuasa tanpa makan dan minum.

"Beberapa tahun sebelum memeluk Islam, saya mencoba belajar puasa bersama teman-teman Muslim saya di sekolah. Hari pertama itu, saya merasa ingin mati. Haha.. Namun, lama kelamaan membaik. Nikmatnya bisa makan setelah seharian berpuasa adalah yang terbaik!," katanya. 

Dia mengatakan, dengan latihan awal, dia tidak masalah berpuasa selama sebulan setelah masuk Islam. Sementara itu, Adam berhasil menyisipkan sedikit kisah sedih seorang mualaf lainnya saat mengikuti kelas Muslimah Baru di Ampang.

Baca selengkapnya di sini... 

Infografis Jadwal Imsakiyah 1444 H Ramadhan 2023 untuk DKI Jakarta
Infografis Jadwal Imsakiyah 1444 H Ramadhan 2023 untuk DKI Jakarta (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya