Liputan6.com, Washington - Donald Trump memiliki banyak gelar dalam 76 tahun hidupnya: CEO, pembawa acara reality show, raja kasino, pemilik kontes kecantikan, dan presiden ke-45 Amerika Serikat (AS) adalah beberapa di antara banyak sebutan bagi dirinya yang diketahui publik.
Dan pada Selasa (4/4/2023) sore, ketika Trump mendatangi gedung Pengadilan Distrik Manhattan, dia resmi mendapat gelar baru yaitu, terdakwa kriminal. Gelar tersebut belum pernah dimiliki oleh presiden atau mantan presiden AS sepanjang sejarah.
Baca Juga
Kedatangan Trump ke Pengadilan Distrik Manhattan adalah sebagai bentuk penyerahan diri untuk mendengar pembacaan dakwaan terhadap dirinya. Dia dituduh melakukan 34 tindak pidana pemalsuan catatan bisnis, termasuk skandal suap sebesar US$ 130 ribu terhadap artis porno Stormy Daniels pada tahun 2016, beberapa hari sebelum dia terpilih sebagai presiden.
Advertisement
Uang suap itu disebut sebagai imbalan tutup mulut bagi Daniels atas dugaan perselingkuhannya dengan Trump. Mantan pengacara Trump, Michael Cohen, telah mengakui bahwa dirinya yang mengatur pembayaran terhadap Daniels.
Cohen telah menjalani hukuman di penjara federal setelah mengaku bersalah pada tahun 2018 atas penghindaran pajak dan pelanggaran dana kampanye sehubungan dengan pembayaran suap terhadap Daniels.
Meski masih dikawal oleh agen Dinas Rahasia dan tidak diborgol saat mendatangi Pengadilan Distrik Manhattan, Trump sejatinya telah ditangkap dan ditahan.
Mengutip BBC dan AP, ketika seseorang diambil sidik jarinya dan diproses maka yang bersangkutan dianggap ditangkap dan ditahan. Dan itulah yang terjadi pada Trump.
Setelah panitera membacakan dakwaan terhadap Trump, Hakim Juan Merchan meminta pembelaannya.
"Tidak bersalah," ujar Trump singkat seperti dikutip dari CBS News, Rabu (5/4).
Trump telah membantah melakukan hubungan seksual dengan Daniels. Trump, seorang Republikan yang telah mengumumkan pencalonannya dalam Pilpres 2024, telah berulang kali menuduh Jaksa Wilayah Manhattan Alvin Bragg, yang merupakan seorang Demokrat, mengincarnya karena permusuhan politik.
Investigasi yang membuat Trump dijerat 34 dakwaan bermula pada tahun 2018 di bawah pendahulu Bragg, Cyrus Vance Jr. Awalnya, investigasi berfokus pada suap kepada Daniels, sebelum berkembang menjadi penyelidikan besar-besaran terhadap keuangan Trump.
Trump Irit Bicara Selama Persidangan
Selama hampir satu jam persidangan, Trump dilaporkan duduk dengan tubuh menghadap ke depan. Dia sering menoleh untuk menatap pengacaranya dan jaksa penuntut saat mereka berbicara.
CBS News melaporkan bahwa Trump, yang mengenakan jas biru tua dan dasi merah, berbicara lima kali dalam persidangan menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya. Kata-katanya sesingkat "ya" dan "saya bersedia".
Dalam persidangan, jaksa meminta Merchan untuk memperingatkan Trump agar tidak memicu kegaduhan melalui unggahan-unggahannya di media sosial. Jaksa Christopher Conroy mengutip, antara lain, sebuah unggahan Trump di akun Truth Social-nya, di mana dia memegang tongkat baseball di dekat kepala Bragg.
Merchan kemudian meminta pengacara Trump mengingatkan kliennya untuk tidak membuat pernyataan yang dapat menyebabkan kekerasan atau kerusuhan sipil.
"Tolong jangan terlibat dalam kata-kata atau perilaku yang membahayakan supremasi hukum," ungkap Merchan, seraya menambahkan bahwa peringatan serupa juga berlaku kepada para saksi.
Ketika sidang selesai, Trump pergi secepat dia datang. Adapun persidangan selanjutnya akan berlangsung pada 4 Desember 2023.
Advertisement
Proses Hukum di Wilayah Lainnya Menanti Trump
Trump juga menghadapi proses hukum di beberapa wilayah lain. Di Fulton County, Georgia, Jaksa Wilayah Fani Willis mempertimbangkan apakah akan mengajukan dakwaan atas dugaan upaya Trump dan lebih dari selusin sekutunya merusak hasil Pilpres 2020, yang dimenangi Joe Biden. Juri khusus disebut melakukan penyelidikan selama enam bulan pada tahun lalu dan melaporkan temuannya kepada Willis pada Januari.
Di Washington, penasihat khusus Jack Smith mengawasi dua penyelidikan Kementerian Kehakiman AS atas dugaan upaya mengganggu pengalihan kekuasaan yang sah setelah Pilpres 2020 dan penanganan Trump atas dokumen sensitif pemerintah yang ditemukan di kediamannya, Mar-a-Lago, termasuk kemungkinan dia menghalangi upaya untuk mengambil kembali dokumen-dokumen itu.
Dan beberapa blok dari gedung Pengadilan Distrik Manhattan, tempat Trump disidang pada Selasa, adalah kantor Jaksa Agung New York, yang pada September 2022 menggugat Trump, tiga anaknya, dan perusahaan mereka sebesar US$ 250 juta atas tuduhan penipuan yang meluas selama lebih dari satu dekade. Jaksa menuntut serangkaian sanksi untuk melumpuhkan perusahaan mereka.
Seperti halnya pada Selasa, Trump pun membantah melakukan kesalahan dalam semua kasus tersebut.